Selasa, 30 Oktober 2012

KEDATUAN DI GUMI SASAK 1


BAB 1
PENDAHULUAN
1.      KERAJAAN SELAPARANG
1.1.Asal – Usul Kerajaan Selaparang
Buku Sejarah Daerah Nusa Tenggara Barat (2002) mencatat setidak – tidaknya 3 ( tiga ) pendapat tentang asal muasal kerajaan Selaparang. :
1. Pertama
Disebutkan bahwa kerajaan ini merupakan proses kelanjutan dari kerajaan tertua di pulau Lombok, yaitu Kerajaan Desa Lae' yang diperkirakan berkedudukan di Kecamatan Sambalia, Lombok Timur sekarang. Dalam perkembangannya masyarakat kerajaan ini berpindah dan membangun sebuah kerjaan baru, yaitu kerajaan Pamatan di Kecamatan Aikmel dan diduga berada di Desa Sembalun sekarang. Dan ketika Gunung Rinjani meletus, penduduk kerajaan ini terpencar-pencar yang menandai berakhirnya kerajaan. Betara Indra kemudian mendirikan kerajaan baru bernama Kerajaan Suwung, yang terletak di sebelah utara Perigi sekarang. Setelah berakhirnya kerajaan yang disebut terakhir, barulah kemudian muncul Kerajaan Lombok atau Kerajaan Selaparang.

2.   Kedua
Disebutkan bahwa setelah Kerajaan Lombok dihancurkan oleh tentara Majapahit, Raden Maspahit melarikan diri ke dalam hutan dan sekembalinya tentara itu Raden Maspahit membangun kerajaan yang baru bernama Batu Parang yang kemudian dikenal dengan nama Kerajaan Selaparang.

3.    Ketiga
Disebutkan bahwa pada abad XII, terdapat satu kerajaan yang dikenal dengan nama kerajaan Perigi yang dibangun oleh sekelompok transmigran dari Jawa di bawah pimpinan Prabu Inopati dan sejak waktu itu pulau Lombok dikenal dengan sebutan Pulau Perigi. Ketika kerajaan Majapahit mengirimkan ekspedisinyo ke Pulau Bali pada tahun 1443 yang diteruskan ke Pulau Lombok dan Dompu pada tahun 1357 dibawah pemerintahan Mpu Nala, ekspedisi ini menaklukkan Selaparang (Perigi?) dan Dompu.

Agak sulit membuat kompromi penafsiran untuk menemukan benang merah ketiga eskripsi di atas. Minimnya sumber-sumber sejarah menjadi alasan yang tak terelakkan. Menurut Lalu Djelenga (2004), catatan sejarah kerajaan-kerajaan di Lombok yang lebih berarti dimulai dari masuknya Majapahit melalui exspedisi di bawah Mpu Nala pada tahun 1343, sebagai pelaksanaan Sumpah Palapa Maha Patih Gajah Mada yang kemudian diteruskan dengan inspeksi Gajah Mada sendiri pada tahun 1352. Selaparang dan Pejanggik sangat mengetahui Bahasa Kawi. Bahkan kemudian dapat menciptakan sendiri aksara Sasak yang disebut sebagai jejawen. Dengan Modal Bahasa Kawi yang dikuasainya, aksara Sasak dan Bahasa Sasak, maka para pujangganya banyak mengarang, menggubah, mengadaptasi, atau menyalin manusia Jawa kuno ke dalam lontar-lontar Sasak. Lontar-lontar dimaksud, antara lain Kotamgama, lapel Adam, Menak Berji, Rengganis, dan lain-lain. Bahkan para pujangga juga banyak menyalin dan mengadaptasi ajaran-ajaran sufi para walisongo, seperti lontar-lontar yang berjudul Jatiswara, Lontar Nursada dan Lontar Nurcahya. Bahkan hikayat-hikayat Melayu pun banyak yang disalin dan diadaptasi, seperti Lontar Yusuf, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Sidik Anak Yatim, dan sebagainya.

1.2.Daerah Kekuasaan Kerjaaan Selaparang
Setelah runtuhnya kerajaan Majapahit, kerajaan-kerajaan kecil di pulau Lombok seperti kerajaan Selaparang, Langko, Pejanggik, Sokong dan Bayan dan beberapa desa kecil seperti Pujut,Tempit, Kedaro, Batu Dendeng, Kuripan, Kentawang merupakan kerajaan-kerajaan kecil yang merdeka. Dalam babad Lombok disebutkan batas-batas wilayah kekuasaan Selaparang meliputi:sebelah utara berbatasan dengan Sokong dan Bayan, sebelah selatan berbatasan dengan Kokok Belimbing, sebelah barat berbatasandengan Tegal Sampopo ke arah utara sampai Denek Mingkar (sebelah barat daerah ini ditemukan Sari Kuning) sedangkan batas timur tidak disebutkan. Dengan demikian wilayah Selaparang pada waktu itu meliputi sebagian besar Lombok Timur. Disebutkan pula bahwa Lombok dan Sumbawa berada di bawah kekuasaan seorang raja di Lombok.

1.3.Hubungan Selaparang Dengan Kerajaan-Kerajaan Lain
Kerajaan-kerajaan kecil lainnya seperti Sokong, Bayan,Langko, Kedaro, Parwa, Sarwadadi, dan Pejanggik mengakui Selaparang sebagai induk atau kakaknya. Hubungan di antara mereka penuh dengan persaudaraan, hidup rukun dan damai, tak ada gesekansehingga mereka tidak membutuhkan tentara reguler yang dipersenjatai. Apabila situasi membutuhkan pertahanan, maka rakyatsiap bangkit membela negara. Pejabat yang mengurusi masalah pertahanan dan keamanan disebut Dipati. Dengan demikian, persekutuan hukum masyarakat yang tertinggi di Lombok telah adasejak tahun 1543M.Sebagai kerajaan yang kuat, Selaparang juga melakukan hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di luar pulau Lombok seperti dengan beberapa kerajaan di Kalimantan. Dalam Hikayat Banjarmasin disebutkan bahwa seorang bangsawan Banjar bernama Raden Subangsa pergi ke Selaparang mengawini seorang putri raja.Dari perkawinan tersebut lahir Raden Mataram. Setelah istrinya meninggal, Raden Subangsa kawin lagi dengan Putri Selaparang di Sumbawa dan melahirkan Raden Banten.Selanjutnya tahun 1618M kerajaan Goa menaklukkankerajaan-kerajaan di Sumbawa Barat yang kemudian dipersatukandengan kerajaan Selaparang. Sejak keberhasilan Goa merebutLombok dari Bali pada tahun 1640 M, maka proses Islamisasi pun berjalan semakin mantap. Dalam usaha mengembangkan pengaruhnya di Lombok, masing-masing kerajaan meningkatkanhubungan melalui perkawinan antara kedua belah pihak (kerajaanSelaparang dan kerajaan Gowa). Hal ini dapat diketahui dari nama-nama gelar seperti Pemban Selaparang, Pemban Pejanggik, PembanParwa. Sedangkan kerajaan kecil lainnya yang bersifat otonom,rajanya disebut Datu seperti Datu Bayan, Langko, Sokong, Kuripan,Pujut dan lain-lainnya.

1.4.Ancaman Dari Kerajaan Gelgel Dan Karangasem
Setelah masuknya agama Islam, kerajaan Selaparangmengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini rupanya menjadihambatan bagi ekspansi sosial-ekonomi kerajaan Gelgel di Bali. Padatahun 1520 M, Gelgel mencoba melakukan penyerangan tetapi tidak  berhasil. Kemudian pada tahun 1530 M, Gelgel melakukan usahasecara damai dengan mengirimkan utusan yang dipimpin olehDanhyiang Nirartha sambil memasukkan paham baru berupasinkretisme Hindu-Islam. Walaupun tidak begitu lama mengajarkansinkretisme ini, ajarannya telah dapat mempengaruhi beberapa pemimpin di Lombok yang belum lama masuk Islam. KeberhasilanSelaparang menghambat laju masuknya kerajaan Gelgel salahsatunya juga karena mendapatkan perlindungan dari kerajaan Gowadi Makassar.Ditandatanganinya Perjanjian Bongaya di Klungkung Balitahun 1667 M menyebabkan pulau Lombok dan Sumbawadinyatakan lepas dari pengaruh Goa dan Tallo. Makakerajaan¬kerajaan di Bali pun kembali mencurahkan perhatiannya ke pulau Lombok dengan mengirim ekspedisi tahun 1667 M dan 166M. Tetapi kedua invasi tersebut dapat dipukul mundur olehSelaparang dengan bantuan dari prajurit Sumbawa.Kekalahan yang dialami oleh Gelgel tidak membuatnya berputus asa. Pada tahun 1690 M, Gelgel membuat pangkalan militer di Pagutan dan Pagesangan yang dikoordinasi oleh kerajaanKarangasem. Strateginya yaitu dengan mengirimkan utusan berupa pasukan pendahulu yang beragama Islam yang dipimpin oleh PatihArya Sudarsana (beragama Islam). Patih Arya Sudarsana berhasilmenyusup ke Selaparang sehingga terjadi konflik antar kedua-belah pihak. Dalam peperangan tersebut, pasukan Arya Sudarsana berhasildidesak sampai Suradadi, tepatnya di daerah Reban Talat, tetapi AryaSudarsana tidak berhasil ditangkap. Dalam peperangan inipunkerajaan Selaparang mendapatkan bantuan dari kerajaan Sumbawa dibawah pimpinan Amasa Samawa (1723-1725 M). Sebagian Bekas prajurit Sumbawa itu kemudian menetap di Lombok dan menjadicikal-bakal atau nenek moyang dari penduduk desa Rempung,Jantuk, Siren Rumbuk, Kembang Kerang Daya, Koang Berora,Moyot dan yang lainnya. Para penduduk tersebut sebagian besar  berbahasa Taliwang hingga saat ini.

1.5.Keruntuhan  Kerajaan Selaparang
Kekalahan Gowa oleh Belanda memaksa Gowamenandatangani "Perjanjian Bongaya" pada tanggal 18 November 1667 M. Sejurus kemudian VOC mengusir kekuasaan Goa dariLombok dan Sumbawa. Pada tahun 1673M Belanda memindahkan pusat kerajaan dari pulau Lombok ke Sumbawa untuk memusatkankekuatan. Hal ini diketahui dari berita-berita tahun 1673M dan 1680M tentang pertanggungjawaban raja Sumbawa atas daerah Lombok.Kemudian pada tahun 1674 M, Sumbawa mendandatangani perjanjian dengan VOC yang isinya bahwa Sumbawa harusmelepaskan Selaparang.Setelah Selaparang lepas dari kekuasaan Sumbawa, makaVOC menempatkan regent dan pengawas. KetidaksetujuanSelaparang terhadap VOC yang menempatkan regent dan pengawasini telah menyebabkan terjadinya pemberontakan Selaparang padatanggal 16 Maret 1675 M. Untuk memadamkan pemberontakantersebut, VOC di bawah Kapten Holsteiner menangkapi para pemimpin Selaparang. Mereka masing-masing adalah: Raden AbdiWirasentana, Raden Kawisangir Koesing, dan Arya Boesing. Merekadihukum denda dengan membayar 5.000 sampai 15.000 batang kayusepang dalam jangka waktu 3tahun.Sejak kedatangan VOC ke Lombok hingga tahun 1691 M,akhirnya kerajaan Selaparang mengalami kemunduran. KarangasemBali bersama Arya Banjar Getas berperang melawan raja-raja diLombok. Pada tahun 1740 M terjadi peperangan di Tanaq Beaq yangdimenangkan oleh pihak Karangasem. Sejak saat itu maka tamatlah riwayat kerajaan Selaparang.
Pemakaman Kerajaan Selaparang


2.      KEDATUAN LANGKO.
  2.1. Asal Usul Kedatuan Langko

Pada pertengahan abad ke XVI M, Selaparang mencapai puncak kejayaannya, rakyatnya hidup tenang dan damai, antara satudesa, dukuh dengan desa, serta dukuh yang lainnya, hidup dalamnuansa persaudaraan, hukum Islam dijalankan secara murni. Dalam naskah Kotaragama yang berisi tentang peraturan-peraturan yang berlaku di kerajaan Surya Alam (kerajaan yang dimaksudkan adalah Selaparang) tarcantum bahwa sifat seorang raja harus selalu berpedoman pada syariat agama Islam, bersedekah (sosial), memberi pengayoman, tidak ingkar (disiplin), menuntut ilmu pengetahuan. Siapapun yang bersalah harus dihukum sesuai dengan ketentuan hukum Islam meskipun pada anaknya sendiri; (putra mahkota). Suatu ketika, saat sedang berjalan, di halaman, secara tidak sengaja permaisuri raja bersenggolan dengan Raden Mas Panji (Ntramahkota). Raden Mas Panji kemudian memukul kaki ibu tirinya dan peristiwa itu menyebabkan kematian sang permaisuri. Hukum harus di tegakkan, maka raja memanggil seluruh pembesar kerajaan untuk memutuskan hukuman. Prabu Anom memberikan hukuman mati kepada putra mahkota tercinta. Prosesi hukuman mati kepada putramahkota dipercayakan kepada Patih Singarepa, tetapi sang patiht idak kuasa dan tiada mampu menjalankannya. Akhirnya oleh Patih Singarepa, Raden Mas Panji diseberangkan ke Alas dan dititip kepada salah seorang Demung Alas yang menjadi sahabatnya. Itulah sebabnya bergelar Raden Mas Panji Tilar Negara (Tilar Negara artinya meninggalkan negaranya). Sekembalinya Patih Singarepa menjalankan tugas kemudian disampaikan kepada sang raja bahwa prosesi telah dilaksanakan sebagaimana petunjuk yang dititahkan.Raja Prabu Anom pun menangis sedih karena sangat sayangnya kepada sang putra mahkota.
Setelah wafatnya Prabu Anom kemudian Patih Singarepa meminta kembali Raden Mas Panji Tilar Negara untuk kembali keSelaparang. Patih Singarepa menyampaikan bahwa sebelummeninggal baginda mewasiatkan Raden Mas Pamekel sebagai pemegang tahta kerajaan. Mengetahui kejadian itu, Raden Mas Panjimenerima keputusan dengan ikhlas dan merelakan adiknyamenduduki tahta kerajaan. Setelah sampai di Lombok, Raden MasPanji Tilar Negara tidak ke Selaparang supaya adiknya mendapatkanketenangan dalam memimpin kerajaan. la kemudian membuat pemukiman di Hutan Saba di atas Gunung Tembeng (sebelah selatanKopang sekarang). Patih Singarepa dengan setia mendampingi Pangeran Raden Mas Panji Tilar Negara. Pemukiman tersebut kemudian berubah menjadi pedukuhan yang disebut PedukuhanTembeng. Penduduknya hidup dengan tenang dan damai.Raden Mas Panji Tilar Negara dikawinkan dengan puteri Patih Singarepa. Dalam perkawinannya itu, Raden Mas Panjimemperoleh dua orang putera, yaitu Raden Pringganala dan RadenTerunajaya. Setelah dewasa kedua putra tersebut memiliki sifat dankegemaran yang bertolak belakang: Raden Pringganala sangat gemar mengumpulkan dan memelihara berbagai jenis burung, sementaraRadon Terunajaya sangat gemar mengumpulkan berbagai macamsenjata.Ketika Raden Mas Panji Tilar Negara meninggal dunia, beliau dimakamkan di daerah Tembeng. Sedangkan pemimpin pedukuhan digantikan oleh Raden Pringganala. Suatu hari RadenTerunajaya menasehati kakaknya supaya mau ikut mengumpulkansenjata, akan tetapi ditolak sehingga menimbulkan perselisihanantara keduanya. Raden Pringganala kemudian mengusir RadenTerunajaya dari Tembeng. Raden Terunajaya pun meninggalkanPedukuhan Tembeng dan membuat pemukiman di hutan Lengkukun.Di pemukiman tersebut beliau beserta para pengikutnya membangun masjid dan pasar. Pemukiman inilah yang kemudian berubah menjadi Kedatuan Langko dengan Raden Terunajaya sebagai pemimpinnya .

2.2. Berkembangnya Kedatuan Langko
Raden Terunajaya berniat hendak memberikan pelajarankepada kakaknya akan arti pentingnya persenjataan. Makadisusunlah rencana penyerangan ke pedukuhan Tembeng. Teknik  penyerangan diserahkan sepenuhnya ke Patih Singarepa. Strategiyang digunakan sangat sederhana yaitu mengumpulkan semuawanita, anak-anak, orang dewasa sebagai pembawa hewan piaraanseperti sapi, kambing, kerbau, kuda dan lain-lain. Sebagai lapisanterakhir adalah pasukan bersenjata lengkap dengan bedil, tombak, panah dan sebagainya. Strategi ini dilakukan karena RadenTerunajaya memang tidak menginginkan adanya korban jiwa. Hal ini juga sebagai rasa hormat dan sayang masih sangat mendalam kepadakakaknya.Pada tengah malam semua pasukan harus segeradiberangkatkan agar tiba di pintu gerbang Tembeng. PedukuhanTembeng dikuasai tanpa adanya perlawanan yang berarti. RadenPringganala pun menyerah. Beliau beserta para pengikutnya yangsetia disarankan untuk pergi dari Tembeng dan mencari pemukiman baru. Mereka pun mendirikan perkampungan Praubanyar di Lombok Timur sekarang.Selain menaklukan pedukuhan Tembeng, Kedatuan Langko di bawah pimpinan Patih Singarepa dan Patih Singaulung jugamenaklukan Kedaro (kerajaan Kedaro).

2.3.Menyambung Tali Persaudaraan
Setelah menguasai Tembeng, maka Kedatuan Langkosemakin luas dan meningkat menjadi kerajaan. Raden Terunajayamenjadi rajanya dan bergelar Prabu Langko. Raden Terunajaya mempunyai empat orang putera yang semuanya laki-laki. Masing-masing bernama: Raden Putra, Raden Natadiraja, Raden Ajiwayah dan RadenAjiundak. Sementara itu diberitakan juga bahwa sangkakak Raden Pringganala di Praubanyar juga sudah mempunyai 4(empat) orang putri yang masing-masing bernama: Denda Suparta,Denda Suparah, Denda Supadan dan Denda Supayang. Patih Singarepa menyarankan agar menyambung kembali persaudaraan yang lama terputus dengan jalan mengawinkankeempat putra Raden Terunajaya dengan keempat putri dari RadenPringganala, Anjuran tersebut diterima dengan lapang dada.Akhirnya bertautlah persaudaraan Kerajaan Langko dan Praubanyar.Keempat pasangan tersebut adalah:- Raden Ajiundak beristrikan Denda Supayang.- Raden Ajiwayah beristri Denda Supadan.- Raden Natawijaya beristri Denda Suparah.- Raden Putra beristri Denda Suparta.
2.4.Keruntuhan Kedatuan Langko
Raden Ajiwayah diangkat sebagai putra mahkota danmenggantikan Raden Terunajaya sebagai Prabu Langko. Kemudianraja ini mempunyai anak bernama Raden Suryanata. RadenTerunajaya dan Path Singarepa meninggal dan dimakamkan diLangko. Pada masa kekuasaan Raden Ajiundak pemerintahansemakin mundur sehingga penyerangan Karangasem yang bergabungdengan Arya Banjar Getas tidak dapat ditangkal. Akhirnya kerajaanLangko pun menyerah kalah.

3.              KEDATUAN PEJANGIK  
3.1.Berdirinya Pejanggik 
Selain kerajaan Selaparang yang memiliki jangkauan kekuasaan relatif luas di Gumi Sasak, terdapat pula kerajaanPejanggik. Di sisi lain, berdirinya kerajaan Pejanggik lebih disebabkan karena kerajaan Selaparang yang dianggap mampu mengayominya ternyata tidak mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan wilayah sekitar. Maka kerajaan Pejanggik punmelepaskan diri dari Selaparang.Berbeda dengan Selaparang yang merupakan daerah pesisir,maka Pejanggik merupakan kerajaan yang berada di wilayah pedalaman. Kerajaan Pejanggik yang terletak di daerah pedalaman memang cenderung statis, akan tetapi kondisinya lebih tenang dan penuh dengan kewibawaan. Daerah kekuasaan Pejanggik meliputi pantai barat sampai pantai timur pulau Lombok, dari Belongas hingga Tanjung Ringgit. Berdirinya kerajaan Pejanggik bermula dan menyepinya Deneq Mas Putra Pengendengan Segara Katon ke daerah Rambitan. Beliau didampingi oleh putranya, Deneq Mas Komala Sempopo, yang kemudian menurunkan raja-raja Pejanggik. Dari keturunan Deneq Mas Komala Dewa Sempopo inilah pada generasi kelima menurunkan Deneq Mas Komala Sari. Kemudian Deneq Mas Unda Putih pada generasi keenam dan dilanjutkan oleh Deneq Mas Bekem Buta Intan Komala Sari pada generasi ketujuh. Kakak Deneq Mas Bekem Buta Intan Komala Sari yang bernama Pemban Mas Aji Komala dilantik sebagai raja muda dan mewakili Gowa di Sumbawa pada tangga130 November 1648M. Sejak itulah tercatat bahwakerajaan Pejanggik mulai mengalami perkembangan.

3.2. Berkembangnya Pejanggik 
Kerajaan Pejanggik mengalami perkembangan yang semakin pesat setelah bertahtanya Pemban Mas Meraja Sakti. Beliau kawin dengan putri Raden Mas Pamekel (Raja Selaparang) bernama Putri Mas Sekar Kencana Mulya. Dewa Mas Pakel sebagai raja diSelaparang menyadari kekeliruannya selama ini yang terlalu banyak memperhatikan Sumbawa dan melupakan Pejanggik yangmerupakan saudaranya. Selanjutnya raja Selaparang menyerahkan berbagai benda pusaka dalem ke Pejanggik yang merupakan pertanda bahwa Pejanggik menjadi penerus misi pemersatu di Gumi Sasak.Hal ini membuat raja muda Raja Mas Kerta Jagat yang merupakan pengganti selanjutnya di kerajaan Selaparang semakin tersinggung. Bergabungnya Arya Banjar Getas membuat Pejanggik semakin kuat. Tetapi hal ini justra menyebabkan semakin renggangnya hubungan antara Selaparang-Pejanggik. KerajaanPejanggik pun mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil lainnya seperti Langko, Sokong,  Bayan, Tempit dan Pujut. Kerajaan lainnya dijadikan kedemungan dengan gelar kerajaan seperti Datu Langko, Datu Sokong, Datu Pujut dan lain-lainnya. Sedangkan raja Pejanggik sendiri memakai gelar yang sama dengan kerajaan Selaparang yaitu Pemban. Semua. itu juga merupakan basil kepiawaian Arya Bonjar Getas dalam menjalankan tugas-tugasnya dalam peperangan. la pun mendapat gelar tanirihan yaitu "Surengrana" dan "Dipati Patinglanga". Secara bertahap, strategi-strategi yang digunakan oleh AryaBanjar Getas adalah sebagai -berikut:
·         .Melakukan konsolidasi ke dalam Pejanggik.
·         Mengisolir Selaparang dengan mendekati kerajaan-kerajaan keluarga Bayan.
·         Menggerogoti kerajaan Selaparang dengan menguasai wilayah seperti Kopang, Langko, Rarang, Suradadi, Masbagik, Dasan Lekong; Padamara, Pancor, Kelayu, Tanjung. Kalijaga, barukemudian masuk ke Selaparang. Arya Banjar Getas melakukan sebuah strategi konsolidasi dengan menyerahkan keris sebanyak 33buah kepada raja Pejanggik,lalu mengarak berkeliling dan menyerahkannya kepada para prakanggo untuk kemudian ditukar dengan keris pusaka masing-masing. Penukaran tersebut merupakan suatu bentuk kesetiaan dan loyalitas tunggal kepada raja Pejanggik. Keberhasilan Arya Banjar Getas melakukan berbagai gerakan tersebut langkah demi langkah disebut Politik Rerepeq. Bila ditinjau dari segi kekuasaan, kerajaan Pejanggik sangat solid, akan tetapi langkah-langkah yang ditempuh oleh Arya Banjar Getas dianggap merombak tatanan hubungan yang sudah merupakan budaya turun-menurun.
3.3.Keruntuhan Pejanggik 
Pada generasi ke sembilan, tahta dilanjutkan oleh PembanMas Komala Kusuma. Nampaknya beliau lebih banyak berperan sebagai seorang ayah yang baik ketimbang seorang raja yang mampu membawa Pejanggik menjadi kerajaan yang maju. Pemban Mas Komala Kusuma memang banyak memperingatkan putranya (Meraja Kusuma) atas ancaman Selaparang karena terlalu kagum dan terpesona, dengan patih Arya Sudarsana yang datang membawa 33 keris sebagai tanda setia dan siap mengabdi untuk kebesaran Pejanggik. Pemban Mas Meraja Kusuma berhasrat melamar putri dari kerajaan Kentawang. Proses melamar Putri Kentawang tersebut dipercayakan kepada Arya Banjar Getas. Melihat kecantikan Putri Kentawang, Arya Banjar Getas temyata juga memiliki keinginan yang mendalam, untuk mempersuntingnya. Oleh karena itu, AryaBanjar Getas melaporkan bahwa Putri Kentawang tidak cocok  bersanding dengan raja. Laporan tersebut ditanggapi positif sehinggaPutri Kentawang diserahkan kepada Arya Banjar Getas.Setelah terjadi perkawinan AryaBanjar Getas dengan. Putri Kentawang, raja Pejanggik sempat melihat Putri Kentawang. Ternyata ia sangat tertarik, kagum dan jatuh cinta. Untuk mendapatkan Putri Kentawang, Pemban Mas Meraja Kusuma mengutus Arya Banjar Getas menjalankan sebuah misi. Dengan kepergian Arya Banjar Getas, hampir saja raja Pejanggik menodai Putri Kentawang. Sepulang dari menjalankan misi, kejadian tersebut dilaporkan Putri kentawang kepada suaminya, Arya Banjar Getas.Mendengar hal tersebut, Arya Banjar Getas marah besar. Kemudian berkembang menjadi perselisihan dan pemberontakan pada tahun 1692M. Dalam pemberontakan tersebut Arya Banjar Getas meminta bantuan kerajaan Karangasem Bali, sehinggaPejanggik dapat dikalahkan. Raja Pejanggik ditawan dan diasingkan, kemudian meninggal dunia di Ujung Karangasem. Sedangkan para bangsawan banyak yang melarikan diri ke Sumbawa. Penyerangan Karangasem bukan hanya ke Pejanggik tetapi terus dilanjutkan ke kerajaan Parwa, Sokong, Langko, dan Bayan. Semua kerajaan menyerah tanpa perlawanan yang berarti.SetelahAnakAgung Karangasem bersekutu denganArya Banjar Getas, satu persatu kedemungan se-Lombok digempur. Akhirnya pada tahun 1740 M seluruh pulau Lombok dapat ditaklukkan.




4.      KEDATUAN ARYA BANJAR GETAS
4.1.Asal Usul Aria Banjar Getas I
Dalam catatan di Babad Lombok maupun di Babad Seleparang, tidak sedikitpun informasi yang menjadi titik terang untuk mengusut asal-usul Arya Banjar Getas.I (Aria Sudarsana) Tulisan berbentuk tafsiran dikemukakan oleh Azhar. Dalam bukunya, Azhar (2003: 21) menyebutkan Perigi-Wanasaba (Lombok) sebagai asal-usul Arya Banjar Getas, argumentasi yang dikemukakan oleh Azhar, bahwa di daerah tersebut hingga saat ini, ditemukan desa bernama Desa Banjar Getas.
Dalam Babad Arya Gajah Para, ditemukan nama Arya Getas, yang merupakan keturunan arya kediri kelima dari Sri Kameswara, ayah dari Sri Tunggul Ametung, dengan runutan sebagai berikut; Sri Kameswara berputra empat orang yakni Sri Kerta Dharma, Sri Tunggul Ametung, Dewi Ghori Puspa dan Sri Airlangga. Sri Airlangga kemudian menurunkan Sri Jayabaya dan Sri Jayabasha. Sri Jaya Baya memiliki tiga orang putera yakni Sri Dangdang Gendis, Sri Jayakatong dan Sri Jayakatha. Selanjutnya dari Sri Jayakatha menurunkan tiga orang anak yakni Arya Wayahan Dalem Menyeneng, Arya Katnagaran dan Arya Nudhata. Dari turunan inilah kemudian menurunkan Arya Gajah Para dan Arya Getas yang kemudian di dalam babad Arya Gajah Para disebutkan setelah kembali dari Jawa, menetap hingga memiliki keturunan 3 (tiga) orang, oleh raja Gelgel kemudian Arya Getas diperintahkan menyerang Seleparang.
Jika merunut dari geneologi raja-raja Singasari-Majapahit maka keturunan ke empat (kelima dari orang tua Tunggul Ametung) yang setara dengan Arya Getas adalah Jayanegara dengan angka tahun saka (1231-1250/1309-1389 M) Jafar (2009: Lampiran II).
Dalam keterangan sejarah, ketika abad ke-14 yakni masa pemerintahan Raja Hayamuruk, memang terdapat informasi bahwa sekembalinya dari sebuah pertemuan dengan raja-raja se Nusantara di kerajaan Majapahit, Raja Gelgel di berikan 40 orang pakadan (orang biasa) yang beragama Islam. Oleh raja Hayamuruk. Oleh raja, orang-orang tersebut selanjutnya ditempatkan di Desa Gelgel (Wawancara dengan tokoh agama Islam Desa Gelgel dan dr. Tjokorda Ratu Putra dari Puri Kelungkung, Dalam acara TVRI (Gema Azan Berkumandang di Desa Gelgel), direkam pada tanggal 21 Agustus 2009). Apakah Arya Getas adalah salah satu yang ikut diantara 40 orang yang kini menurunkan warga Desa Gelgel, tentu hal ini memerlukan penelitian lebih jauh.
Dari sumber yang termuat dalam babad Arya Gajah Para, ada beberapa hal yang perlu untuk diperjelas. Masa sebagaimana perkiraan tahun yang dibuat berdasarkan urutan geneologi merujuk pada genealogi raja Singasari-Majapahit menunjukkan bahwa masa Arya Getas dalam Babad tersebut adalah sekitar abad ke 14, sementara keruntuhan Pejanggik dan Seleparang yang melibatkan Arya Banjar Getas terjadi antara tahun 1722-1725.
Sumber lain, dikemukakan oleh Agung , yang sepertinya merujuk kepada Babad Arya Gajah Para “Treh dari Arya Gajah Para (Arya Getas-pen-) di Bali. Keberadaannya di Lombok ialah menjadi telik tanem (mata-mata) raja Bali (dalem) Gelgel untuk mengetahui keadaan dan perkembangan di Lombok (dalam Azhar, 2003:22).
Arya Banjar Getas datang ke pulau Lombok dari Jawa Timur dengan membawa pengiringnya. Mula-mula mereka singgah dikerajaan Sokong Tanjung di Lombok Utara sekarang. Arya Banjar Getas ditugaskan untuk membuat patung, akan tetapi patung yangdibuat menimbulkan kecurigaan Datu Sokong. Arya Banjar Getas pun disingkirkan dari Sokong. Kemudian Arya Banjar Getas bergerak ke timur hingga sampai di Wanasaba (itulah sebabnya diWanasaba ada sebuah desa bernama Banjar Getas). Di Wanasaba ia sakit, kemudian ia pun bernazar jika ia sembuh kelak maka ia akan menghadap ke raja Selaparang. Di kerajaan Selaparang ia pun jugamenemukan nasib yang kurang baik karena dituduh berbuat yang tidak senonoh dengan putri raja. Akhirnya Arya Banjar Getas juga disingkirkan dari Selaparang. Hal itulah yang membuat Selaparang benci terhadap Pejanggik karena menerima Arya Banjar Getas sebagai patih.Versi lain menyebutkan bahwa Arya Banjar Getas berasaldari Bali bagian utara. Oleh sebab itu sering disebut dengan ungkapan pendek "Dengan Bali Selam, Petelik Datu Bali".

4.2.Berdirinya Kedatuan Arya Banjar Getas I
Kerajaan Selaparang bersama Amasa Samawa berhasil mengusir Arya Banjar Getas (Aria Sudarsana) sampai di Pagutan. Dari Pagutan Arya Banjar Getas bergabung dengan kerajaan Pejanggik. la kemudian banyak membantu Pejanggik dalam melebarkan sayap kekuasaannya dengan menggunakan politik Rerepeq. Politik Rerepeq yang dijalankan terus berlanjut hingga ke Mambalan dan Sokong. Sebelum politik Repepeq sampai ke Bayan, raja Pejanggik justru mengambil kebijakan untuk membersihkan wilayahnya dari pengaruh Pagesangan dan Pagutan.Kerajaan KarangAsem Bali yang memang ingin menguasai kerajaan-kerajaan di Lombok mendarat di Pantai Padang Reak. Hal ini dimanfaatkan oleh Arya Banjar Getas dengan meminta bantuan Karang Asem untuk menyerang Pejanggik dan Selaparang.Kemenangan Arya Banjar Getas dan Karangasem dalam peperangandi Tanaq Beaq menyebabkan hubungan keduanya semakin baik.Hubungan baik tersebut dituangkan dalam sebuah sumpah bahwamereka akan selalu bergandengan tangan secara damai turun-temurun. Kemudian keduanya membuat perjanjian yang dikenal dengan "Perjanjian Timur dan Barat Juring". Isi perjanjian tersebutadalah, untuk bagian barat dimiliki dan dikuasai oleh Karangasemsedangkan bagian sebelah timur dimiliki dan dikuasai oleh Arya Banjar Getas.Batas antara kedua bagian tersebut adalah Sungai Pandan,Sweta Penanteng Aik, Pelambik, Ranggagata, dan Belongas. Raja Karangasem menempatkan wakilnya I Wayan Tegeh dengan ibu kotaTanjung Karang, kemudian dipindah ke Mataram. Sedangkan Arya Banjar Getas mendirikan kerajaannya di Memelaq dan menguasai wilayah Batu Kliang, Puyung serta Praya.
4.3.Berkembangnya Kedatuan Arya Banjar Getas
Langkah Awal yang dilakukan Arya Banjar Getas adalah mengkonsolidasikan kekuasaannya ke wilayah-wilayah kedemunganyang semula dikuasai raja Pejanggik dan dijadikan sebagai pemegang kekuasaan di daerahnya dengan sebutan "Perkanggo"(penguasa). Kemudian kebijakan Arya Banjar Getas adalah membangun masjid, pasar serta pelaksanaan syariat Islam secaramurni, rakyatnya tidak dipunguti pajak.Selama pernerintahannya, Arya Banjar Getas membagi wilayah kekuasaan kepada putra-putrinya maupun menantunya yaitu:
1.      Dende Wirachandra dikawinkan dengan Panji Langko dan diberiwilayah kekuasaan meliputi Mujur, Marong, Ganti hingga ke lautsebelah timur.
2.              Raden Juruh diberi kekuasaan untuk memerintah di Batukliang akan tetapi, kerjasama Arya Banjar Getas dengan Karangasem Bali tidak mendapatkan restu dari datu-datu di daerah Lombok.
Oleh sebab itu, dalam pemerintahannya banyak datu-datuyang melakukan pemberontakan, antara lain:
Ø  Pemberontakan Datu Bayan dan Datu Buluran. Kedua raja ini menyerbu Pringgabaya namun serangan itu dapat ditahan dan keduanya tewas dalam pertempuran tersebut.
Ø  Pemberontakan Datu Kadinding tetapi juga dapat dipatahkan.
Ø  Pemberontakan Datu Semong Moh Jalaluddin, raja Sumbawa. Datu Semong tewas karena pengkhianatan saudaranya. Perang ini dilanjutkan oleh pembantu-pembantunya sampai tahun 1725 M.
Ø  Pemberontakan Selaparang, yang juga dapat dipatahkan dan sebagian rakyatnya diboyong ke Sekarbela, Dasan Agung dan Rembiga.Keberhasilan Arya Banjar Getas dalam menangkal setiap serangan dari luar memang lebih dikarenakan bantuan Gusti Ketut Karangasem.

4.4.Keruntuhan Kedatuan Arya Banjar Getas
Adapun penyebab keruntuhan Kerajaan Arya Banjar Getas adalah:
Ø  Banyak kekacauan terjadi sehingga tidak berkesempatan untuk membangun dan menata wilayah kekuasaannya sebagaimanamestinya.
Ø  Karangasem ingkar janji terhadap sumpah yang pernah dilakukan. Banyak wilayah kekuasaan Arya Banjar Getas yang diambil alih.
Ø  Ketika Arya Banjar Getas meninggal, putra-putra penggantinya kurang memiliki kemampuan dalam menata kerajaan.Sedangkan yang menjadi raja selanjutnya adalah:
1)             Raden Ronton.Dalam kepemimpinannya, Raden Ronton memindahkan ibu kotake hutan Berora yang berubah menjadi Praya.
2)      Raden Lombok Raden Lombok memperistri puteri raja Sokong Prawira. Dari perkawinan tersebut lahir seorang putera bernama Dene' Bangli. Pada masa pemerintahan Deneq Bangli terjadi pemberontakan Demung Selaparang yang dibantu oleh komplotan bajak laut. Untuk menumpas pemberontakan itu diperintahkanlah paman Deneq Bangli untuk mengejar komplotan bajak laut itu sampai ke Sumbawa. Dalam pengejaran ini, sesampai di Labuan Lombok, paman Deneq Bangli menderita sakit kemudian meninggal duniadi Ketangga. Beliau disebut Raden Hang Ketangga. Dene' Banglidiganti oleh puteranya bernama Raden Mumbul.
3)      Raden Mumbul Raden Mumbul gugur dalam suatu perang tanding denganDemung Bone Mamben memperebutkan seekor kuda belang panji. Setelah Raden Mumbul meninggal maka ia digantikan Raden Wiratmaja.
4)      Raden Wiratmaja Pada masa pemerintahan Raden Wiratmaja daerahnya banyak mendapatkan tekanan dari Karangasem. Karangasem memaksarakyat membayar upeti sehingga timbullah Perang Praya pertama. Peperangan Praya I ini merupakan titik awal berakhirnya kerajaan Arya Banjar Getas tepatnya pada tahun 1841 M. Dengan demikian, pada akhir abad ke-18sampai permulaan abad ke 19 M,kerajaan Karangasem berhasil menjadi kerajaan terkemuka di Bali. Kerajaan Karangasem Lombok Bagian Barat membentuk kerajaanMataram dan kerajaan Singasari. Pada era inilah terjadi migrasi besar-besaran orang-orang Bali ke pulau Lombok.

5.      KEDATUAN SAKRA.

5.1.Latar Belakang
Terjadi perang Puputan Sabil antara Pejanggik dengan pihak Karangasem. Sedang Pemban Mas Meraja Kusuma mendapatkanhukuman moral tidak diperkenankan ikut puputan sabil olehayahandanya, Pemban Mas Komala Kusuma. la tidak beranimembantah perintah ayahnya yang marah. la bertugasmenyelamatkan apa saja yang masih diselamatkan dan harusmenyingkir ke Sumbawa sebagai penerus generasi mendatang agar  pada saatnya nanti dapat merebut kembali tongkat kekuasaannyayang hilang. Beliau diiringi oleh sebagian pengawalnya, dan secarakhusus dilindungi oleh benteng Petak Purwadadi yang kuat. Beliaumenetap dan membuka pemukiman baru sebagai perintis imigranLombok di pulau Sumbawa bagian barat dan mendirikan desaJelenga di wilayah kecamatan Jereweh sekarang.Merasa telah dilecehkan, beliau sendiri bersumpah tidak akanmenginjakkan kakinya di pulau Lombok. Tetapi beliaumempersiapkan generasi penerusnya, Pemban Penganten Purwadadisebagai putra mahkota pada generasi ke XI. la dinobatkan sebagairaja dalam pengasingan didampingi oleh adiknya, Deneq Laki MasOrpa, dan saudara dari selir, Rade Nune Ratmaja Tember.Setelah kerajaan Purwadadi sebagai benteng terakhir Pejanggik dapat dihancurkan oleh Karangasem dan Banjar Getas, para prajurit melarikan diri ke hutan-hutan sekitarnya, sebagian lagimenyusul ke Sumbawa.Merasa sudah mapan, pihak Karangasem merasa curiga atas perkembangan Banjar Getas. Mereka mengetahui bahwa dendamPejanggik lebih besar kepada Banjar Getas daripada Karangasemsendiri. Maka mereka pun mengirimkan utusan untuk mempersilahkan Pemban Penganten Purwadadi kembali ke Lombok dengan syarat mau menjalin hubungan baik dengan Karangasem dan bila suatu saat diperlukan bersedia untuk bersama-sama menghadapiBanjar Getas.Pada mulanya Pemban Penganten Purwadadi menolak rencana tersebut. Akan tetapi, mengetahui mulai adanya persainganantara Banjar Getas dengan Karangasem, maka secara diam-diam beliau mengirimkan para pengiringnya, termasuk ibu tirinya denganmembawa serta Raden Nuna Ratmaja Tember yang masih kecilsebagai lambang dan wakil sementara. Mereka mengambil tempat diGawah Pengkalik Tanaq, di seberang kali utara Purwadadi. Tempatinilah yang dianggap sebagai cikal bakal berdirinya kerajaan baruyang sekitar tahun 1870 M diberi nama Sakra.
5.2.Berkembangnya Sakra
Didukung oleh para demung yang di zaman Pejanggik dulumerasa kecewa tetapi akhirnya merasa prihatin karena kehilangan pemimpin, dengan cepat daerah Sakra pun berkembang.Beberapa tahun kemudian Pemban Penganten Purwadadimemerintahkan adiknya Deneq Laki Mas Orpa menyusul pulang keLombok, menempati sisi selatan yakni di daerah Pijot yang dianggaplebih mudah untuk menjalin hubungan ke Sumbawa. Terakhir baru putra Pemban Penganten sendiri, Pemban Ilang Mudung yang jugamenjaga dan menempati pesisir timur.Sebelum kembali ke Lombok, Pemban Ilang Mudung telahkawin dengan seorang putri bangsawan Sumbawa. Perkawinantersebut melahirkan dua orang putra yakni Lalu Jelenga dan LaluCentung yang tetap tinggal di Sumbawa menemani ibu besertakakeknya yang sudah sepuh, Pemban Penganten Purwadadi.Sedangkan dari hasil perkawinan di Lombok, beliau belum berputra.Raden Dirangsa menemani ayahnya di Mudung Korleko. Adik-adiknya yang memperkuat Sakra terdiri dari Raden Gde Angir,Raden Nuna Gde Lancung dan Raden Pagutan.Sedangkan Deneq Mas Orpa, mempunyai seorang putri hasil perkawinannya dengan bangsawan Sumbawa. putri itu bernama putri Bini Ringgit yang nantinya cukup memberikan peranan dalamsejarah Sakra, bahkan Lombok pada umumnya.Pada tahun 1800 M datanglah rombongan dari Gowa di bawah pimpinan Karaeng Manajai, menapaktilasi dan menilik keadaan bekas wilayah kekuasaan Gowa, Manggarai, Bima, Dompu,Sumbawa dan Lombok. Di Lombok, beliau menemukan Selaparangyang sudah runtuh dan menyaksikan jejak jejak kerajaan Pejanggik yang masih mempunyai hubungan darah dengan Selaparang. DariLabuan Lombok beliau kemudian berlayar menuju Labuan TanjungLuar menemui Deneq Laki Mas Orpa. Terjadilah kesepakatan perkawinan yang berbau politik antara Pemban Bini Ringgit, putridari Deneq Laki Mas Opra dengan Karaeng Manajai. Sebelum perkawinan itu dilangsungkan, Karaeng Manajai kembali dulumenyelesaikan urusannya di Goa. Barulah pada tahun 1805 M iakembali untuk menetap di Lombok dan kawin dengan Pemban BiniRinggit. la ditugaskan di wilayah Ganti yang berbatasan denganBanjar Getas. Perkawinan tersebut menghasilkan seorang putra bernama Dewa Mas Panji Komala yang nantinya dalam usia yangsangat muda, memimpin perlawanan pertama Sakra terhadapkekuasaan Karangasem. Seorang lagi putri hasil perkawinan KaraengManajai dan Pemban Bini Ringgit bernama Denda Bini Nyanti.Sebagai keturunan seorang pengembara, sejak muda DewaMas Panji Komala sudah memisahkan diri dan tinggal di Beleka. Halitu dilakukan juga atas perasaan kecewanya akibat ketegangan antaraorang tuanya. Ibunda Dewa Mas Panji Komala, Pemban BiniRinggit, merasa dilecehkan atas pernikahan Karaeng Manajai denganseorang gadis dari Gelanggang bernama La Bunga.Perkawinan antara Pemban Bini ringgit dengan KaraengManajai dari Goa ternyata cukup meresahkan para musuh bebeyutannya, yakni kerajaan-kerajaan di Bali. Mereka resah dansangat mengkhawatirkan kondisi Karangasem yang sedang dilanda persoalan internal antar puri dan berpotensi terjadi perang saudaraantara Mataram, Pagesangan, Pagutan dan Singasari yang dianggaplebih tua. Oleh karena itulah pihak Karangasem segera mendekatiSakra serta menuntut perlakuan yang sama melalui perkawinan politik. Agaknya yang diincarnya adalah Dende Bini Nyanti. Tetapi pihak Sakra justru hanya mengirimkan puluhan gadis dari kalanganorang biasa saja untuk dipilih, semuanya pun lantas ditolak dandikembalikan. Raja Karangasem kemudian menyatakan akan datangsendiri dengan segala kehormatan dan kebesarannya.Menyikapi rencana raja Karangasem tersebut, terjadilahsilang-pendapat dan pengelompokan. Mereka yang moderat darikalangan para tetua, terutama Karaeng Manajai sendiri, berpendapatsebaiknya tawaran raja Karangasem tersebut diterima dengan sikap politis juga. Hal itu dilakukan untuk mempersiapkan diri terhadapkemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Apabila memang sudahwaktunya untuk merebut kembali tongkat yang hilang bisa denganmudah merebutnya dari pihak karangasem yang terancam perangsaudara, bila perlu meminta bantuan Sumbawa dan Goa untuk mencapai tujuan itu. Disamping itu, jika Karangasem benar-benar dilanda perang saudara, siapa tahu melalui perkawinan bisaditaklukkan tanpa kekerasan.Di lain piha lk-, terutama di kalangan orang-orang muda,muncul sikap militansi yang justru dluukung oleh Pemban BiniRinggit yang kecewa terhadap suaminya. Bahkan karenakejengkelannya tersetut, ia menyebut suaminya orang luar yang tidak tahu perasaan rakyat dan kawula bala yang setia dan siap matimembela kehormatan kerajaan Sakra penerus Pejanggik. MenurutPemban Bini Ringgit, sekaranglah waktu yang tepat memanfaatkantidakrukunnya puri Singasari dengan para saudaranya.Demikianlah, diam-diam Sakra mempersiapkan dirimenghubungi berbagai pihak yang , diharapkan akan memberidukungan. Bahkan untuk bisa menarik dukungan Sumbawa, Gowadan orang-orang pesisir pantai, Dewa Mas Panji Komala bersama ibudan adiknya ditarik masuk , Sakra. Dalam usianya yang sangat muda,sekitar 16 tahun, Dewa Mas Panji Komala diangkat menjadi raja,sebagai lambang pemersatu sekaligus sebagai senopati perang.Gerakan dimulai dengan membersihkan wilayah timur. Desa-desa yang bersikap setengah hati dalam memberikan dukungan,digempur dengan kekerasan, para pemimpin beserta anak¬istrinya disandera dan dibawa ke Sakra. Meskipun kaget, Karangasem bergerak cepat. Mereka berhasil meredam dan menunda perselisihansesama mereka. Jika benar-benar menang, pihak Sakra tidak akan pilih bulu untuk menghancurkan saudara-saudara kerajaanKarangasem yang ada. Pihak Karangasem menduduki Mendana,Mujur dan Kopang. Meskipun Mendana, Mujur dan wilayah selatan berhasil dibersihkan kembali, akan tetapi Kopang dibuat sebagai benteng pertahanan yang sangat kuat, sehingga Raden Bendesa diKopang tidak dapat berkutik.Terlalu muda sebagai pemimpin dan tanpa wawasan sertastrategi perang yang mapan memang sangat berpengaruh terhadapkualitas kepemimpinan Dewa Mas Panji Komala, terutama di dalam pengambilan keputusan. Desa-desa yang telah dibebaskan tidak diduduki, dan ketika gagal menembus Kopang, para pasukan Sakramalah kembali pulang.Konsolidasi kekuatan hanyalah berbentuk mengumpulkanorang sebanyak-banyaknya bertumpuk di desa Sakra tanpa gerakanlanjutan. Bebasnya wilayah timur dan terkumpulnya kekuatan yang besar membuat mereka puas dan merasa diri telah menang. Nasihatyang tua-tua karena terlanjur bergerak haruslah terus menyerangtidak digubris bahkan dijawab: "Kalau memang benar Bali itu jantan,silahkan dia datang, kita tunggu disini saja".Pusat desa memang ditata, dilengkapi petak jonggah yangkuat. Puri yang ada sebelumnya diperbaiki, begitupula tempat tinggalibu suri Pemban Bini Ringgit bersama sang raja Dewa Mas PanjiKomala. Memang benar, Dewa Mas Panji Komala mempunyaikharisma yang sangat kuat, berwibawa dan pemberani, namuncenderung nekat tanpa perhitungan. Terpaksalah yang tua-tua bergerak sendiri dengan kekuatan terbatas mengusir kelompok-kelompok kecil prajurit, Karangasem yang masuk mengganggu desa-desa yang telah dibersihkan.Gangguan-gangguan itu merupakan strategi yang tepat agar Sakra terus sibuk, sementara Karangasem mempersiapkan diri untuk serangan balik yang mematikan. Sebaliknya di pihak Sakra malahmerasa puas, sibuk berpesta pora mabuk-mabukan. Beberapa kali serangan besar yang dicoba Karangasem memang selalu dapatdipatahkan, tetapi mereka tidak tahu bahwa pihak Karangasemsedang mempersiapkan diri dengan prajurit yang lebih teratur dan profesional serta dilengkapi dengan taktik dan strategi yang cukup jitu.
5.3.Keruntuhan Sakra
Karangasem menyadari, kendati pun Sakra yang semulahanya daerah kecil di wilayah kekuasaannya, akan tetapi memilikiketangguhan yang lebih dibandingkan Pejanggik. Sakra sangat solid,merupakan pedaleman tunggal dan tidak memiliki pedaleman lain di bawahnya, oleh karena itu wilayahnya sangat utuh. Maka tidak mudah mengalahkan Sakra dengan kekuatan konvensional. Dengan demikian Karangasem benar-benar mempersipakan diri. Berbagai perlengkapan senjata seperti bedil dan kapal (dengan nama Sri Cakra dan Sri Mataram) dibeli dari Singapura. Selain itu, untuk menambah kekuatan didatangkan pasukan dari Karangasem dan Kelungkung.Karangasem memerlukan persiapan sekitar tiga tahun untuk dapatmelawan Sakra sambil melancarkan serangan-serangan kecil kewilayah Sakra. Seolah-olah hanya kekuatan kecil itu yang dimiliki Karangasem, hingga saat itu pun tiba.Serangan balik dilancarkan oleh Raja Muda Mataram A.A Gde Karangasem. Satu demi satu desa diserang oleh Karangasem yang dilengkapi senjata bedil. Tiap desa yang dilalui penduduknya dipaksa menjadi tameng. Sebagai prajurit profesional, mereka tidak langsung menusuk ke jantung pertahanan Sakra, melainkan mengggelar strategi Sapit Urang untuk mengepung Sakra.Setelah melalui Rarang, Suradadi, Padamara, maka pangkalan di Kopang dipindahkan ke Masbagik. Setelah itu menaklukan Penede Gandor, mereka pun memasuki wilayah Surabaya. Meskipun PeSiraga Perkanggo Surabaya yang perkasa itu melakukan perlawananyang gagah berani, akan tetapi tidak berdaya menghadapi pasukanyang lengkap bersenjata bedil. Keadaan itu memaksa Pe Siraga Lokasi desa Sakra memang dipilih dengan pertahanan dikelilingi oleh kali yang dalam di sebelah timur, sisi selatan dan barat. Sedangkan di sebelah utara berderet bukit-bukit sebagai benteng alam. Pasukan dari Kelungkung setelah menyapu Mujur, Ganti, dan Beleka maju terus melalui Jerowaru dan Mendana. Lalu berhenti berkemah di sebelah barat sebelah kali Palung yang dalam.Di sebelah timur tepatnya di bukit Selong, berkemah para prajurit Pagutan dan Pagesangan. Barulah kemudian pasukan induk menduduki bukit-bukit di sebelah utara untuk perang urat saraf dimalam hari dengan menggelar pesta dan mendatangkan penari Joget.A.A. Gde Karangasem menerapkan strategi Gelar Perang Garuda Ngelayang. Para prajurit tameng yang terdiri dari orang-orang Sasak,mereka juga ditugaskan untuk terus menerus membuat gangguandengan serbuan setiap hari. Pengepungan yang berbulan-bulan tanpaserangan besar-besaran benar-benar menyebabkan prajurit Sakramen jadi frustasi. Orang Sakra yang tidak mengerti strategi perangmerasa tak habis pikir ketika siang dan malam pihak Bali terusmenerus menembakkan bedilnya, Pipian Langit, dan ditertawakan sebagai orang kaya yang membuang-buang mesiu. Mereka tak mengerti strategi perang urat saraf sementara bantuan yangdiharapkan dari Goa dan Sumbawa tak kunjung datang karenakurang koordinasi.Akhirnya prajurit Sakra tak punya pilihan lain kecuali keluar mengamuk tanpa aturan melawan prajurit-prajurit Sasak sendiri yangdipergunakan sebagai tameng hidup oleh prajurit Bali. Sementaraorang Bali sendiri berada pada barisan belakang mempergunakan senjata lengkap. Pada pertempuran tersebut, Raden Nuna Gede Lancung beserta saudaranya gugur di sisi barat. Sementara di sebelah timur yang dipertahankan oleh Raden Benta, Raden Mombek, dan Raden Bentabonter juga mengalami nasib yang sama. Begitupuladengan pasukan induk di sebelah utara, meskipun mampu merobohkan begitu banyak prajurit-prajurit Bali akan tetapi juga mengalami nasib yang sama.Setelah banyak prajurit-prajurit tangguh Sakra yang tewas, barulah prajurit-prajurit Bali maju dan memasuki Sakra dengan membawa perlengkapan senjata lengkap. Puri yang hanya tinggaldan dipertahankan oleh Pe' Siraga juga jebol dan diratakan dengantanah. Seluruh bangsawan Sakra mati, kecuali para kanak-kanak yang sebelumnya telah diungsikan ke Korleko. Pe Siraga sendiritewas sementara Raden Bini Ringgit menyiapkan pusakanya danuntuk pertama kalinya meminta ampun kepada suaminya sebelum puputan sabil. Raden Bini Ringgit meminta bantuan pada suaminyauntuk menyelamatkan anaknya yang masih bertempur di dalam desa,akan tetapi Karaeng Manajai menemukan putranya sudah tewas.Pemban Bini Ringgit karena sudah sepuh dan tua gagal puputan sabil, dengan mudah ia ditangkap dan ditahan sebagaisandra yang sangat berharga di Taman Kelepug (Mayura) dan didampingi oleh anak tirinya. Perang Sakra ini berlangsung padatahun 1824-1828M meluluhlantakkan Sakra. Perang ini disebut "Peresak". Kerajaan Sakra dianggap runtuh dan hanya berumur 50 tahun, terhitung sejak 1780 M hingga dengan 1828M. Setelahkekalahannya, pihak Sakra kemudian menjalin dan membinahubungan baik dengan kerajaan Karangasem.
6.              KERAJAAN KARANGASEM (SINGASARI)  BALI DI PULAU LOMBOK 
6.1.    Latar Belakang.
Ada 4 (Empat) Versi  Tentang Munculnya Kerajaan-Kerajaan  Hindu Bali Yang Ada Di Pulau Lombok, Antara Lain :
Versi Pertama, menurut Babad Lombok intervensi ini bermula dari adanya konflik antara Patih Banjar Getas dengan raja Selaparang. Raja Selaparang mengutus patih Banjar Getas pergi ke Bali untuk mencari kijang putih (mayang putih) yang dipakai sebagai obat. Setelah patih Banjar Getas pergi ke Bali, raja menyuruh panggil istri Banjar Getas, yang bernama Dyah Candra Kusuma ke Istana untuk di peristri. Setelah patih Banjar Getas kembali, ia sadar bahwa dirinya telah ditipu. Karena itulah ia berontak terhadap raja Selaparang dan minta bantuan kepada kerajaan Karangasem di Bali. akhirnya kerajaan Selaparang dan Pejanggik dapat di taklukkan oleh kerajaan Karangasem Bali
Versi Kedua, menurut Babad Selaparang di sebutkan bahwa raja Selaparang minta bantuan raja Banjarmasin sehingga akhirnya patih Banjar Getas melarikan diri ke kerajaan Pejanggik. Karena kecerdasannya ia di anggkat menjadi adipati oleh raja Pejanggik Pemban Mas Meraja Kusuma. Hal ini menyebabkan hubungan Selaparang dan Pejanggik menjadi retak. Ketika patih Banjar Getas mengabdi di kerajaan Pejanggik, terjadilah perselisihan antara patih Banjar Getas dengan istri yang keduanya, bernama Dene Bini Lala Junti, sehingga pada akhirnya diusir. Dengan hati yang sedih ia pergi ke hutan Memelak (sebelah utara kota Praya sekarang), kemudian dari tempat itu ia berlayar ke pulau Bali. Setelah ia sampai di Karangasem Bali, ia menceritakan kepada raja Karangasem tentang kekalahannya melawan raja Selaparang, dan memohon bantuan raja Karangasem. sejak itulah kerajaan Karangasem berangsur-angsur menaklukkan kerajaan di pulau Lombok.
Versi Ketiga, sumber lain menyebutkan bahwa ketika raja Pejanggik mengutus Arya Banjar Getas pergi menghadap raja Klungkung dan Karangasem di Bali, raja Pejanggik jatuh cinta kepada istri Arya Banjar Getas yang bernama Dene Bini Lala Junti. Sekembalinya dari pulau Bali Arya Banjar Getas mendengar cerita tentang istrinya itu, sehingga timbul keinginan untuk menantang raja Pejanggik, sesudah ia kalah menghadapi kekuatan laskar Pejanggik, ia minta bantuan kepada raja Karangasem di Bali. itulah sebabnya kerajaan Karangasem mengadakan hubungan politik dengan kerajaan Pejanggik di Lombok. Hubungan ini di perkirakan mulai tahun 1691
Versi Keempat, dalam Pelelintih Sira Arya Getas di sebutkan bahwa pada masa pemerintahan raja Sri Kresna Kepakisan, raja ini mengutus Arya Getas menyerang raja Selaparang di pulau Lombok. berkat keberanian dan ketangkasannya, kerajaan Selaparang dapat di taklukkan, dan Arya Getas di suruh menetap di Praya Lombok Tengah
Sumber itu juga menyebutkan bahwa Arya Getas berputra tiga orang laki-laki, yaitu I Gusti Ngurah Praya, I Gusti Warung Getas, dan I Gusti Mangedeb We Anyar. Setelah berselang empat keturunan, yaitu pada masa pemerintahan Dalem Dimade di Bali (tahun 1621-1651), salah seorang keturunan Arya getas hanyut di laut dan terdampar di Lombok Timur dekat Pringgabaya. Anak yang hanyut itu kemudian dipelihara oleh Datu Pejanggik dan diberi nama Raden Banjar, karena di perkirakan anak tersebut adalah anak seorang pelaut dari Banjarmasin. Sesudah Raden Banjar menanjak dewasa, ia terkenal dengan nama panggilan Banjar Getas dan berkat jasa-jasanya ia diberi gelar Raden Kertapati. Ia kawin dengan Dende Mas Kuning, putri yang amat cantik, yang menyebabkan raja Pejanggik ingin memperistrinya, tetapi tidak berhasil. Itulah penyebab timbulnya perselisihan antara Banjar Getas dengan raja Pejanggik sehingga minta bantuan kerajaan Karangasem di Bali. Pada saat itu raja I Gusti Anglurah Ketut Karangasem memimpin langsung keberangkatannya ke pulau Lombok. Banjar Getas yang juga di kenal dengan julukan Dipating Laga segera menyambut kedatangan pasukan Karangasem dan menceritakan mengenai dirinya, bahwa ia adalah keturunan Arya Gajah Para dari Tianyar Karangasem Bali. Situasi menjadi terbalik, pasukan kerajaan Karangasem memihak kepada Dipating Laga melawan Pejanggik, dan berakhir dengan kekalahan di pihak Pejanggik. Mulai saat itu kekuasaan Karangasem melebarkan sayapnya ke pulau Lombok.
Versi Kelima, menurut Babad Banjar Getas disebutkan bahwa Banjar Getas adalah seorang pengembara yang berasal dari Majapahit Jawa Timur. Menurut babad ini, ia adalah keturunan Prabu Kaisari. Ia melarikan diri ke Lombok beserta 40 orang pengiring, karena ia merasa malu tidak dapat memenuhi titah rajanya, yaitu Kencana Wungu, untuk membunuh Menak Jingga. Setelah berbagai pengalaman yang di alaminya di kerajaan Selaparang, akhirnya ia menghambakan diri di kerajaan Pejanggik, pada raja Dewa Mas Panji. Berkat kepandaiannya ia sangat berpengaruh di kerajaan Pejanggik sehingga menimbulkan ke kekhawatiran para pembesar kerajaan. Inilah yang menyebabkan kerajaan Pejanggik minta bantuan kepada kerajaan Karangasem di Bali untuk membunuh Banjar Getas. Ternyata kemudian raja Karangasem Bali memihak kepada Banjar Getas melawan kerajaan Pejanggik. Setelah Pejanggik dapat ditaklukkan, raja Karangasem dan Banjar Getas membagi wilayah kekuasaan di pulau Lombok, karajaan Karangasem Bali menguasai Lombok di bagian Barat, sedangkan Banjar Getas mendapat wilayah Lombok di bagian tengah dan timur.
Pada wilayah kekuasaan kerajaan Karangasem Bali di pulau Lombok bagian barat, telah berdiri beberapa kerajaan-kerajaan kecil di bawah penguasa-penguasa bangsawan Karangasem Bali. Kerajaan-kerajaan kecil tersebut antara lain : kerajaan Pagesangan, kerajaan Kediri, kerajaan Sengkongo`, kerajaan Pagutan, kerajaan Mataram, dan kerajaan Singasari. Setelah adanya penaklukan terhadap pulau Lombok pada tahun 1691 sampai tahun 1740, di lokasi kerajaan yang dahulunya disebut Singasari inilah diganti namanya menjadi kerajaan Karangasem Sasak, dan kerajaan ini akan menjadi cikal bakal kerajaan Cakranegara.
Pada tahun 1740 itu diperkirakan seluruh Lombok sudah dapat di kuasai oleh kerajaan karangasem Bali. pendapat ini diperkuat oleh suatu informasi yang menyebutkan bahwa di beberapa daerah seperti Pejanggik, Purwa, dan Langko diharuskan membayar upeti dengan uang, daerah Sokong dan Bayan di kenakan upeti kapas, sedangkan daearah Praya, dan Batu Kliang di kenakan upeti darah (upeti getih) yaitu tidak membayar upeti dalam bentuk material melainkan apabila terjadi perang mereka harus membantu. Hal tersebut diperkirakan sudah berlangsung sejak tahun 1740.
Dibawah pemerintahan Karangasem Bali, kekuatan politik bukan lagi berada di Lombok Timur, melainkan di pusatkan di Lombok Barat. Pada tahun 1741 raja Karangasem Bali menempatkan seorang penguasa I Gusti Wayan Tegeh yang berkedudukan di Tanjungkarang (sebelah selatan Ampenan sekarang atau berada disebelah barat kerajaan Pagesangan). Pada masa pemerintahannya ia berhasil memperkuat kedudukan Karangasem Sasak di pulau Lombok. di bawah perlindungan kerajaan Karangasem Bali, ia melakukan kegiatan dalam bidang perpajakan dan perdagangan. Setelah ia meninggal pada tahun 1775, ia digantikan oleh kedua putranya, yaitu I Gusti Made Karang yang di sebut dengan nama I Gusti Ngurah Made berdiam di Tanjungkarang, dan I Gusti Ketut Karang bertempat tinggal di Pagesangan. Kematian I Wayan Tegeh ternyata menimbulkan perpecahan, karena pengganti-penggantinya itu saling berebut kekuasaan. Konflik ini masih berlangsung sampai permulaan abad XIX dan bersamaan dengan munculnya dua kerajaan kecil lainnya yaitu kerajaan Sakra di Lombok Timur, dan kerajaan Kopang ada di Lombok Tengah. 
RAJA ANAK ANGUNG GURAH KARANG ASAM
6.2.Berkembangnya Karangasem (Sungasari)  Bali Di Lombok 
Kerajaan Karangasem bali menunjuk wakilnya di Lombok yaitukerajaan Singasari (Karangasem Sasak). Hubungan antarakerajaan-kerajaan berdasarkan asas kekeluargaan untuk mencapaikemakmuran dan kepentingan bersama. Untuk memperkuat persatuan ini raja Singasari mendirikan Pura Meru di Singasari pada tahun 1774 M.Kerajaan Singasari bertindak sebagai ketua di dalam sebuah pemerintahan federasi. Pagesangan biasanya berposisi sebagai Patihsedangkan Kediri dan Sekongo dilebur menjadi bagian dari Pagutan,sedangkan Kuripan terpencil sendirian.Adapun pemerintah kerajaan Singasari (1740-1838M) berturut-turut diperintah oleh tiga raja dengan gelar yang sama yaituI Gusti Made Karangasem (I, II, dan III). Pada masa inilah terjadigelombang perpindahan orang Bali ke Lombok secara besar-besaran.Dalam menjalankan pemerintahannya, untuk urusan ke bawahdiserahkan kepada para punggawa. Sedangkan untuk menarik pajak kepada rakyat Sasak diserahkan kepada petugas berasal dari sukuSasak. Sekongo' sebagai kota pelabuhan banyak dikunjungi pedagang irar. Hal ini dianggapnya sebagai penghalang. Untuk menambah kas perbendaharan dan kekuasaannya, Singasari menaklukan Sekongo'padatahun 1803M. Singasari mengangapdirinya lebih mampu sehingga kerajaan yang lainnya tidak dibiarkanmaju.Raja Singasari mempunyai empat orang anak, yang sulung bemama Dewa Cokorda, kemudian Anak Agung Bagus Oka, Anak Agung Bagus Karangasem dan yang bungsu bemama Agung AyuPutri yang dikawinkan dengan anak Raja Mataram. Sebagai pengganti Raja Singasari, diangkatlah Dewa Cokorda yang didampingi oleh patihnya Gusti Gde Dangin.

            6.3.Perlawanan  Kediri  Terhadap  Kerajaan  Karengasam (Singasari/Cakranegara)
Kesewenang-wenangan Singasari telah memancing amarahKediri, sehingga secara diam-diam Kediri menyusun kekuatan dan mempengaruhi Rincung Lilin, Penujak, Sakra, jerowaru, dan Kopang. Rencana pemberontakan ini dibocorkan oleh I Raspa. IRaspa adalah voorang kawula Kediri sebagai pemegang gadai sawah Gde Banawi dari kaula Singasari. Pada 1804 M Singasari mengirim ekspedisi ke Kediri.Rakyat Kediri yang tidak mau berperang pindah ke Pasengan. Kediri mendapat serangan arah utara, selatan, dan barat. Pasukan Kediri dipimpin oleh Sura Tresna dan Walamuka. sedangkan pasukan Singasari di bawah pimpinan Wiryalunglungan dan Purusa Pakasutan. Pasukan Singasari terdesak mundur sampai ke sungai Babak tetapi setelah datangnya balabantuan dari Mataram,  Pagesangan dan Pagutan. Akhirnya Kediri dapat dikalahkan. SetelahKediri habis terbakar, Sura Tresna muncul dari utara dan mengangkat senjata. la rela mati demi membela kehormatan dan kemerdekaan negerinya.

6.3.Perlawanan Sakra
Didudukinya kerajaan Karangasem oleh Bulelengmenyebabkan raja Karangasem I, Gusti Gde Ngurah Lanang, pergimenuju Lombok dan mendirikan keraton di Gunung Sari pada tahun1824 M. Hal ini menimbulkan kecurigaan pada pihak Mataram danPagutan karena menganggap Raja Karangasem tersebut akanmenempatkan seluruh Lombok di bawah kekuasaannya. Timbullahsaling curiga yang kemudian berlanjut menjadi perselisihan.Kondisi ini dimanfaatkan oleh pemimpin Sasak dari Sakrayaitu Mas Panji Komala. Pada tahun 1826 M, Raja Sakramengumumkan perang melawan Singasari (kerajaan KarangasemSasak). Ada beberapa hal yang menyebabkan perlawanan Sakrayaitu: Pertama, Raden Suryajaya, seorang perkanggo merangkaptelik (mata-mata), melakukan korupsi dan sangat takut kalaurahasianya terbuka. Kedua, sebagian besar bangsawan Sakra gelisahkarena anak gadisnya akan diperistrikan raja-raja di Mataram.Ketiga, sejak lama Mas Panji Komala menantikan saat yang tepatuntuk mernaklumkan perang terhadap kekuasaan Bali (Singasari,Mataram, Pagesangan, dan Pagutan) Permakluman tersebut ditolak oleh Karaeng Manajai (ayahdari Mas Panji Komala). Penolakan tersebut karena memangsebelumnya Mas Panji Komala lebih berpihak kepada ibunya. Sepertitelah dikisahkan sebelumnya, salah seorang putra raja Goa bemamaKaraeng Manajai diperintahkan untuk mencari jodoh dari kalangankeluarganya yang ada di Lombok. Karaeng Manajai dibekali sebuahkeris pusaka dan sebuah cincin. Sesampai di Lombok, KaraengManajai menghadap kepada dua orang bersaudara Meraja Kusumadan Dewa Laki Orpa dan mengeluarkan pusaka tersebut. Ternyatakeris dan cincin tersebut sangat cocok dimiliki.Akhirnya Karaeng Manajai dikawinkan dengan Dene BiniRinggit (Putri Dewa Laki Orpa, Pemban Mas Hang Pijot). Dari perkawinan tersebut, lahirlah dua orang anak bernama Dewa MasPanji Komala dan Dene' Binti Nyanti. Dewa Mas Panji Komalaterlahir sebagai penentang kekuasaan Bali di Gumi Sasak. KaraengManajai kawin lagi dengan orang Mate'naling yang bernama Bungasehingga hubungan dengan Dene' Bini Ringgit semakin renggang.Oleh sebab itu, anak-anaknya memihak kepada ibunya. Inilah yangmenjadi latar belakang mengapa nasehat Karaeng Manajai tidak diindahkan oleh Mas Panji Komala yang berakhir dengankehancuran Sakra.Penolakan tersebut tidak menghalangi keinginan Dewa MasPanji Komala untuk tetap berperang melawan Singasari. Dewa MasPanji Komala memproklamirkan diri terbebas dari Karangasem.Raden Suryajaya menggerakkan bala bantuan dengan mangajak danmengintimidasi desa-desa Suradadi, Kopang, Rarang, Batukliang,dan Praya.Rencana penyerangan Sakra ke Singasari, Mataram, Pagutandan Pagesangan terdengar oleh Singasari. Akhimya perselisihan yangterjadi segera dihentikan untuk bersatu melawan kerajaan Sakra. Bala bantuan dari pulau Bali didatangkan. Pada saat itu, raja Singasari berjanji, bahwa apabila kerajaan Sakra dapat dikalahkan maka daerahLombok akan dibagi-bagi kepada kerajaan-kerajaan, desa-desa, danorang-orang yang membantunya. Pada tahun 1826 M pecahlah pertempuran antara Sakradengan Karangasem Lombok di Kopang. Pasukan Sakra terpukulmundur dan Kopang dijadikan lautan api oleh Singasari. Setelah itu pasukan Singasari beserta sekutunya bergerak ke pusat pertahananSakra. Bantuan dari Karaeng Manajai, Raja Abubakar dan RajaMenjeli dari Sulawesi tak kunjung datang karena tertahan oleh banyaknya penjagaan di masing-masing pelabuhan. Bantuan terpaksamendarat di Labuan Lombok akan tetapi didesak mundur sampaiSumbawa. Sakra terkepung dari segala arah. Pemban Aji berusahauntuk membuka kepungan musuh dengan melakukan serangan kedesa-desa tetapi tidak berhasil dan terdesak, kemudianmengundurkan diri ke Patondang.Pada saat yang sangat kritis, Dewa Mas Panji Komalamenyerukan jihad fisabilillah. Pasukan Singasari dan sekutunyaakhirnya dapat dihalau mundur sampai ke Masbagik. Dengan adanyakemenangan yang gemilang ini membuat Dewa Mas Panji Komalamabuk kemenangan dan membuat suatu kekeliruan. Semua prajuritnya menjadi pengecut dan tidak berani menghadapi musuh,sehingga pada penyerangan berikutnya, Sakra dapat dikalahkan.Dewa Mas Panji Komala menghilang dan ibunya Dene' Bini Ringgit ditangkap dan ditawan di Taman Kelepung Singasari (TamanMayura).Sesuai dengan janji yang diikrarkan oleh raja, setelah peperangan usai, maka daerah kekuasaan dibagi dengan perincian berikut: (1) Mataram diberikan desa-desa yang berada di sebelahtimur sungai Babak, (2) Pagesangan diberikan desa-desa Suradadi,Suralaga, Kembang Kuning, dan desa Surabaya, (3) Pagutandiberikan desa-desa seperti Batujai, Batukliang, dan Batutulis, (4)Sedangkan sisanya adalah wilayah kekuasaaan Singasari.
6.4.Runtuhnya Karang Asam ( Singasari)
Setelah Perang Sakra, ternyata perselisihan lama kembalitersulut yang mengakibatkan terjadinya perpecahan antar merekasendiri. Di sisi lain, ketikakerajaan Gunung Sari dipersatukan dengan kerajaan Mataram oleh kerajaan Singasari. Kerajaan Mataram tidak dapat menerima keputusan tersebut. Tindakan sewenang-wenangserta adanya gejala untuk menghapus kerajaan-kerajaan kecilmenyebabkan pihak Mataram mulai mendekati dan mempengaruhidesa Kopang, Batukliang, Praya, Sakra dan lain-lain untuk menggempur Singasari. Secara umum dapat dikatakan bahwa, penyebab keruntuhan kerajaan Singasari sebagai berikut :
Ø  Masing-masing kerajaan tersebut merasa paling baik.
Ø  Tindakan Dewa Cokorda yang kurang baik seperti: perbuatanyang tidak senonoh dengan saudara kandungnya sendiri.Kemudian, selalu merusak serta merampas daerah kerajaanMataram dengan membuat hutan perburuan baru yangmempersulit rakyat Mataram mencari kayu dan alang-alang.Pemerintahannya juga kurang adil sehingga menyebabkanKopang dan Praya lebih dekat dengan pihak Mataram daripadaSingasari.
Ø  Kebencian Pagesangan kepada Singasari karena hampir semua keluarga Raja Pagesangan tewas. Hanya seorang yang dapat lolosdan melarikan diri ke teluk di Sumbawa.Ketika terjadi perebutan wilayah antara Penujak (termasuk wilayah Singasari) dengan desa Kateng (termasuk wilayahMataram), maka pada tahun 1838M, raja Mataram memaklumkan perang kepada Singasari. Maklumat tersebut ikut mempengaruhi desa Batukliang, Kopang, Praya dan Sakra. Selanjutnya kerajaanMataram dibantu oleh kerajaan Pagesangan dan Pagutan. Mereka juga didukung oleh Kapten King, pedagang Inggris dan nakhoda kapal yang bernama Ismail. Kemudian Karangasem Bali jugamendatangkan 6.000 pasukan untuk membantu Mataram. Sedangkan pihak Singasari dibantu oleh Lange (pedagang Denmark) danseorang pedagang dari Skotlandia.Dalam peperangan tersebut, Mataram berada dalam keadaan kritis setelah tewasnya Raja Sepuh I Gusti Karangasem III di Rumak.Pada saat itulah Sakra bergabung dengan Kuripan membantuMataram dalam menggempur Singasari. Kerajaan Singasari dikepungdari segala jurusan, seluruh penghuni Singasari melakukan puputan di Sweta. Dalam peperangan ini, istana Singasari dibakar dan semua keluarga raja tewas kecuali dua orang anaknya yang masih kecil,seorang perempuan dan laki-laki, mereka kemudian dibawa keKarangasem Bali. Sedangkan Gusti Gde Dangkin, Patih Singasari,tewas di Pamotan. Kerajaan Singasari menyerah kalah terhadap kerajaan Mataram pada tahun 1839 M.




7.      KERAJAAN MATARAM
7.1.Berdirinya Mataram
Kekalahan Singasari telah mengangkat derajat kerajaanMataram. Orang-orang yang membantu Mataram diberi hak otonom serta diangkat menjadi pejabat, seperti Gusti Wanasari,Gusti Gde Wanasara, SangWahayan Lebah yang diangkatmenjadi Punggawa dan.SangBonaha yang diangkat menjadiPatih.Pada tahun 1839 M SangBonaha dipengaruhi oleh Langesehingga berbalik melawanMataram. Sementara untuk membunuh sang Bonaha sangatlahsulit karena ia konon sakti mandraguna. Namun raja tidak kehilangan akal, ia mengancam bangsawan Batujai dan akan diturunkan kastanya jika dalam waktu3  bulan tidak mampu membunuh Sang Bonaha. Sehari sebelum ancaman berakhir Mamiq Salim berhasil membunuh Sang Bonahayang A. A. Ketut Karangasem dikatakan sakti mandraguna.Dari kalangan orang Sasak, Dene' Batu Laki dan Dene' LakiGaliran dari Kuripan diberikan hak otonomi di bagian sebelah timur sungai Babak dan sungai Belimbing. Begitupula Kopang, Mantang,Rarang, Praya diberi hak otonomi tanpa membayar pajak keMataram
7.2.Berkembangnya Mataram
Kerajaan Mataram sebagai penguasa tunggal di pulauLombok berturut-turut diperintah oleh tiga raja. Raja yang pertamaAnak Agung Ketut Karangasem IV (1838-1850 M), yangmengkonsolidasikan Mataram sebagai kerajaan tunggal yang bercorak sentralistik dan represif. Raja kedua adalah Anak AgungMade Karangasem (1850-1872M), di bawah raja inilah dilakukanrenovasi atas Taman Kelepug menjadi Taman Mayura. Dibangun pula Pura Meru, Tamaiq Suranadi, Lingsar, dan dirintisnya pembangunan Taman Narmada yang diberi ukir kawi dan selesaitahun 1866 M. Kemudian Cakranegara (negara yang sudah bulat bersatu) ditata sebagai pusat pemerintahan. Raja terakhir yang paling bungsu adalah Anak Agung Gede Ngurah Karangasem (1872-1894M), yang dinobatkan sebagai raja dalam usia 70 tahun lebih.Raja Mataram mengawini Dende Aminah dan namanyadiganti manjadi Dende Nawangsasih (Nawang artinya tahu, Sasihartinya bulan). Perkawinan tersebut konon berdasarkan petunjuk gaib. Dende Aminah alias Dende Nawangsasih terkenal sangat taat menjalankan agamanya, dia sangat berpengaruh kepada suaminya, sehingga diizinkan untuk mendirikan sebuah masjid yang dibangun dekat Taman Mayura. Dia diperkenankan juga mendatangkan seorang guru agama.Gurunya bernama Guru Baok alias Haji Moh. Yasin dari Kelayu. Dende Aminah memiliki penasehat spiritual dari Arab bernama Sayid Abdullah. Dari perkawinan dengan raja Mataram ini kemudian lahir seorang anak bernama Gapul atau Imam Sumantri yang terkenal sebagai Datu Pangeran.Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaannya, karena dengan mudahnya memerintah orang Sasak untuk ngayah membangun berbagai tempat peribadatan tetapi banyak pula perkanggo Sasak menjadi kaya raya. Pada saat ini, Mataram mengubah nama Singasari menjadi Cakranegara (negara yang bulat).Orang Islam bebas beribadah bahkan di Ampenan dibangun sebuahmasjid. Selain itu, didatangkan pula guru qur'an dan hadits. Mataram menjadi penguasa seluruh Lombok, termasuk mempersatukan kerajaan-kerajaan yang dulu dibagi-bagikan, yaitu,kerajaan Pagesangan, Pagutan dan Kediri. Kemudian keraton baru dibangun di tempat bekas keraton kerajaan Singasari, dan dinamakan Puri Ukir Kawi yang dihuni oleh A.A. Gde Ngurah Karang Asem dibantu oleh seorang anaknya yaitu A.A. Made Karangasem, sedang Puri Mataram dihuni oleh anaknya yang lain yaitu A.A. Ketut Karangasem, sang putera mahkota calon pengganti ayahnya.
7.3.Sistem Pemerintahan Kerajaan Mataram
Pada awalnya, susunan pemerintahan Mataram adalahsebagai berikut:Berbagai ketentuan yang berlaku:
Ø  Punggawa atau perkanggo diangkat dan diberhentikan oleh raja, berdasarkan keturunan disamping kecerdasan dan keberaniannya.
Ø  Pemekel dan keliang diangkat perkanggo oleh penggawa, berdasarkan keturunan dan wibawa di dalam masyarakat dan atasnasihat pemuka masyarakat.
Ø  Penghasilan perkanggo atau penggawa berasal dari pemberianizin tanah yang tidak terbatas kepada rakyat yang dikerjakansecara gotong royong atau sebagai penggarap.
Ø  Bagi perbengkel dan keliang mempunyai tanah pecatu, yangdapat dibedakan atas pecatu pusaka dan pecatu mider.
Ø  Soal perselisihan antara wilayah masing-masing punggawa, perkanggo, perbekel, dan keliang, diberikan wewenang untuk menyelesaikannya sendiri. Jika tidak dapat diselesaikan sendirimaka harus diajukan ke struktur yang lebih tinggi.
Ø  Perkanggo dan punggawa diberikan wewenang untuk mengatur dan menyelenggarakan pemerintahan pada wilayah masing-masing.
Ø  Perkanggo juga diberikan wewenang dan diwajibkan untuk mengumpulkan upeti/ membayar pajak bentuk natura. Rakyatyang diwajibkan membayar upeti hanyalah golongan yangmemiliki tanah. Untuk pekerjaan pembuatan, perbaikan ataupun pemeliharaan jalan, rakyat Sasak jugalah yang diwajibkanmelakukan ngayah. Ngayah adalah sejenis kerja rodi. Rakyatdisuruh membangun berbagai tempat ibadah, jalan¬jalan, jembatan, rumah-rumah para raja maupun orang Bali. Selain itu juga sering kali diikutkan berperang membela/membantukerajaan bila diperlukan
7.4.            Perang Mataram-Pagutan
Salah seorang putra raja Mataram yang sudah dewasadilamarkan seorang putri bernama Ayu Bulan dari Pagutan. Akantetapi lamaran tersebut ditolak oleh pihak Pagutan. KeberanianPagutan menolak lamaran tersebut karena dijanjikan bantuan olehKuripan. Apabila terjadi peperangan melawan Mataram, pihak kuripan bersedia membantu Pagutan. Kerajaan Mataram merasadilecehkan oleh peristiwa tersebut, akhirnya peperangan pun tak dapat dihindari. Pada tahun 1839 M, Raja Pagutan, Gusti Ketut Putradengan beberapa orang keluarganya tewas. Hingga perang usai, bantuan dari Raja Kuripan Dene' Laki Batu tidak kunjung datang.



7.5.Penghancuran Kekuasaan Sasak 
Peristiwa peperangantersebut sangat disesalkan olehMataram. Semua itu terjadikarena ulah Kuripan. AkhirnyaMataram mencabut hak otonomiyang diberikan kepada seluruhdesa-desa termasuk Kuripan,Praya, Kopang, Mantang, Rarangdan lain-lainnya. Mataram beranggapan bahwa pemberianotonomi itu pada akhirnya akanmenimbulkan malapetaka bagi pemerintahan Mataram Mataram menjadi sangat hati-hati karena ia menyadari betul apabilakekuatan Sasak bersatu di bawah kekuatan Islam maka bisamenimbulkan malapetaka bagi Mataram. Kemudian Matarammelakukan upaya adu-domba.1.Peperangan KuripanSiasat tersebut kemudian mulai dijalankan. Satu persatukerajaan Sasak ditaklukan. Pertama diawali dari Kuripan. Kuripandiundang oleh Mataram akan tetapi Dene' Laki Batu dan Dene' BatuGaliran membawa para patih dan punggawa. Dalam pertemuantersebut pihak Mataram menyerahkan wilayah sebelah timur sungaiBelimbing menjadi bagian dari kekuasaan Kuripan, sedangkanwilayah sebelah barat sungai itu akan dikurangi. Kuripan mintawaktu untuk berpikir. Setelah pulang mereka sepakat untuk menolak  permintaan tersebut. Pada undangan yang kedua Dene' Laki Batu dan Dene' Laki Galiran dapat dibunuh pada tahun 1840 M. WilayahKuripan diperintah langsung oleh kedua putri Dene' Laki Batu,masing-masing Dende Rada dan Dende Sumekar yang selanjutnyadibawa ke Mataram, sedangkan anak laki-laki Dene' Laki Batumenghilang.
7.6.    Perang Praya I
Penaklukan selanjutnya diarahkan ke Praya yang dipimpinoleh Raden Wiracandra. Berkali-kali Raden Wiracandra ke Mataram, tetapi setiap kedatangannya selalu membawa pengiring yang sangat banyak dan bersenjata lengkap. Praya sudah menyadari bahwa malapetaka bagi dirinya hanya menunggu giliran saja. Praya sudah tidak tahan lagi memelihara persahabatan dengan Mataram.Beberapa hal yang menjadi sebab perang Praya I ini antaralain:a.Kerajaan Mataram merobek-merobek (melanggar) perjanjianantaraArya Banjar Getas dengan I Gusti Ketut Karangasem. b.Daerah kekuasaan Banjar Getas sejak lama telah digerogotisedikit demi sedikit dengan mendirikan desa-desa otonom dibawah perintah langsung dari Mataram c.Dalam usahanya untuk menguasai seluruh Lombok, KerajaanMataram selalu menjalankan politik adu domba antara para pemimpin Sasak. d. Raden Wiracandra difitnah akan menyerang Mataram.Usaha terakhir Mataram untuk menaklukkan Praya secarahalus, adalah dengan melamar putri Raden Wiracandra yang ditolak oleh Praya. Maka untuk menyerang Praya, raja Mataram menghasut desa-desa tetangganya untuk memusuhi Praya.Akibat hasutan Mataram itu, seolah-olah Kopang dan Batukliang itu menjadi musuh utama bagi Praya, maka Prayamenyerang Batukliang dan Kopang. Kedua desa itu mendapat bantuan dari Mataram di bawah pimpinan Ratu Gde Wanasara yangdidampingi oleh I Made Rai dan Gusti Made Kaler. Untuk menghindari korban yang lebih banyak, terutama anak-anak dan wanita, maka raja Mataram memerintahkan supaya Praya ditunggu di perbatasan Praya dan Batukliang. Wilayah Praya dikepung oleh pasukan Batukliang, Kopang dan Mataram serta diperkuat pasukandari Batujai, Suradadi, Penujak, Jonggat Puyung, Rarang, dan Sakra.Hampir setengah tahun lamanya terjadi perang tiada berkesudahan,sehingga menimbulkan bencana kelaparan. Beberapa orang pasukanyang keluar untuk mencari makanan dibunuh oleh para musuh. Halitu menyebabkan Raden Wiracandra dan pembantunya gelisah.Mereka bertekad untuk perang fisabilillah. Pada peperangantersebut, Raden Wiracandra tewas. Pasukan rakyat yang fanatik,dibawah pimpinan Haji Umar menjalani perang fisabilillah.Semuanya gugur di medan perang. Raden Tunggul, putra dari RadenWiracandra dapat meloloskan diri dan pergi ke Bugis. Para putri- putri Raden Wiracandra dan tawanan yang lain dan sebagian lagi dibuang ke Bali dan Tanjung (Lombok Utara), beberapa dari merekaada pula yang dibunuh. Sejak itu Praya berada di bawah kekuasaanAnak Agung Gde Ngurah, raja Karangasem. Sedangkan di Praya diangkat seorang pimpinan dari keturunan Banjar Getas bernamaMamiq Sapian.Hancurnya kerajaan Praya menambah martabat Kopang danBatukliang. Hal ini tidak menyenangkan raja Mataram. Politik pecah-belah terus dijalankan. Beberapa tahun setelah perang Praya pertama, Jero Wirasari pimpinan Kopang, dipanggil ke Mataram.Ketika Jero Wirasari berangkat bersama para pengiringnya, iadidakwa dan difitnah akan memberontak ke Mataram. Rajamemerintahkannya untuk ke Pemenang (Lombok Utara) dan tanpadisadari kemudian dikeroyok dan dibunuh oleh pasukan Mataram di bawah pimpinan Gusti Ketut Ning. Jenazahnya dimakamkan oleh para pengiringnya di Pemenang. Sejak saat itu Kopang mengalamikemunduran.Rencana Raja Mataram untuk menguasai desa demi desasemakin menjadi jadi, sehingga ia tidak lagi membedakan kawanatau lawan, yang penting tujuannya tercapai dengan mudah dancepat. Satu-persatu sekutunya dihancurkan. Hal ini sangatmenggelisahkan para pemimpin Sasak. Mereka tidak dapat bersatuakibat politik Mataram yang sangat cerdik.Lima bulan setelah Kopang, tiba giliran Batukliang menuaimasalah. Raden Sumintang diminta datang ke Mataram. Para bangsawan dan pembantunnya melarang beliau datang ke Mataramuntuk memenuhi surat panggilan dari Anak Agung Mataram itu.Setelah tiga kali surat diterima dan tidak dihiraukan juga; makaMataram mengirim pasukan di bawah pimpinan Gusti Made Sangkauntuk menangkap Raden Sumintang dalam keadaan hidup atau mati.Agar Batukliang tidak bernasib seperti Praya, Raden Sumintangmenyerahkan diri di Aik Gering kepada pasukan yang akanmenangkapnya. Disitulah beliau dibunuh oleh Gusti Made Sangka.Melihat Radennya dibunuh, para pengiringnya bernama Tati'Engkis tidak dapat menahan diri lalu mengamuk. Tetapi baru dapat menewaskan seorang musuh, ia pun tewas. Jenazah RadenSumintang dimakamkan di Batukliang.
7.7.    Perang Kalijaga
Ø  Sebab-Sebab TerjadinyaSebelum dilantik menjadi raja, AnakAgung Gde Ngurah Karangasem berfikir bagaimana cara agar dua golongan yang berbeda agama bisa berdamai. Atas petunjuk gaib dalam pertapaan di Batu Bolong, ia bermimpi saat itu kejatuhan bulan di Kalijaga. Anak Agung Gede Ngurah Karangasem bersama Gusti Gde Wanasara kemudian melamar Dende Aminah dari Desa Kalijaga Lombok Timur. Dende Aminah dipercaya sebagai pemegang Wahyu Kedaton Selaparang.Dende Aminah merupakan putri dari Dea Guru, seorang pemuka Islam yang terkenal shaleh. Baliau adalah saudara dari DeaMeraja, pemimpin desa Kalijaga. Dea Guru dan Dea Meraja menolak lamaran itu karena sudah dijanjikan bantuan oleh Raja Amir dari Desa Mamben dan Raden Kardiyu dari Korleko bila nantinya diserang oleh Mataram.Anak Agung Gde Ngurah berkirim surat kepada Dea Gurudan Dea Mraja untuk datang ke Mataram, tetapi undangan itu ditolak, karena datang ke Mataram berarti mati. Penolakan surat tersebut sangat menyakitkan hati raja. Maka siasat lamapun dijalankan, "Pecah dan Kuasai". 
Ø  Perlawanan Kalijaga Atas berbagai pertimbangan, akhirnya surat pemanggilan tersebut dipenuhi. Maka diutuslah Raden Kardiyu dim Raden Amir ke Mataram. Sesampainya di Mataram, mereka diterima oleh Patih Gusti Wanasara. Meskipun tanpa bukti, mereka dituduhmemberontak. Kemudian mereka diikat dan dibawa ke Sema(Kuburan Bali) untuk menjalani hukuman mati. Ternyata merekatidak mempan senjata. Gusti Wanara melaporkan kejadian yang sangat aneh ini kepada Raja. Rajapun mengampuni keduanya dengan syarat agar supaya mereka berdua bersedia menangkap Dea Raja dan Dea Guru dalam keadaan hidup atau mati. Demikianlah, Mamben dan Korleko pun menyerang Kalijaga. Namun serangan itu dapat ditahan oleh Kalijaga. Raden Amir dan Raden Kardiyu tersadar, bahwa mereka harus berpihak kepada Kalijaga. Akhirnya mereka pun berbalik melawan Mataram. Mereka berencana menyerang kedudukan Mataram di Pringgasela dengan beberapa strategi: -Dari Barat Daya dipimpin oleh Dea Mraja dibantu oleh Raden Kardiyu, Mamiq Lisah, Mamiq Putra, Pun Kebiandan Raden Nuna Darmasih.-Dari Arah Timur dipimpin oleh Dea Guru dibantu ol,eh Raden Amir, Pe Sumping, Mamiq-Dalu, Papuq Lokah, Amaq Kedian, Mamiq Mesir, dan Pe Rumah.Ketika peperangan berlangsung, RadenAmir dan RadenKardiyu ingat janjinya sehingga berbalik melawan Kalijaga. RadenAmir, Raden Kardiyu, Pe Sriyaman yang membela Mataram memukul mundur pasukan. Kalijaga untuk kemudian membakar Kalijaga. Dea Meraja dan puterinya Raden Muna Darmasih melarikan diri naik perahu ke Bima, sedangkan Dea Guru bersama putrinya, Dende Aminah dan beberapa orang pengiringnya bersembunyi di dalam sebuah goa di hutan Bungus Bawi, namun musuh dapat menemukannya, sehingga mereka dapat dibunuh.
7.8.Mataram Menegakkan Kekuasaan
Sistem pemerintahari yangdigunakan pada masa itu adalah pemberian hak otonomi terbataskepada desa di wilayah Timur Juring. Setiap desa mengangkat para pemuka desa untuk memungut upeti dan pajak, tetapimereka mendapat pengawasanlangsung dari seorang Bali.Untuk memantapkan danmenegakkan kekuasaannya, Anak Agung membuat peraturan- peraturan sebagai berikut:
Ø  Peraturan tentang pertanahan.
Ø  Menghapus gelar "Raden" bagiorang Sasak.
Ø  Menghapus prasasti dan silsilah bagi orang Sasak
Ø  Memperluas perjudian sabung Ayam. Pembagianhartapeninggalandidasarkanpatriarkat dalam pengertian bahwa jika seseorang meninggal dengan tidak mempunyai anak laki-laki, maka harta peninggalannya itu menjadi hak milik raja).
Ø  Pemberian gelar "Jero" bagi pimpinan Sasak.
Ø  Pemerasan tenaga kerja untuk pengabdian kepada raja.
7.9.Runtuhnya Kerajaan Mataram
Atas Kondisi tersebut, parapemuka SasakmemintapemerintahHindia-Belanda untuk ikut campur dalam menangarii perangLombok. Setelah menerima permintaan bantuan persenjataan bagirakyat Sasak, pemerintah Belanda mengirimkan utusannya untuk melihat secara langsung keadaan orang-orang Sasak. Dalam peninjauannya di Pulau Lombok itu, Liefrinck melaporkan keadaanyang sesungguhnya, yaitu terjadi berbagai penderitaan sepertiterjadinya bencana kelaparan dan wabah penyakit yang menimpaorang-orang Sasak.Laporan dari Liefrinck, utusan pemerintah Belanda tersebut,sangat berpengaruh atas pemerintahan dan kekuasaan Bali diLombok. Laporan ini ditanggapi dengan sangat teliti oleh pemerintahBelanda di Batavia. Belanda pun sangat perlu untuk ikut campur menyelesaikan perang Lombok.Belanda berupaya untuk mempertemukan orang Sasak danMataram, akan tetapi menemui jalan buntu. Akhirnya Belandamengeluarkan ultimatum yang memberatkan Mataram. Padamulanya Mataram menolak permintaan tersebut, akan tetapikemudian meminta menunda jawaban. Pihak Mataram selalumengulur-ulur waktu. Melihat gelagat tersebut, Belanda mendaratkan pasukannya di Ampenan. Maka man tidak mau, ultimatum tersebutharus diterima.Setelah itu, Belanda menggelar pasukannya danmemindahkan markasnya di tanah lapang di muka Pura Meru agar  pembicaraan berjalan cepat dan lancar. Belanda memaksa pihak Mataram untuk menandatangani surat perjanjian yang disaksikan oleh pemuka-pemuka Sasak. Jenderal Van Ham menemui para pemuka Sasak tersebut di Sisik Labuhan Haji, dan meminta mereka agar datang ke Cakranegara. Akan tetapi pemuka-pemuka Sasak menolak undangan tersebut. Setelah mendapat penjelasan secara langsung dari Panglima pasukan, akhirnya para pemuka Sasak menyepakati untuk datang ke Mataram dengan mengirim dua orang utusan.Adapun isi perjanjian antara Mataram dan Belanda yangtertanggal 7 Juni 1843M sebagai berikut:
a)         Mataram mengakui kedaulatan Belanda atas pulau Lombok.
b)         Mataram tidak lagi melakukan hak adat tawan karang.
c)         Mataram akan melindungi kepentingan perdagangan Belanda
d)        Mataram tidak lagi kontak atau melakukan perjanjian dengan bangsa kulit putih lainnya.
e)         Sebagai imbalan-Mataram diberi hak otonomi penuh oleh Belanda dalam melaksanakan pemerintahan di Lombok.Kedatangan utusan Sasak tersebut justru meninggalkan permasalahan baru. Mereka justru meninggalkan tempat perundingandan memulai peperangan. Keadaan ini menyebabkan banyak pasukan Belanda meninggal, salah satunya Jenderal Belanda adalah JenderalVan Ham.Pada tahap selanjutnya, Belanda mengirim ekspedisi yangsempurna dan melakukan penyerangan terhadap Mataram dari berbagai penjuru. Serangan Pada tahun 1894 M tersebut berhasilmenghancurkan dan membakar puri hingga hampir rata dengan tanah. Mataram kemudian dapat ditaklukkan.Peristiwa penting yang terjadi pada waktu itu ialah ditemukannya keropak(naskah lontar) Desa warnama yang kemudian terkenal dengan nama Negarakertagama. Menurut Brandes, naskahini diketahui sebagai satu-satunya naskah yang berisi gambaran paling lengkap tentang kerajaan Majapahit.

7.10. Perang Lombok 
7.10.1.Latar Belakang Perang Lombok 
Dikeluarkannya berbagai peraturan oleh kerajaan Mataram yang bertujuan untuk memantapkandan menegakkan kekuasaannya, telah membawa kesengsaraan dan penderitaan bagi rakyat Sasak. Adapun peraturan tersebut di antaranya:(1) peraturan tentang pertanahan, (2) MENGHAPUS GELAR "RADEN" BAGI ORANGSASAK, (3) MENGHAPUS PRASASTI DAN SILSILAH BAGI ORANG SASAK, (4)memperluas perjudian sabung ayam, (5) pembagian harta, peninggalan, (6) pemberian gelar "Jero" bagi pimpinan Sasak, (7) pemerasan tenaga kerja untuk pengabdian kepada raja.S ebelumnya, peperangan demi peperangan dilakukan oleh orang Sasak untuk menyerang orang Bali tetapi tidak pernah berhasil karena tidak ada persatuan. Peperangan tersebut adalah:1.Peperangan Praya I, yang dipelopori oleh keturunan Arya Banjar.2.Peperangan Kopang dengan gugurnya seorang pahlawan Sasak Mamiq Mustiasih, adik dari Mamiq Mustiaji.3.Peperangan Batukliang dengan gugurnya pemuka desa Batukliang Jero Ginawang.4.Peperangan Sakra yang dipimpin oleh Mamiq Nursasih dan TuanGuru Haji Ali.Peristiwa-peristiwa tersebut mengakibatkan kekuasaan Bali diLombok semakin melemah, karena di sisi lain mereka juga disibukkan dengan mengirim bala bantuan ke Karangasem Bali yang sedang berperang dengan kerajaan Klungkung.
7.10.2.Perlawanan Praya
Pada tangga l8Agustus 1891 M (2Muharram 1309 H) Mataram Guru Bangkol (Guru Ismail) bergerak menuju medan pertempuran di Pakukeling dekat Kediri. Adapun sebab-sebab pemberontakan Praya adalah: (1) pemerintahan Mataram semakinsewenang-wenang, (2) dendam sejak Perang Praya I, (3)terbunuhnya seorang ulama bernama Guru yang oleh perbekel Bali diPraya tanpa kesalahan yang nyata. Dari sebab tersebut, yang palingmenyakitkan adalah sebab yang ketiga, ketika Guru Bangkol meminta keadilan, ditolak oleh raja Mataram, maka diputuskan untuk mengangkat senjata.Pertempuran di Pakukeling, pasukan Guru Bangkol berhadapan dengan pasukan A.A. Made Karangasem, putra sulung Anak Agung Gde Ngurah Karangasem. Pada pertempuran tersebut pasukan Bali dengan persenjataan yang lengkap dapat menghalau Guru Bangkol sampai ke Praya (H. Lalu Lukman,2007). Pasukan Bali melanjutkan penyerangan, akan tetapi Praya telah dikosongkan.Semua pasukan mengungsi ke desa-desa di sekitamya, kecuali: GuruBangkol, Mami, Sapian, Haji Yasin, Mami' Diraja, Amaq Gewar,Amaq Semain, dan seorang lagi, Amaq Tombok yang tetap mempertahankan masjid Praya.Kota Praya tetap dikepung, namun ketujuh orang yang menjaga masjid berganti-ganti untuk memerangi musuh yang mengepung masjid. Jika sudah lelah melayani musuh, lalu diganti dengan yang lain. Selama berminggu-minggu orang Bali mengepung masjid Praya, namun tidak dapat juga direbut. Orang-orang Bali tidak berani maju dan selalu mengandalkan orang-orang Sasak yang masih setia kepada mereka untuk menjadi pemuka dalam pertempuran.Sebuah keanehan terjadi, meskipun dikepung selama berminggu-minggu oleh pasukan Bali beserta bantuan pasukanSasak, mereka tetap tidak mampu menguasai Praya. Sebenarnya strategi yang dipergunakan oleh tujuh pahlawan tersebut adalahdengan membuat sebuah bubungan yang digerak-gerakkan olehorang-orang bersenjata, sehingga semuanya tampak bergoyangdahsyat.Akhirnya secara berangsur-angsur, rakyat yang telahmengungsi kembali memasuki kota untuk mempertahankan kotaPraya. Hal ini menimbulkan kecurigaan Anak Agung Made terhadapkesetiaan pasukan Sasak yang membantunya.Karena kesal, ia mengeluarkan ancaman: jika pemberontakanPraya selesai, maka semua Haji, semua Guru, dan semua pemukaSasak akan dimusnahkan. Sedangkan yang lainnya akandiseberangkan ke Bali dan ditempatkan di lereng-lereng gunung danhutan di Bali. Ancaman tersebut secara berturut-turut dilakukanterhadap:1.Praya.Memanggil Mamiq Ardita yaitu keluarga dari Guru Bangkoldengan tuduhan yang dibuat-buat kemudian disingkirkan.2Batukliang.Memanggil Mamiq Wirata (Jero Buru) keluarga MamiqGinawang karena tidak lagi dianggap setia kepada raja Bali, laludibawa ke Cakranegara dan semuannya dibunuh.3. Kopang.Mamiq Mustiaji dari Kopang dan Mamiq Mustiasih besertadua orang pengikutnya yang bernama Haji Husen alias GuruImam dan Jero Ginawa alias Mamiq Ramelah. Tetapi merekadapat meloloskan diri pulang kembali ke Kopang.4.Sakra.Tuan Guru Haji Ali dari Sakra, yang setia membantu Anak Agung Made dalam menyerang Praya, tetapi beliau mampumeloloskan diri pulang ke Sakra.
7.10.3.    Persatuan Sasak 
Kegagalan-kegagalan yang selama ini dialami oleh rakyatSasak ternyata karena memang belum adanya persatuan. Melalui perundingan di Kopang akhirnya mereka mau bersatu untuk menata dan menyusun strategi serta melakukan perlawanansecara menyeluruh terhadap kekuasaan Bali. Para pemuka Sasak yang mengadakan pertemuan di desa Kopang dan sekaligus bertanggungjawab atas wilayahnya antara lain:1. Mamiq Mustiaji dari Kopang.2. Guru Bangkol dariPraya.3. Mamiq Ginawang*dariBatuliang.4. Mamiq Nursasih dariSakra.5. Raden Melaya Kusumadari Masbagik.‡6. Raden Wiranom dariPringgabaya.Dalam musyawarahtersebut diputuskan untuk membantu Praya dan mengangkat. TuanGuru Haji Ali Batu dari Sakra sebagai panglima perang. Kemudian para pemuka Sasak mengalihkan perhatian Anak Agung memperluasmedan perang, bukan saja di kota Praya. Aturan penyeranganditetapkan sebagai berikut:
Ø Penyerangan ke Pringgarata dilakukan oleh pasukan Masbagik, Rarang dan Kopang. Pertempuran pun berkecamuk di sebelah barat Pringgarata, di desa Sintung. Di desa Sintung tersebut Pewanga Anak Agung dan pengiringnya diserang sampai kocar-kacir. Tetapi Anak Agung dapat meloloskan diri., Sebuah pecanangan direbut oleh pasukan Kopang yang dipimpin oleh Haji Abas, lalu dibawa ke Kopang sebagai bukti.
Ø Penyerangan pasukan Bali di Praya ditangani oleh pasukan Sakradi bawah pimpinan Tuan Guru Haji Ali. Setelah berhasil merebut Puyung, tepatnya di desa Peku Keling dekat Kediri, Tuan GuruHaji Ali terluka. Beliau lalu dibawa kembali ke Sakra. Anak Agung berhasil meloloskan diri ke Narmada. Semua orang Bali ditugaskan oleh Anak Agung menjadi pengamat dan pengawas di setiap desa. Semua orang dibunuh, kecuali beberapa penduduk desa yang karena hubungan baik dibiarkan tetap hidup, namun haru~,meninggalkan desa itu.Pihak Bali di Lombok kemudian mendatangkan sebanyak 1.200 orang dibawah pimpinan Gusti Jelantik, putra dari Raja Karangasem Bali. Pasukan inilah yang balik menyerang dengar.Menguasai desa demi desa hingga jauh masuk ke Timur Juring,kecuali Praya yang sulit dijebol. Serangan juga diarahkari sampai ke Mujur dengan sasaran akhir Sakra. Sedangkan di sebelah utara, prajurit Mataram memporak-porandakan Mantang, Kopang, Rarang,Suradadi hingga ke Kotaraja dengan sasaran akhir Masbagik dan Pringgabaya. Akibat serangan pasukan Bali ini, seorang pahlawan Sasak yang bernama Mamiq Mustiasih, adik dari Mamiq Mustiaji gugur. Setelah itu pertempuran agak mereda, namun masing-masing pihak tetap dalam keadaan waspada.Dengan luasnya wilayah yang terlibat sehingga peperanganini disebut Perang Lombok Pada masa ini penderitaan panjangdialami oleh masyarakat Sasak. Sawah ladang terbengkalai. sehinggaterjadi kekurangan bahan makanan dan kelaparan pun terjadid imana-mana.
7.10.4.Meminta Bantuan
Dalam Pertemuan pemuka-pemuka Sasak di Kopang tanggal9 Desember 1891 M (bulan ketujuh Jumadil Awal 1309 H) jugamemutuskan untuk minta bantuan persenjataan ke Belanda yang adadi Bali, karena terbukti bahwa pihak Mataram melakukan kontak dengar Inggris di Singapura untuk pembelian senjata dalam melawanorang-orang Sasak. Adapun sura tersebut ditandatangani padatanggal 9 Desember 1891 M oleh ketujuh pemuka Sasak yaitu DjeroMudtiadji, dari Kopang, Guru Bangkol dari Praya, Mamiq Noersasihdari Sakra, Mamic Ginawang dari Batukliang, Raden Ratmawa dari Rarang, Mamiq Wiranom dari Pringgabaya dan Raden MalayaKoesoema dari Masbagik Surat tersebut semakin memperkuat alasan Belanda untuk ikut campur menyelesaikar permasalahan di Lombok. Akan tetapi pihak Belanda di bawah pimpinan GGMC. Pijnacker Hordijk tidak dapat berbuat apa-apa. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal:
a.       Padahal perjanjian 7 Juni 1843M menyatakan bahwa "pulauSelaparang adalah milik dan kepunyaan Gubernemen Belanda"
b.      Sibuk menghadapi perang Aceh dan takut kepada Inggris.Sementara pelanggaran-pelanggaran pihak Mataramdibiarkan seperti:
·                  Tahun 1891 M Mataram mengirim bantuan ke Bali untuk membantu Karangasem melawan Klungkung tanpa pemberitahuan Gubernur Jenderal.
·         Pemberontakan2Agustus 1891 M tidak dilaporkan oleh Mataram kepada Belanda.
·         Februari 1892M, kontrolir Liefrinck bermaksud datang keMataram, tetapi ditolak oleh raja.
·         Anjuran Belanda supaya Mataram tidak mengimpor senjatadengan menggunakan kapal laut tidak dihiraukan.
·         Mei 1982M residen Bali dan Lombok datang ke Lombok meminta keterangan tentang pengaduan orang Sasak ditolak oleh raja. .
·         Raja Mataram berusaha agar Inggris turut campur ke dalammasalah kontrak tahun 1843M. Kemudian kembali lagi Belandaikut campur tahun 1893M yang diwakili oleh Hordijk untuk mendamaikan rakyat Sasak dengan Mataram. Tetapi ditolak oleh Mataram. Kali ini Raad van Indie marah dan menempuh jalan kekerasan.Kontrolir Liefrinck kemudian mengambil inisiatif dengan mendarat lewat Labuhan Haji (sebuah pantai di sebelah selatan Lombok Timur). kemudian melaporkan bahwa:
·         Di Lombok rakyat Sasak terancam kelaparan
·         Aktivitas penyerangan dari rakyat Sasak sudah berkurang danhanya bertahan di pos masing-masing.
·         Pos-pos rakyat di Praya setiap hari mendapat serangan dariMataram sementara rakyat kelaparan.
·         Pemimpin-pemimpin dan rakyat Sasak telah bertekad tidak akanmenyerah terhadap Mataram.
·         Di pihak A.A. Made bertekad sehabis perang akan membunuhsemua pemimpin Sasak terkemuka dengan keluarganya serta parahaji agar tidak ada yang menganjurkan pemberontakan.
·         Menurut Liefrinck rencana A.A. Made pasti akan dilaksanakan,terbukti dengan pemanggilan dua orang pemuka Sasak dibunuh oleh A.A. Made.
7.10.5.Tuntutan Belanda
Mengetahui laporan tersebut, Gubernur Jenderal memutuskan untuk ikut campur yang tidak dapat ditunda lagi. Pada tanggal22 Mei 1894 M, Gubernur Jenderal mengirim surat kepada menteri koloni Bergsma bahwa Belanda akan campur tangan untuk memperbaiki nasib rakyat Sasak. Akan tetapi sebelum menggunakankekerasan Gubernur Jenderal Van Der Wijck memerintahkan residen Bali dan Lombok untuk menuntut Mataram sebagai berikut:
·                  Raja Mataram minta maaf dan menyatakan penyesalannya atas perbuatan raja yang tidak senonoh kepada Gubernur Jenderal.
·                  Raja Mataram akan menuruti perintah Gubernur Jenderal dengan tepat
·                  Penerimaan campur tangan dalam keadaan yang rumit diLombok.Berdasarkan laporan dari J.H. Liefrinck, Gubernur Jenderal diBetawi memerintahkan residen di Singaraj a untuk datang sendiri keMataram membawa surat tuntutan (ultimatum) yangkeberangkatannya terjadi pada tanggal 27 Mei 1894 M. Upaya perundingan yang diprakarsai oleh Belanda untuk mempertemukanorang Sasak dengan Mataram Berakhir buntu. Orang-orang Sasak meminta orang-orang Bali dipulangkan ke negerinya. Kemudian pada tanggal 9 Juni 1894 M residen menyerahkan tuntutan yang bunyinya:
1.      Permintaan maaf yang sebesar-besarnya atas sikap yang kurang pantas yang selalu diambil terhadap Gubernemen dan petugas- petugasnya.
2.      Jaminan terhormat, agar pemerintah kerajaan (Vorsten Bestuur)selalu ditaati pihak Mataram. Pihak Mataram harus mengikutisegala "perintah dari Gubernur Jenderal sebagai pelaksana dari pemerintah atas seluruh Hindia Belanda, Di Mana Lombok Termasuk Bagian Dari Kekuasaannya.
3.              Anak Agung Made Diminta Untuk Bertanggungjawab Dan Bersedia Untuk Diasingkan Ke Pulau Lain.
4.              Menggunakan Perantara Residen Untuk Mengakhiri Kekacauan Dilombok Dan Berjanji Akan Tunduk Dibawah peraturan yangdikehendaki oleh residen, demi kepentingan tugas.
5.              Peletakan jabatan raja yang sudah tua digantikan oleh penggantinya yang sah.
6.              Kesediaan untuk melaksanakan penandatanganan kontrak politik yang baru, sesuai dengan kehendak Gubernur Jenderal.
Pembayaran semua ongkos ekspedisi.Tuntutan-tuntutan tersebut di atas harus dijawab oleh raja dalam waktu 3hari. Pada tanggal 11 Juni 1894 M, raja meminta penundaan jawaban dalam waktu yang tidak terbatas. Permintan iniditolak pihak Belanda, karena pada tanggal 13Juni 1894 M, residen berangkat meninggalkan Lombok dan kembali ke Singaraja dengan tidak membawa hasil apapun. Belanda kemudian mengirimkan pasukan untuk memerangi kerajaan Mataram di Lombok. Dalam bulan agustus 1894 M, Belanda mengirimkan kapal perang-dengan pasukan bersenjata lengkap di bawah pimpinan Jenderal Van Ham, para perwira kebanyakan terdiri dari orang-orang Belanda,sedangkan serdadunya terdiri dari orang Jawa, Ambon dan Manado.


7.10.6. Terbunuhnya Anak Agung Made
Dalam Keadaan siap gempur tersebut, pasukan Belandaditurunkan dari kapal ke pantai sebelah utara Ampenan, di sekitar Pondok Prasi. Sedangkan para pemimpinnya menghadap raja dengan permintaan supaya.pihak kerajaan takluk dan menandatangani surat penyerakan. Melihat kekuatan pihak Belanda yang tidak mungkinterkalahkan, maka raja terpaksa menyetujui untuk berdamai, dengansyarat diantaranya bahwa pihak Belanda masih mengakui kedaulatankerajaan Mataram atas Pulau Lombok. Kerajaan Mataramdibebankan ganti rugi sebesar 1 juta Gulden, sedangkan penyerahanAnak Agung Made Karang Asem tidak terlaksana karena ketikaterjadi pergolakan politik itu ia meninggal dunia.Berita tentang kematian Anak Agung Made sendirimengandung teka-teki sampai kini. Di masyarakat beredar beberapaspekulasi tentang kejadian yang menyebabkan tewasnya anak rajayang saat itu menjadi incaran Belanda tersebut. Berikut akandiuraikan secara garis besar beberapa versi tersebut:
a.               Anak Agung Made telah melakukan Gamia Gamana (melakukanhubungan badan dengan salah satu anggota keluarganya), makamenurut hukum kerajaan mereka harus dihukum mati, meskipun pelakunya anggota keluarga raja.
b.      Menurut Belanda dalam buku "Lombok Expeditie" tulisan W.Cool tahun 1896 M, bahwa Anak Agung Made tewas karena terbunuh dengan keris.
c.               Anak Agung Made Karangasem, tidak rela diserahkan keBelanda, karena ia adalah seorang kasta ksatria, maka lebih baik mati. la diduga bunuh diri.Dengan demikian terjadilah perdamaian itu, maka kedua belah pihak bersepakat untuk mengadakan upacara peringatan yang juga dihadiri oleh pemuka-pemuka Sasak yang dilangsungkan padatangga126 Agustus 1894 M. Pasukan Belanda yang diturunkan dari kapal membuat perkemahan di sebelah barat Karang Jangkong dansebagian menduduki posisi di tanah lapang di muka Pura Meru yang berhadapan dengan Puri Ukir Kawi di Cakranegara.


7.10.7.Sebab Kekalahan Mataram
§    Mulai tumbuh kesadaran di kalangan orang Sasak akan pentingnya makna persatuan.
§    Sejak terjadi peperangan antara Mataram-Sasak, kerajaanMataram tidak pemah mendapat bantuan secara tulus dari para pendukungnya.
§    Pada akhir pemerintahan raja tua, A.A. Gde Ngurah Karangasemtidak mampu mengendalikan salah seorang anaknya, A.A. Made,yang terlalu memburu harta. Sedangkan putra mahkota, A.A.Ketut Karangasem, tidak berdaya.
§    A.A. Made dan A.A. Ketut Karangasem merasa malu. Kenyataan bahwa ketika perang di Praya selama tiga bulan melawan tujuhorang saja mereka tidak mampu menang, padahal pihak Matarammenggunakan berbagai persenjataan modem, hal itu menurunkan moral pihak Mataram.
§    Orang-orang Sasak yang membantu Bali tergetar hatinya uanruntuh moralnya ketika mendengar kumandang jihad fisabilillah.Akibatnya banyak orang Sasak yang berbalik haluan danmembangun Sasak bersatu.
§    Orang Sasak keberatan dikirim berperang melawan KlungkungBali.
§    Dalam beberapa peperangan yang mendatangkan malapetaka, pihak Mataram selalu meminta bantuan dari Bali. Di sisi lain, diBali sendiri terjadi perang antar kerajaan.
§    Jasa jasa baik Belanda untuk menawarkan perdamaian ditolak oleh Mataram.

15 komentar:

  1. Meskipun ada tulisan yang menjelaskan tentang keberadaan kerajaan di bumi sasak, tetapi kenyataannya bukti sejarah seperti istana raja, kitab perundang-undangan serta situs-situs yang berkaitan dengan kerajaan-kerajaan yang dimaksud koq sampai saat ini tidak ada. berarti kita orang-orang lombok hanya sebagai masyarakat yang terjajah dan terpecah-pecah membentuk kelompok, bukan kerajaan. Maafkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. mmm... untuk posting sejarah seperti ini, lebih lengkap di : http://www.scribd.com/doc/52933387/100/E-PEMBERONTAKAN-TUBAN-LOMBOK-TENGAH, coba deh

      Hapus
    2. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

      KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل


      KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

      Hapus
    3. ..ya kamu aja dah yg minta bantuan dukun..itu semua palsu..penipuan...

      Hapus
  2. Surya alam itulah nama lain dr assyeh sulton iskandar zukarnain yg pertama kali masuk di lombok dan membuka pemerintahan yg mrupakan salah satu cucu dr nabi Muhammad SAW

    BalasHapus
  3. Loang sorok...klo di buka habis sejarah krajaan sasak banyk yg tdk percaya krn tdk smua org mengerti Al-Qur'an dan hadis terlebih kitab selaparang yg di tulis oleh kbanyakan waliyullah yg menyebarkn agama ke sluruh penjuru dunia "yg terpilih", jgn putus asa banyk blajar ke arah timur kmudian ke arah utara spt kata surat Al-Kahfi yg membahas lombok dan Rinjani dlm Al-Qur'an... selebihnya akn anda temukn jika anda trus blajar dan belajar pd org yg tepat...slmat...

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. SAng SAKa merah putih brasal dr kata suku SASAK..stelah Presiden Soekarno 10 th blajar di lombok ttg ketauhidan dan bliau brani mengibarkan bendera merah putih pd hr jum'at ,suku SASAK lahir dr kata SAksi SAk Kuase..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apapun argumentasinya, sebaiknya sertakan referensi sebagai pendukung. Selama ini kita hanya mendapat informasi kerajaan sasak dari cerita lisan yang belum bisa dipastikan kebenarannya secara keilmuan. Apakah benar ada kerajaan lombok..?? Rujukan pertama orang akan mencari peninggalan sejarah keberadaan kerajaan lombok.

      Hapus
  7. saya orang sasak tulen.. jika boleh saya bertanya... sebenarnya babad setiap daerah yang di tulis orang terdulu tersimpan di mana..?? salah satunya babad "sakre" karena saya orang sakre.

    mohon jawabanya. terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semua Babad sasak terkumpul 1 dalam kerajaan selaparang rinjani

      Hapus
  8. Terima kasih atas unggahannya! Sangat bermanfaat. Saya sering nonton wayang sasak, cupak, dll. Semasih kecil dulu, namun ceritranya baru masuk akal sekarang.
    M.

    BalasHapus
  9. Sedurung tiang matur,tiang nunas agung2 ampure.sebenarnya di lombok tidak ada yg namanya kerajaan.cuman yang ada hanya datu2 yg di beri kuasa.kanyak datu pejanggik.datu langko.datu peraye.datu sakre dll.matur tanpiasih ring desa suradadi

    BalasHapus
    Balasan
    1. tiang nunas agung agung ampure lamun tiang salaq, bukti dari kerajaan lombok kebanyakan telah dibakar dan dibumi hanguskan saat perang antar denga kerjaan karang asem bali saat itu. saat dimana kerajaan karang asem bali telah menduduki sebagian wilayah lombok.

      Hapus