Perang Lombok
7.10.1.Latar Belakang
Perang Lombok
Dikeluarkannya berbagai peraturan oleh kerajaan Mataram yang bertujuan untuk
memantapkandan menegakkan kekuasaannya, telah membawa kesengsaraan dan penderitaan bagi
rakyat Sasak. Adapun peraturan tersebut di antaranya:(1) peraturan tentang pertanahan, (2) MENGHAPUS GELAR "RADEN" BAGI ORANGSASAK,
(3) MENGHAPUS PRASASTI DAN SILSILAH BAGI ORANG SASAK, (4)memperluas perjudian
sabung ayam, (5) pembagian harta, peninggalan,
(6) pemberian gelar "Jero" bagi pimpinan Sasak, (7) pemerasan
tenaga kerja untuk pengabdian kepada raja.S ebelumnya, peperangan demi
peperangan dilakukan oleh orang Sasak untuk menyerang orang Bali tetapi tidak
pernah berhasil karena tidak ada persatuan. Peperangan tersebut adalah:1.Peperangan Praya I, yang dipelopori oleh
keturunan Arya Banjar.2.Peperangan
Kopang dengan gugurnya seorang pahlawan Sasak Mamiq Mustiasih, adik dari
Mamiq Mustiaji.3.Peperangan
Batukliang dengan gugurnya pemuka desa Batukliang Jero Ginawang.4.Peperangan Sakra yang dipimpin oleh Mamiq
Nursasih dan TuanGuru Haji Ali.Peristiwa-peristiwa tersebut
mengakibatkan kekuasaan Bali diLombok
semakin melemah, karena di sisi lain mereka juga disibukkan dengan mengirim
bala bantuan ke Karangasem Bali yang sedang berperang dengan kerajaan
Klungkung.
7.10.2.Perlawanan Praya
Pada tangga l8Agustus 1891
M (2Muharram 1309 H) Mataram Guru Bangkol (Guru Ismail) bergerak
menuju medan pertempuran di Pakukeling dekat Kediri. Adapun sebab-sebab pemberontakan
Praya adalah: (1) pemerintahan Mataram semakinsewenang-wenang, (2) dendam sejak Perang Praya I, (3)terbunuhnya seorang ulama bernama Guru yang oleh
perbekel Bali diPraya tanpa kesalahan yang nyata. Dari sebab tersebut, yang
palingmenyakitkan adalah sebab yang ketiga, ketika Guru Bangkol meminta
keadilan, ditolak oleh raja Mataram, maka diputuskan untuk mengangkat
senjata.Pertempuran di Pakukeling, pasukan Guru Bangkol berhadapan dengan pasukan A.A. Made
Karangasem, putra sulung Anak Agung Gde Ngurah Karangasem. Pada pertempuran
tersebut pasukan Bali dengan persenjataan yang lengkap dapat menghalau Guru
Bangkol sampai ke Praya (H. Lalu Lukman,2007). Pasukan Bali melanjutkan penyerangan, akan tetapi Praya
telah dikosongkan.Semua pasukan mengungsi ke desa-desa di sekitamya, kecuali:
GuruBangkol, Mami, Sapian, Haji Yasin, Mami' Diraja, Amaq Gewar,Amaq Semain,
dan seorang lagi, Amaq Tombok yang tetap mempertahankan masjid Praya.Kota Praya
tetap dikepung, namun ketujuh orang yang menjaga masjid berganti-ganti untuk
memerangi musuh yang mengepung masjid. Jika sudah lelah melayani musuh, lalu
diganti dengan yang lain. Selama berminggu-minggu orang Bali mengepung masjid
Praya, namun tidak dapat juga direbut. Orang-orang Bali tidak berani maju dan selalu mengandalkan orang-orang Sasak yang masih
setia kepada mereka untuk menjadi pemuka dalam pertempuran.Sebuah keanehan
terjadi, meskipun dikepung selama berminggu-minggu oleh pasukan Bali
beserta bantuan pasukanSasak, mereka tetap tidak mampu menguasai Praya.
Sebenarnya strategi yang dipergunakan oleh tujuh pahlawan tersebut adalahdengan
membuat sebuah bubungan yang digerak-gerakkan olehorang-orang bersenjata,
sehingga semuanya tampak bergoyangdahsyat.Akhirnya secara
berangsur-angsur, rakyat yang telahmengungsi
kembali memasuki kota untuk mempertahankan kotaPraya. Hal ini menimbulkan
kecurigaan Anak Agung Made terhadapkesetiaan pasukan Sasak yang
membantunya.Karena kesal, ia mengeluarkan ancaman: jika pemberontakanPraya
selesai, maka semua Haji, semua Guru, dan semua pemukaSasak akan dimusnahkan.
Sedangkan yang lainnya akandiseberangkan ke Bali dan ditempatkan di
lereng-lereng gunung danhutan di Bali. Ancaman tersebut secara berturut-turut
dilakukanterhadap:1.Praya.Memanggil
Mamiq Ardita yaitu keluarga dari Guru Bangkoldengan tuduhan yang dibuat-buat
kemudian disingkirkan.2Batukliang.Memanggil
Mamiq Wirata (Jero Buru) keluarga MamiqGinawang karena tidak lagi dianggap
setia kepada raja Bali, laludibawa ke Cakranegara dan semuannya dibunuh.3. Kopang.Mamiq Mustiaji dari Kopang dan Mamiq
Mustiasih besertadua orang pengikutnya yang bernama Haji Husen alias GuruImam
dan Jero Ginawa alias Mamiq Ramelah. Tetapi merekadapat meloloskan diri pulang
kembali ke Kopang.4.Sakra.Tuan Guru
Haji Ali dari Sakra, yang setia membantu Anak Agung Made dalam menyerang
Praya, tetapi beliau mampumeloloskan diri pulang ke Sakra.
7.10.3. Persatuan Sasak
Kegagalan-kegagalan yang selama ini dialami oleh
rakyatSasak ternyata karena memang belum adanya persatuan. Melalui perundingan
di Kopang akhirnya mereka mau bersatu untuk menata dan menyusun strategi
serta melakukan perlawanansecara
menyeluruh terhadap kekuasaan Bali. Para pemuka Sasak yang mengadakan pertemuan di desa Kopang dan
sekaligus bertanggung jawab atas wilayahnya antara lain:1. Mamiq Mustiaji
dari Kopang.2. Guru Bangkol dari Praya.3. Mamiq Ginawang*dariBatuliang.4. Mamiq Nursasih
dariSakra.5. Raden Melaya Kusumadari
Masbagik.‡6. Raden Wiranom
dariPringgabaya.Dalam musyawarahtersebut diputuskan untuk membantu Praya dan
mengangkat. TuanGuru Haji Ali Batu dari Sakra sebagai panglima perang.
Kemudian para pemuka Sasak mengalihkan perhatian Anak Agung memperluasmedan
perang, bukan saja di kota Praya. Aturan penyeranganditetapkan sebagai berikut:
Ø Penyerangan ke
Pringgarata dilakukan oleh pasukan Masbagik, Rarang dan Kopang. Pertempuran pun
berkecamuk di sebelah barat
Pringgarata, di desa Sintung. Di desa Sintung tersebut Pewanga Anak Agung dan pengiringnya diserang sampai kocar-kacir. Tetapi
Anak Agung dapat meloloskan diri., Sebuah pecanangan direbut oleh pasukan
Kopang yang dipimpin oleh Haji Abas, lalu dibawa ke Kopang sebagai bukti.
Ø Penyerangan
pasukan Bali di Praya ditangani oleh pasukan Sakradi bawah pimpinan Tuan Guru
Haji Ali. Setelah berhasil merebut Puyung, tepatnya di desa Peku Keling dekat Kediri, Tuan GuruHaji Ali terluka. Beliau lalu dibawa kembali ke
Sakra. Anak Agung berhasil meloloskan diri ke Narmada. Semua orang Bali
ditugaskan oleh Anak Agung menjadi pengamat dan pengawas di setiap desa. Semua
orang dibunuh, kecuali beberapa penduduk desa yang karena hubungan baik
dibiarkan tetap hidup, namun haru~,meninggalkan desa itu.Pihak Bali di Lombok
kemudian mendatangkan sebanyak 1.200
orang dibawah pimpinan Gusti Jelantik, putra dari Raja Karangasem Bali. Pasukan
inilah yang balik menyerang dengar.Menguasai desa demi desa hingga jauh masuk
ke Timur Juring,kecuali Praya yang sulit dijebol. Serangan juga diarahkari
sampai ke Mujur dengan sasaran akhir Sakra. Sedangkan di sebelah utara, prajurit Mataram memporak-porandakan
Mantang, Kopang, Rarang,Suradadi hingga ke Kotaraja dengan sasaran akhir
Masbagik dan Pringgabaya. Akibat serangan pasukan Bali ini, seorang pahlawan Sasak
yang bernama Mamiq Mustiasih, adik dari Mamiq Mustiaji gugur. Setelah itu pertempuran agak mereda, namun masing-masing pihak
tetap dalam keadaan waspada.Dengan luasnya wilayah yang terlibat sehingga
peperanganini disebut Perang Lombok Pada masa ini penderitaan panjangdialami
oleh masyarakat Sasak. Sawah ladang terbengkalai. sehinggaterjadi kekurangan
bahan makanan dan kelaparan pun terjadid iman-mana.
7.10.4.Meminta Bantuan
Dalam Pertemuan pemuka-pemuka Sasak di Kopang tangga l9 Desember 1891
M (bulan ketujuh Jumadil Awal 1309
H) juga memutuskan untuk minta bantuan persenjataan ke Belanda yang adadi Bali,
karena terbukti bahwa pihak Mataram melakukan kontak dengar Inggris di
Singapura untuk pembelian senjata dalam melawan orang-orang Sasak. Adapun surat
tersebut ditandatangani pada tanggal 9 Desember 1891 M oleh ketujuh pemuka Sasak yaitu Djero Mudtiadji,
dari Kopang, Guru Bangkol dari Praya, Mamiq Noersasih dari Sakra, Mamiq
Ginawang dari Batukliang, Raden Ratmawa dari Rarang,
Mamiq Wiranom dari Pringgabaya dan Raden Malaya Koesoema dari Masbagik Surat
tersebut semakin memperkuat alasan Belanda untuk ikut campur menyelesaikar
permasalahan di Lombok. Akan tetapi pihak Belanda di bawah pimpinan GGMC.
Pijnacker Hordijk tidak dapat berbuat apa-apa. Hal itu disebabkan oleh
beberapa hal:
a. Padahal
perjanjian 7 Juni 1843M menyatakan bahwa "pulau Selaparang adalah
milik dan kepunyaan Gubernement Belanda"
b. Sibuk
menghadapi perang Aceh dan takut kepada Inggris.Sementara
pelanggaran-pelanggaran pihak Mataramdibiarkan seperti:
·
Tahun 1891 M Mataram mengirim bantuan ke Bali
untuk membantu Karangasem melawan Klungkung tanpa pemberitahuan Gubernur
Jenderal.
·
Pemberontakan 2Agustus 1891 M tidak dilaporkan oleh Mataram kepada Belanda.
·
Februari 1892M, kontrolir Liefrinck bermaksud datang keMataram, tetapi ditolak oleh raja.
·
Anjuran Belanda supaya Mataram tidak mengimpor
senjatadengan menggunakan kapal laut tidak dihiraukan.
·
Mei 1982M
residen Bali dan Lombok datang ke Lombok meminta
keterangan tentang pengaduan orang Sasak ditolak oleh raja. .
·
Raja
Mataram berusaha agar Inggris turut campur ke dalammasalah kontrak tahun 1843M.
Kemudian kembali lagi Belandaikut campur tahun 1893M yang diwakili oleh
Hordijk untuk mendamaikan rakyat Sasak dengan Mataram. Tetapi ditolak oleh
Mataram. Kali ini Raad van Indie marah dan
menempuh jalan kekerasan.Kontrolir Liefrinck kemudian mengambil
inisiatif dengan mendarat lewat Labuhan
Haji (sebuah pantai di sebelah selatan Lombok Timur). kemudian melaporkan
bahwa:
·
Di Lombok rakyat Sasak terancam kelaparan
·
Aktivitas
penyerangan dari rakyat Sasak sudah berkurang danhanya bertahan di pos masing-masing.
·
Pos-pos rakyat di Praya setiap hari mendapat serangan
dariMataram sementara rakyat kelaparan.
·
Pemimpin-pemimpin dan rakyat Sasak telah bertekad tidak
akanmenyerah terhadap Mataram.
·
Di
pihak A.A. Made bertekad sehabis perang akan membunuhsemua pemimpin Sasak terkemuka dengan keluarganya serta parahaji agar
tidak ada yang menganjurkan pemberontakan.
·
Menurut Liefrinck rencana A.A. Made pasti akan
dilaksanakan,terbukti
dengan pemanggilan dua orang pemuka Sasak dibunuh oleh A.A. Made.
7.10.5.Tuntutan Belanda
Mengetahui laporan tersebut, Gubernur Jenderal
memutuskan untuk ikut
campur yang tidak dapat ditunda lagi. Pada tanggal22 Mei 1894
M, Gubernur Jenderal mengirim surat kepada menteri koloni Bergsma bahwa Belanda
akan campur tangan untuk memperbaiki nasib rakyat Sasak. Akan tetapi sebelum
menggunakan kekerasan Gubernur Jenderal Van Der Wijck memerintahkan residen Bali
dan Lombok untuk menuntut Mataram sebagai berikut:
·
Raja Mataram minta maaf dan menyatakan penyesalannya
atas perbuatan raja yang tidak senonoh kepada Gubernur Jenderal.
·
Raja Mataram akan menuruti perintah Gubernur Jenderal
dengan tepat
·
Penerimaan
campur tangan dalam keadaan yang rumit diLombok.Berdasarkan
laporan dari J.H. Liefrinck, Gubernur Jenderal diBetawi memerintahkan residen
di Singaraj a untuk datang sendiri keMataram membawa surat tuntutan (ultimatum)
yangkeberangkatannya terjadi pada tanggal 27 Mei 1894 M. Upaya perundingan yang diprakarsai oleh Belanda
untuk mempertemukanorang Sasak dengan Mataram Berakhir buntu. Orang-orang
Sasak meminta orang-orang Bali dipulangkan ke negerinya.
Kemudian pada tanggal 9 Juni 1894
M residen menyerahkan tuntutan yang bunyinya:
1. Permintaan
maaf yang sebesar-besarnya atas sikap yang kurang pantas yang selalu
diambil terhadap Gubernemen dan petugas- petugasnya.
2. Jaminan
terhormat, agar pemerintah kerajaan (Vorsten Bestuur)selalu ditaati pihak
Mataram. Pihak Mataram harus mengikutisegala "perintah dari Gubernur Jenderal sebagai
pelaksana dari pemerintah atas seluruh Hindia Belanda, Di Mana Lombok Termasuk Bagian Dari Kekuasaannya.
3.
Anak Agung Made Diminta Untuk Bertanggungjawab
Dan Bersedia Untuk Diasingkan Ke Pulau Lain.
4.
Menggunakan
Perantara Residen Untuk Mengakhiri Kekacauan Dilombok Dan Berjanji Akan Tunduk Dibawah peraturan yangdikehendaki oleh
residen, demi kepentingan tugas.
5.
Peletakan jabatan raja yang sudah tua digantikan
oleh penggantinya yang sah.
6.
Kesediaan untuk melaksanakan penandatanganan kontrak
politik yang baru, sesuai dengan kehendak Gubernur Jenderal.
Pembayaran
semua ongkos ekspedisi.Tuntutan-tuntutan tersebut di atas harus dijawab oleh
raja dalam waktu 3hari. Pada tanggal 11 Juni 1894 M, raja meminta penundaan jawaban dalam
waktu yang tidak terbatas. Permintan iniditolak pihak Belanda, karena pada
tanggal 13Juni 1894 M, residen berangkat
meninggalkan Lombok dan kembali ke Singaraja dengan tidak membawa hasil apapun.
Belanda kemudian mengirimkan pasukan untuk memerangi kerajaan Mataram di
Lombok. Dalam bulan agustus 1894
M, Belanda mengirimkan kapal perang-dengan pasukan bersenjata lengkap di
bawah pimpinan Jenderal Van Ham, para perwira kebanyakan terdiri dari
orang-orang Belanda,sedangkan serdadunya terdiri dari orang Jawa, Ambon dan
Manado.
7.10.6. Terbunuhnya Anak Agung Made
Dalam Keadaan siap gempur tersebut, pasukan Belandaditurunkan dari kapal ke pantai
sebelah utara Ampenan, di sekitar Pondok
Prasi. Sedangkan para pemimpinnya menghadap raja dengan permintaan supaya.pihak
kerajaan takluk dan menandatangani surat penyerakan. Melihat kekuatan
pihak Belanda yang tidak mungkinterkalahkan, maka raja terpaksa menyetujui
untuk berdamai, dengansyarat diantaranya bahwa pihak Belanda masih mengakui
kedaulatankerajaan Mataram atas Pulau Lombok. Kerajaan Mataramdibebankan ganti
rugi sebesar 1 juta Gulden, sedangkan penyerahanAnak Agung Made Karang Asem
tidak terlaksana karena ketikaterjadi pergolakan politik itu ia meninggal
dunia.Berita tentang kematian Anak Agung Made sendirimengandung
teka-teki sampai kini. Di masyarakat beredar beberapaspekulasi tentang kejadian yang menyebabkan tewasnya anak rajayang saat
itu menjadi incaran Belanda tersebut. Berikut akandiuraikan secara garis besar
beberapa versi tersebut:
a.
Anak Agung Made telah melakukan Gamia Gamana (melakukan hubungan
badan dengan salah satu anggota keluarganya), makamenurut hukum kerajaan mereka
harus dihukum mati, meskipun pelakunya anggota keluarga raja.
b. Menurut
Belanda dalam buku "Lombok Expeditie" tulisan W.Cool tahun 1896
M, bahwa Anak Agung Made tewas karena terbunuh dengan keris.
c.
Anak Agung Made Karangasem, tidak rela diserahkan
keBelanda, karena ia adalah seorang kasta ksatria, maka lebih baik mati.
la diduga bunuh diri.Dengan demikian terjadilah perdamaian itu, maka
kedua belah pihak bersepakat untuk mengadakan upacara peringatan
yang juga dihadiri oleh pemuka-pemuka Sasak yang dilangsungkan padatangga126 Agustus 1894 M. Pasukan Belanda yang diturunkan dari kapal membuat perkemahan di
sebelah barat Karang Jangkong dansebagian menduduki posisi di tanah lapang di
muka Pura Meru yang berhadapan dengan Puri Ukir Kawi di Cakranegara.
7.10.7.Sebab Kekalahan Mataram
§ Mulai tumbuh kesadaran di kalangan
orang Sasak akan pentingnya makna
persatuan.
§ Sejak terjadi peperangan antara
Mataram-Sasak, kerajaanMataram tidak pemah
mendapat bantuan secara tulus dari para pendukungnya.
§ Pada akhir
pemerintahan raja tua, A.A. Gde Ngurah Karangasemtidak mampu mengendalikan
salah seorang anaknya, A.A. Made,yang terlalu memburu harta. Sedangkan putra
mahkota, A.A.Ketut Karangasem, tidak berdaya.
§ A.A. Made dan
A.A. Ketut Karangasem merasa malu. Kenyataan bahwa ketika perang di Praya
selama tiga bulan melawan tujuhorang saja mereka tidak mampu menang, padahal
pihak Matarammenggunakan berbagai persenjataan modem, hal itu menurunkan moral
pihak Mataram.
§ Orang-orang
Sasak yang membantu Bali tergetar hatinya uanruntuh moralnya ketika mendengar
kumandang jihad fisabilillah.Akibatnya banyak orang Sasak yang berbalik haluan
danmembangun Sasak bersatu.
§ Orang Sasak
keberatan dikirim berperang melawan KlungkungBali.
§ Dalam beberapa
peperangan yang mendatangkan malapetaka, pihak Mataram selalu meminta
bantuan dari Bali. Di sisi lain, diBali sendiri terjadi perang antar kerajaan.
§ Jasa jasa
baik Belanda untuk menawarkan perdamaian ditolak oleh Mataram.
- PERLAWANAN TERHADAP PEMERINTAHAN BELANDA
Munculnya
kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh pihak Belanda membuat rakyat
semakin merasa tidak puas. Sebagian besar rakyat merasa kehormatannya dicampakkan. Sikap
tidak puasitu memuncak, sehingga terjadi
perlawanan dimana-mana. Demimembela kebenaran dan keadilan, rakyat Sasak
bertekad perangfisabilillah. Perlawanan dan pemberontakan itu antara lain
adalah:
1.1.Pemberontakan
Sesela
Meletusnya
perlawanan rakyat di Sesela terhadap pemerinthan Belanda disebabkan oleh;
1)
Adanya kewajiban membayar pajak yang sangat memberatkan
rakyat,(2)
adanya ketidakadilan dari sisi penegakan hukum,
2)
Sikap angkuh
dan tidak sopan penguasa (Belanda) yang merendahkanharga diri masyarakat Sasak.
Oleh sebab itu, rakyat Sesela di bawah pimpinan Amaq Nurisah kemudian
mengadakan penyerangan ke pihak Belanda, sehingga seorang controleur Belanda
tewas dan controleur lainnya luka-luka. Akan tetapi pihak Belanda segera
mendatangkan bala bantuan. Amaq Nursiah tewas dan seluruh perlawanan
akhirnyad apat lumpuhkan. Dari sudut pandang rakyat desa Sesela adalah wajar
danwajib hukumnya melawan Belanda. Sebab menurut ajaran agamaIslam,
pemerintah Belanda dianggap kafir dan tidak boleh diikuti, lebih-lebih pemerintahannya zalim dan tidak adil.
1.2.Pemberontakan
Desa Gandor (Lombok Timur)
Sebenarnya,
Meletusnya perlawanan rakyat di Gandor dipicuoleh sesuatu yang sederhana.
Masyarakat mengadakan judi sabungayam tanpa ijin. Jero Rawit, pemimpin Apitaik
menderita malukarena saudaranya yang laki-laki dipenjarakan oleh pemerintah Belanda.
Hukuman itu dirasakan kurang adil dan sangatmenyinggung kehormatan dirinya. Oleh
sebab itu, Jero Rawitmemilih mati atau memberikan malu yang seimbang kepada
Belandayang ada di Sisik (Lombok Timur).
Untuk mencapai maksudnya itu,ia meminta
bantuan kepada Mamiq Mustiasih, pimpinan desaGandor, dan Jero Nursayang,
pemimpin Teros. Bantuan yang sama juga diminta pada Lalu Talip,
pemimpin Memelak, yang kebetulansedang
sakit hati karena merasa kecewa atas kebijakan Belandatentang pengaturan dan
penempatan personalia di Praya. MamiqTalip merasa berjasa dalam menumpas
kerajaan Mataram, tetapi justru tidak mendapat kedudukan. Karena itu
bantuan yang dimintaoleh Jero Rawit segera dipenuhi dengan mengirim pasukan
keGandor di bawah pimpinan Mamiq Badil.Maka pada malam jumat tanggal 1 Muharam
1318Hijriah,markas tentara
Belanda di Sisik diserang dari barat. Pertempuran berlangsung beberapa hari. Pasukan pemberontak di bawah
pimpinanMamiq Mustiasih terdesak mundur dan bertahan di Gandor.
Dalam pertempuran terakhir, Gandor dibumihanguskan oleh Belanda.Pasukan
pemberontak pun kacau-balau. Jero Rawit dan pengikutnyaditangkap dan dibuang ke Banyuwangi (Jawa Timur), sisanya yanglain
dipindahkan ke hutan Selong. Mamiq Mustiasih sendiri dapatmeloloskan diri ke
Memelak, di sana beliau bergabung denganMamiq Talip. Hutan Selong dibuka pada
tahun 1896 M dankemudian menjadi ibu
kota Onder Afdeling Lombok Timur tempatkedudukan controleur.
1.3.Pemberontakan
Memelak (Lombok Tengah)
Pimpinan
Perlawanan rakyat Memelak ini adalah Lalu Talip atau Mamiq Ocet Talip, Haji
Ali, Haji Dollah. Ketiganya merupakan pimpinan Perang Praya ketika terjadi
serbuan pasukan kerajaanMataram. Perlawanan itu sendiri dipicu oleh sikap Mamiq
Sapiansebagai kepala Distrik Praya yang tidak menghargai jasa jasa pimpinan perang Praya dalam
usaha menghancurkan kerajaanMataram. Pada
waktu itu mereka hanya bertujuh, menghadapi ribuan tentara Mataram dan bertahan
mati-matian di dalam masjid Praya.Sementara pasukan mataram dilengkapi
persenjataan modem.Keberanian dan kegigihan mereka membentuk gelombang
kekuatanyang dahsyat dan membangkitkan semangat masyarakat Sasak
untuk melawan kekuatan Mataram di semua fron sampai akhirnya Mataramhanya
bersifat defensif saja di daerah sekitar Mataram, Cakranegara dan Ampenan.
Tetapi ketika Mataram telah hancur, mereka hanyadijadikan penonton saja.Itulah
sebabnya mereka membangkang terhadap pemerintahBelanda dan bertekad untuk
melakukan perang fisabilillah. Belanda menyerbu Memelak, tetapi ketiganya tidak
mau menyerah bahkan pasukan penyerbu sempat terpukul mundur. Memelak
kemudianmengambil sikap defensif. Pada penyerangan yang kedua,
Memelak diserbu secara terbatas. Pertempuran terjadi di Lendang Marang.Rakyat
Memelak dipimpin oleh Mamiq Badil. Ketika para pejuangMemelak terdesak, Mamiq Badil dapat meloloskan diri dari
usaha penangkapan.Pemerintah Belanda sebenarnya menyayangkan sikap
tiga pemimpin di atas dan masih berharap mereka man bekerja samauntuk
tidak membuat huru-hara. Di bawah pimpinan controleur Englendberg, pihak
Belanda meminta damai yang diterima oleh LaluTalip dan kawan-kawannya
dengan syarat ketiganya akandiperlakukan
dengan baik sesuai dengan jasa-jasanya dalam manghancurkan kerajaan Mataram.
8.4 Pemberontakan
Pringgabaya
8.4.1. Pemberontakan Pringgabaya I
Meletusnya
perlawanan rakyat Pringgabaya I ini
dipicu oleh sikap bapak Darwasih, seorang pemuka masyarakat di Pringgabaya Lombok
Timur, yang merasa enggan untuk membayar pajak karenadirasa kurang adil dan
terlalu membebani rakyat. Ketika Belanda hendak memaksanya dengan kekerasan, ia
pun mengangkat senjata.Tetapi malang, ia akhimya tewas dan para pengikutnya
dapat ditangkap dan dipenjarakan.
8.4.2. Pemberontakan
Pringgabaya II
Pada tahun 1903pecah
pemberontakan Pringgabaya II yangkemudian dikenal dengan nama Perang Bukit.
Pemberontakan inidipimpin oleh Guru Kepak dan Pengantin Ratnayu. Perang Bukit bermula
dari pertentangan antara Guru Kepak seorang pemuka agama di Pringgabaya dengan
kepala Distrik Pringgabaya. GuruKepak merasa tersinggung kehormatannya karena
tindakan kepaladistrik yang dirasakan kurang senonoh terhadap salah
seorangkeluarga sang Guru. Terjadi
perkelahian antar kedua pengikut puntidak dapat dihindari. Guru Kepak dan
murid-muridnya bermaksuduntuk berdamai dengan kepala distrik, tetapi beliau
malah ditangkap dan dipenjarakan di Selong. Setelah itu, seorang murid Guru
Kepak yang setia, PengantinRatnayu memimpin murid-murid yang lain tampil
membela gurunya.Perlawanan justru tertuju pada pemerintah Belanda yang
membeladan melindungi kepala distrik.Dalam tempo yang singkat, perlawanan itu
meluas ke wilayahLombok Tengah (Tuban, Batujai dan Praya) dan Lombok
Barat(Gerung). Tetapi karena senjata yang digunakan massa rakyat
sangatsederhana, pemberontakan ini dapat dipadamkan dengan cepat.
Para pemimpin dan pengikutnya yang dipandang berbahaya dibuang keJawa,
Sumatera dan pulau Timor.
1.4.PEMBERONTAKAN
TUBAN (LOMBOK TENGAH)
Pemberontakan
di Lombok Tengah sebenarnya merupakan kelanjutan dari Perang Bukit. Sebelum
pemberontakan mi meletus,sempat tercium oleh Belanda dan akhirnya Tuban pun
diserbu.Pemberontakan Tuban dipimpin oleh Mamiq Purwata dan LaluPujut. Keduanya
sangat berpengaruh di kalangan masyarakat Tuban.Ketika terjadi penyerbuan terhadap daerah Tuban oleh
pihak Belanda, kedua pemimpin tersebut
dapat menghindar dari upaya penangkapan.
Tetapi sebagai gantinya, anak dan isteri dari MamiqPurwata ditangkap dan
dibawa ke Praya.
Ketika pasukan
yang membawa anak dan isteri Mamiq Purwata berangkat ke Praya memasulci desa
Kawo, mereka disergap oleh pasukan di bawah pimpinan Lalu Pujut. Pertempuran
kembali terjadi di Ripapah. Dalam
pertempuran itu Lalu Pujut tertangkap dan di
penjarakan. Namun beliau dapat meloloskan diri denganmelompati pagar penjara.
Di Rebonge (Pejanggik) beliau berhasil
mengumpulkan pengikut-pengikutnya. Tetapi akhirnya Lalu Pujut dapat
ditangkap kembali di daerah Bangket
Parak. Sejak itu pasukan pemberontak tercerai-berai, namun mereka tetap gigih
melakukan perlawanan.Mamiq Purwata sendiri mengembara dan
bersembunyi dari kampung ke kampung di desa
Pujut. Satu-persatu temannya ditangkap dan ada juga yang tewas dalam
pertempuran di Bagik Polak. Mamiq Migarsih dan Prapen tewas di desa
Penarukan. Merekayang tertangkap dan diadili lalu dibuang ke luar daerah. Lalu
Pujut,Mamiq Padma, Mamiq Utan dari Batujai, Papu' Ayu, Sirawi, LaluAntring dari
Pringgabaya dan Syukur dibuang ke pulau Timor. Sebagian lagi dibuang ke Deli
(Sumatera). Sedangkan Guru Saleh dibuang ke Jambi.Adapun Mamiq Purwata yang
keluarganya ditawan, beliau bimbang antara menyerahkan diri atau memilih
mati syahid. Akhirnya, demi keselamatan keluarganya, maka pada hari Jum'
at beliau menampakkan diri pada musuh yang memburunya. Beliau mengenakan
pakaian yang serba putih dengan keris di tangan. Beliau duduk di atas sebuah
batu besar di Desa Tolotolot menghadap kiblat sambil berzikir. Pasukan Belanda
yang akan menangkapnya menjadi ragu untuk mendekat. Tetapi akhirnya beliau
tewas tertembus peluru.Jenazahnya dimakamkan di Sanggeng, di pemakaman
leluhurnya.
1.5.PEMBERONTAKAN
BATU GERANTING (BAYAN)
Pemberontakan
Batu Geranting dipimpin oleh RadenRatsasih dan Raden Ratsayang. Tidak banyak
catatan yang bias diperoleh dari peristiwa ini. Namun keberanian mereka untuk membangkang pajak telah menyebabkan Belanda murka.
Merekapun disergap dan dibuang ke Jawa. Secara
umum Belanda tidak terlalu kesulitan dalam menghadapi
pemberontakan rakyat Sasak. Maklum saja, rakyat Sasak begitu kelelahan setelah
sebelumnya berperang melawan pihak Bali. Hal itu membuat masyarakat kurang
mampu mengorganisir diri untuk sebuah peperangan. Ditambah lagi dengan
minimnya persenjataan. Namun sikap melawan orang-orang Sasak telah membawa
dampak tersendiri bagi Belanda. Mereka tidak lagi menganggap remeh rakyat
Sasak. Ini juga membuktikan bahwa masyarakat sasak ternyata sangat mampu
berfikir tentang baik dan buruknya
suatu kebijakan yang diambil pemerintah. Rakyat sasak berani membela
kebenaran dan sanggup mengorbankan nyawanya demi kehormatannya.
mulen maik meton
BalasHapusBelanda mendapat perlawanan keras dari rakyat Lombok
BalasHapusRakyat Lombok tidak terima di jajah, komentar balasan ya ke blog saya www.goocap.com
BalasHapusagar seimbang dan komprehensif, sebaiknya bantuan dari kedatuan samawa, khususnya taliwang juga di eksplore ya mas
BalasHapusIni sejarah atau cerita dari mulut kemulut ? Soalnya lombok sejarahnya ga jelas tidak ada bukti otentik
BalasHapuskenapa ceritanya berputar putar jfi ngak jelas bru tulisanya byak yg salh n macam anak sd aja..
BalasHapuskenapa ceritanya berputar putar jfi ngak jelas bru tulisanya byak yg salh n macam anak sd aja..
BalasHapusSejsrah Lombok Bukunya ada yg sdh diteenitkan dalam Bahasa Belanda dulu Tahun 1973 dibawa oleh Almsrhum Mamiq Sahaq.( Ayahnya Lalu Satriawan Sahaq)
BalasHapusCoba ditelusuri bukunya dibawa dari Almarhum Lalu Moh.Syahir ( Irang tua saya Lalu Nikman Nasir Praya) Pada waktu itu beliau membawa buku tersebut akan mencarikan penterjemah dari Bhs.Belanda ke Bhs.Indonesia . Th.1977 saya berangkat menimba Ilmu Di Jogja s/d 1987. Jd Jeberadaan Buku itu saya belum tau keberadaannya. Bagi yang penggiat atau pencinta Sejarah Lombok bisa mencari Keberadaan Buku dimaksud .
Atau bisa di cari Informasi di Keluarga Almarhum Mamiq Sahaq.Beliau pada waktu dulu memanggil Mamiq kepada Orang tua saya Lalu Moh.Syahir ( kakak Kandung dari H.Lalu Moh.Syamsir,SH ). Ini sekedar informasi dari saya mungkin ada faedahnya. Untuk bisa menggali dan mencari Refrensi Sejarah Lombok yg sangat kita harapkan sehingga tidak terjadi banyak Persi Persi..yg masing2 beda. Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum wr.wb.!
Di sini malah Belanda jadi Pahlawan, bukan penjajah. Haa haa
BalasHapus