Senin, 15 Oktober 2012

DOYAN NADE / TEKULU NADE


Menurut penuturan naskah Doyan Nade, di Puncak Gunung Rinjani ada seorang raja jin wanita, cucu Nabi Adam yang bernama Dewi Anjani.Dewi Anjani dipesan oleh kakeknya untuk merajai jin di dunia memimpin sekelompok jin bangsawan dan manusia. Pesan itu kemudian dilaksanakandi mana terlebih dahulu burung sakti milik Dewi Anjani yang bernama Beberi (Manuk Beriq ) berhasil meratakan gunung-gunung dengan cakar melelanya untuk dijadikan tanah garapan.Seorang di antara bangsawan itu bertindak sebagai Penghulu(pimpinan) bergelar ”Penghulu Alim” . Sang Penghulu mempunyai anak laki-laki yang sejak dihamilkan membawa sifat-sifat ajaib. Anak tersebut berada dalam kandungan selama empat tahun dan pada saat baru dilahirkandia sudah bisa berjalan, fasih berkata-kata, serta lahab menyantap makanan,karena ia sangat kuat makan maka dalam kisah lain dinamakan Doyan Mangan Sang Penghulu Alim merasa malu punya anak seperti itu sehingga berupaya untuk membunuhnya. Berkali-kali telah menyusun dan melakukanupaya pembunuhan atas anaknya, akan tetapi Dewi Anjani yang telah waspada akan hal itu, senantiasa mengirimkan burung Manuk Beriqnya untuk memercikkan “Banyu urip”, air kehidupan di tubuh Doyan Nade yang sudah hancur luluh ditimpa kayu atau pun batu, sehingga Doyan Nade dapat hidup kembali. Kayu dan batu yang sempat menimpa dibawanya pulang. Menurut riwayat, batu yang dipikul oleh Doyan Nade inilah asal nama kerajaan selaparang. Sela artinya Batu, Parang artinya bergerigi, tidak rata.Dikisahkan kemudian, dengan restu ibunya yang mengasihi Doyan Nade dengan sepenuh hati, berangkatlah Doyan Nade melakukan pengembaraan berbekal sembilan buah ketupat dan pisau kecil (memaja). Dalam pengembaraan ini, ia bertemu dengan seorang petapa yang tubuhnya dililit oleh akar pohon beringin. Orang tersebut bertapa karena ingin menjadi raja Lombok sehingga melakukan pertapaan cukup lama. Sang petapa lalu diselamatkan oleh Doyan Nade dengan mengeluarkannya  dari cengkramanakar beringin. Selanjutnya diangkat sebagai saudara dan diberi julukan”Tameng Muter”. Pada pengembaraan berikutnya, mereka menjumpai petapa lain yang dililit suluran rotan. Petapa itu ditolongnya pula, diangkat sebagai saudara dengan julukan ”Sigar Penyalin”. Akhirnya ketiga pemuda berjanji untuk menjadi saudara dan berjuang bersama-sama. Merekakemudian melanjutkan pengembaraan, menyusuri hutan belantara.Dalam kisah pengembaraan ini mereka berhasil mengalahkan raksasa Limandaru, ada yang menyebutnya raksasa Walmunik. Raksasa tersebut pernah menculik tiga orang putri berasal dari pulau Jawa yaitu putri kerajaan MajaPahit, Madura dan Jawa Tengah. Tiga orang putri itu diamankan disebuah goa bernama goa Sekaroh. Masing-masing bernama Mas Ari Kencana ( Putri Majapahit), Dewi Ni Ketir ( Putri Madura ), dan Dewi Indra Sasih ( putri Jawa Tengah).Doyan Nade, Tameng Muter dan Sigar Penyalin berhasil mengalahkanraksasa Walmunik lalu mengawini ketiga putri itu. Doyan Nade kawin dengan Mas Ari Kencana, Tameng Muter dengan Dewi Ni Ketir, dan Sigar Penyalin dengan Dewi Indra Sasih.Tuturan berikutnya mengisahkan tentang kedatangan nakhoda Jawayang turun untuk mengambil air minum di pulau Lombok. Nakhoda Jawa ini jatuh cinta kepada ketiga putri yang telah berstatus istri. Maka terjadilah pertempuran, Doyan Nade beserta saudaranya berhasil mengalahkannakhoda dan anak buahnya. .Seluruh isi kapal milik nakhoda diserahkankepada Doyan Nade begitu pula anak buahnya untuk dijadikan abdi.Setelah nakhoda itu mengetahui bahwa putri itu adalah yangsebenarnya putri Majapahit, putri Madura dan Jawa Tengah, maka merekatunduk mengabdi. Doyan Nade membangun Jero Baru, kemudian diserahkankepada Tameng Muter. Sedangkan Doyan Nade mencari ayahnya PenguluAlim di Seleparang, dan di sana ia mendirikan kerajaan Selaparang.Sedangkan Sigar Penyalin diutus untuk membangun kerajaan di daerah utarayaitu di Sembahulun,( Sembalun).Kisah selanjutnya, Raden Sigar Penyalin melanjutkan pengembanganwilayah samapai ke Pulau Menang ( Bayan ). Di sana ia mendirikankerajaan Bayan, yang akhirnya kerajaan dilanjutkan oleh putranya yang pernah hilang di Bilok Petung.Mengenai kerajaan Pejanggik, dikisahkan bahwa putra Doyan Nadedari perkawinannya dengan Mas Ari Kencana mendirikan kerajaanPejanggik. Pada awal kisahnya, Dewi Mas Ari Kencana mengidamkan putranya dan saat mengidam ia sangat ingin makan mangga yang bernama Poh Jenggik. Setelah berhasil didapatkan, maka biji Poh Jenggik itu ditanamdi sebelah timur Peraya dan inilah cikal bakal kerajaan Pejanggik, Dikemudian hari raja Pejanggik bergelar Dewa Mas Meraja Kusuma.Mengenai Tameng Muter yang memimpin kerajaan Jero Baru,mempunyai putra yang sangat cerdas dan tampan. Putranya ini kemudianmendirikan kerajaan Langko dengan gelar Pangeran Langkasari. Banyak kalangan yang sependapat dengan babad ini bahwa inilah cikal bakal berkembangnya kerajaan-kerajaan di pulau Lombok, yaitu generasi penerus pulau ini merupakan keturunan dari orang-orang sakti pada zaman dahulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar