Menurut
penuturan naskah Doyan Nade, di Puncak Gunung Rinjani ada seorang raja jin
wanita, cucu Nabi Adam yang bernama Dewi Anjani.Dewi Anjani dipesan oleh
kakeknya untuk merajai jin di dunia memimpin sekelompok jin bangsawan
dan manusia. Pesan itu kemudian dilaksanakandi mana
terlebih dahulu burung sakti
milik
Dewi
Anjani yang bernama Beberi (Manuk
Beriq ) berhasil meratakan gunung-gunung dengan cakar melelanya untuk
dijadikan tanah garapan.Seorang di antara
bangsawan itu
bertindak sebagai Penghulu(pimpinan)
bergelar ”Penghulu Alim” . Sang Penghulu mempunyai anak laki-laki yang
sejak dihamilkan membawa sifat-sifat ajaib. Anak tersebut berada
dalam kandungan selama empat tahun dan pada saat baru dilahirkandia
sudah bisa berjalan, fasih berkata-kata, serta lahab menyantap makanan,karena
ia sangat kuat makan maka dalam kisah lain dinamakan Doyan Mangan Sang Penghulu
Alim merasa malu punya anak seperti itu sehingga berupaya untuk
membunuhnya. Berkali-kali telah menyusun dan melakukanupaya pembunuhan atas
anaknya, akan tetapi Dewi Anjani yang telah waspada akan hal itu, senantiasa
mengirimkan burung Manuk Beriqnya untuk memercikkan “Banyu urip”, air kehidupan
di tubuh Doyan Nade yang sudah hancur luluh ditimpa kayu atau pun batu,
sehingga Doyan Nade dapat hidup kembali. Kayu dan batu yang sempat menimpa
dibawanya pulang. Menurut riwayat, batu yang dipikul oleh Doyan Nade
inilah asal nama kerajaan selaparang. Sela artinya Batu, Parang artinya
bergerigi, tidak rata.Dikisahkan kemudian, dengan restu ibunya yang
mengasihi Doyan Nade dengan sepenuh hati, berangkatlah Doyan Nade
melakukan pengembaraan berbekal sembilan buah ketupat dan pisau kecil
(memaja). Dalam pengembaraan ini, ia bertemu dengan seorang petapa yang
tubuhnya dililit oleh akar pohon beringin. Orang tersebut bertapa karena ingin
menjadi raja Lombok sehingga melakukan pertapaan cukup lama. Sang petapa lalu diselamatkan
oleh Doyan Nade dengan mengeluarkannya dari
cengkramanakar beringin. Selanjutnya diangkat sebagai saudara dan diberi
julukan”Tameng Muter”. Pada pengembaraan berikutnya, mereka
menjumpai petapa lain yang dililit suluran rotan. Petapa itu ditolongnya
pula, diangkat sebagai saudara dengan julukan ”Sigar Penyalin”. Akhirnya ketiga
pemuda berjanji untuk menjadi saudara dan berjuang bersama-sama.
Merekakemudian melanjutkan pengembaraan, menyusuri hutan belantara.Dalam kisah
pengembaraan ini mereka berhasil mengalahkan raksasa Limandaru, ada yang
menyebutnya raksasa Walmunik. Raksasa tersebut pernah menculik tiga orang
putri berasal dari pulau Jawa yaitu putri kerajaan MajaPahit, Madura dan Jawa
Tengah. Tiga orang putri itu diamankan disebuah goa bernama goa Sekaroh.
Masing-masing bernama Mas Ari Kencana ( Putri Majapahit),
Dewi Ni Ketir ( Putri Madura ), dan Dewi Indra Sasih ( putri Jawa Tengah).Doyan
Nade, Tameng Muter dan Sigar Penyalin berhasil mengalahkanraksasa Walmunik lalu
mengawini ketiga putri itu. Doyan Nade kawin dengan Mas Ari Kencana, Tameng
Muter dengan Dewi Ni Ketir, dan Sigar Penyalin dengan Dewi Indra
Sasih.Tuturan berikutnya mengisahkan tentang kedatangan nakhoda Jawayang turun
untuk mengambil air minum di pulau Lombok. Nakhoda Jawa ini jatuh cinta
kepada ketiga putri yang telah berstatus istri. Maka terjadilah pertempuran,
Doyan Nade beserta saudaranya berhasil mengalahkannakhoda dan anak buahnya.
.Seluruh isi kapal milik nakhoda diserahkankepada Doyan Nade begitu pula anak
buahnya untuk dijadikan abdi.Setelah nakhoda itu mengetahui bahwa putri itu
adalah yangsebenarnya putri Majapahit, putri Madura dan Jawa Tengah, maka
merekatunduk mengabdi. Doyan Nade membangun Jero Baru, kemudian
diserahkankepada Tameng Muter. Sedangkan Doyan Nade mencari ayahnya PenguluAlim
di Seleparang, dan di sana ia mendirikan kerajaan Selaparang.Sedangkan Sigar
Penyalin diutus untuk membangun kerajaan di daerah utarayaitu di Sembahulun,(
Sembalun).Kisah selanjutnya, Raden Sigar Penyalin melanjutkan
pengembanganwilayah samapai ke Pulau Menang ( Bayan ). Di sana ia
mendirikankerajaan Bayan, yang akhirnya kerajaan dilanjutkan oleh putranya
yang pernah hilang di Bilok Petung.Mengenai kerajaan Pejanggik, dikisahkan
bahwa putra Doyan Nadedari perkawinannya dengan Mas Ari Kencana mendirikan
kerajaanPejanggik. Pada awal kisahnya, Dewi Mas Ari Kencana mengidamkan putranya
dan saat mengidam ia sangat ingin makan mangga yang bernama Poh
Jenggik. Setelah berhasil didapatkan, maka biji Poh Jenggik itu ditanamdi
sebelah timur Peraya dan inilah cikal bakal kerajaan Pejanggik, Dikemudian hari
raja Pejanggik bergelar Dewa Mas Meraja Kusuma.Mengenai Tameng Muter yang
memimpin kerajaan Jero Baru,mempunyai putra yang sangat cerdas dan tampan.
Putranya ini kemudianmendirikan kerajaan Langko dengan gelar Pangeran
Langkasari. Banyak kalangan yang sependapat dengan babad ini bahwa inilah
cikal bakal berkembangnya kerajaan-kerajaan di pulau Lombok, yaitu
generasi penerus pulau ini merupakan keturunan dari orang-orang sakti pada
zaman dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar