BAB
1
PENDAHULUAN
1. KERAJAAN
SELAPARANG
1.1.Asal
– Usul Kerajaan Selaparang
Buku Sejarah Daerah Nusa Tenggara Barat (2002) mencatat
setidak – tidaknya 3 ( tiga ) pendapat tentang asal muasal kerajaan Selaparang.
:
1. Pertama
1. Pertama
Disebutkan
bahwa kerajaan ini merupakan proses kelanjutan dari kerajaan tertua di pulau
Lombok, yaitu Kerajaan Desa Lae' yang diperkirakan berkedudukan di Kecamatan
Sambalia, Lombok Timur sekarang. Dalam perkembangannya masyarakat kerajaan ini
berpindah dan membangun sebuah kerjaan baru, yaitu kerajaan Pamatan di
Kecamatan Aikmel dan diduga berada di Desa Sembalun sekarang. Dan ketika Gunung
Rinjani meletus, penduduk kerajaan ini terpencar-pencar yang menandai
berakhirnya kerajaan. Betara Indra kemudian mendirikan kerajaan baru bernama
Kerajaan Suwung, yang terletak di sebelah utara Perigi sekarang. Setelah
berakhirnya kerajaan yang disebut terakhir, barulah kemudian muncul Kerajaan Lombok
atau Kerajaan Selaparang.
2. Kedua
Disebutkan bahwa setelah Kerajaan Lombok dihancurkan oleh tentara Majapahit, Raden Maspahit melarikan diri ke dalam hutan dan sekembalinya tentara itu Raden Maspahit membangun kerajaan yang baru bernama Batu Parang yang kemudian dikenal dengan nama Kerajaan Selaparang.
Disebutkan bahwa setelah Kerajaan Lombok dihancurkan oleh tentara Majapahit, Raden Maspahit melarikan diri ke dalam hutan dan sekembalinya tentara itu Raden Maspahit membangun kerajaan yang baru bernama Batu Parang yang kemudian dikenal dengan nama Kerajaan Selaparang.
3. Ketiga
Disebutkan bahwa pada abad XII, terdapat satu kerajaan yang dikenal dengan nama kerajaan Perigi yang dibangun oleh sekelompok transmigran dari Jawa di bawah pimpinan Prabu Inopati dan sejak waktu itu pulau Lombok dikenal dengan sebutan Pulau Perigi. Ketika kerajaan Majapahit mengirimkan ekspedisinyo ke Pulau Bali pada tahun 1443 yang diteruskan ke Pulau Lombok dan Dompu pada tahun 1357 dibawah pemerintahan Mpu Nala, ekspedisi ini menaklukkan Selaparang (Perigi?) dan Dompu.
Agak sulit membuat kompromi penafsiran untuk menemukan benang merah ketiga eskripsi di atas. Minimnya sumber-sumber sejarah menjadi alasan yang tak terelakkan. Menurut Lalu Djelenga (2004), catatan sejarah kerajaan-kerajaan di Lombok yang lebih berarti dimulai dari masuknya Majapahit melalui exspedisi di bawah Mpu Nala pada tahun 1343, sebagai pelaksanaan Sumpah Palapa Maha Patih Gajah Mada yang kemudian diteruskan dengan inspeksi Gajah Mada sendiri pada tahun 1352. Selaparang dan Pejanggik sangat mengetahui Bahasa Kawi. Bahkan kemudian dapat menciptakan sendiri aksara Sasak yang disebut sebagai jejawen. Dengan Modal Bahasa Kawi yang dikuasainya, aksara Sasak dan Bahasa Sasak, maka para pujangganya banyak mengarang, menggubah, mengadaptasi, atau menyalin manusia Jawa kuno ke dalam lontar-lontar Sasak. Lontar-lontar dimaksud, antara lain Kotamgama, lapel Adam, Menak Berji, Rengganis, dan lain-lain. Bahkan para pujangga juga banyak menyalin dan mengadaptasi ajaran-ajaran sufi para walisongo, seperti lontar-lontar yang berjudul Jatiswara, Lontar Nursada dan Lontar Nurcahya. Bahkan hikayat-hikayat Melayu pun banyak yang disalin dan diadaptasi, seperti Lontar Yusuf, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Sidik Anak Yatim, dan sebagainya.
Disebutkan bahwa pada abad XII, terdapat satu kerajaan yang dikenal dengan nama kerajaan Perigi yang dibangun oleh sekelompok transmigran dari Jawa di bawah pimpinan Prabu Inopati dan sejak waktu itu pulau Lombok dikenal dengan sebutan Pulau Perigi. Ketika kerajaan Majapahit mengirimkan ekspedisinyo ke Pulau Bali pada tahun 1443 yang diteruskan ke Pulau Lombok dan Dompu pada tahun 1357 dibawah pemerintahan Mpu Nala, ekspedisi ini menaklukkan Selaparang (Perigi?) dan Dompu.
Agak sulit membuat kompromi penafsiran untuk menemukan benang merah ketiga eskripsi di atas. Minimnya sumber-sumber sejarah menjadi alasan yang tak terelakkan. Menurut Lalu Djelenga (2004), catatan sejarah kerajaan-kerajaan di Lombok yang lebih berarti dimulai dari masuknya Majapahit melalui exspedisi di bawah Mpu Nala pada tahun 1343, sebagai pelaksanaan Sumpah Palapa Maha Patih Gajah Mada yang kemudian diteruskan dengan inspeksi Gajah Mada sendiri pada tahun 1352. Selaparang dan Pejanggik sangat mengetahui Bahasa Kawi. Bahkan kemudian dapat menciptakan sendiri aksara Sasak yang disebut sebagai jejawen. Dengan Modal Bahasa Kawi yang dikuasainya, aksara Sasak dan Bahasa Sasak, maka para pujangganya banyak mengarang, menggubah, mengadaptasi, atau menyalin manusia Jawa kuno ke dalam lontar-lontar Sasak. Lontar-lontar dimaksud, antara lain Kotamgama, lapel Adam, Menak Berji, Rengganis, dan lain-lain. Bahkan para pujangga juga banyak menyalin dan mengadaptasi ajaran-ajaran sufi para walisongo, seperti lontar-lontar yang berjudul Jatiswara, Lontar Nursada dan Lontar Nurcahya. Bahkan hikayat-hikayat Melayu pun banyak yang disalin dan diadaptasi, seperti Lontar Yusuf, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Sidik Anak Yatim, dan sebagainya.
1.2.Daerah
Kekuasaan Kerjaaan Selaparang
Setelah runtuhnya kerajaan Majapahit,
kerajaan-kerajaan kecil di pulau Lombok seperti kerajaan Selaparang, Langko, Pejanggik, Sokong dan Bayan dan
beberapa desa kecil seperti Pujut,Tempit,
Kedaro, Batu Dendeng, Kuripan, Kentawang merupakan kerajaan-kerajaan kecil yang
merdeka. Dalam babad Lombok disebutkan batas-batas wilayah kekuasaan
Selaparang meliputi:sebelah utara berbatasan dengan Sokong dan Bayan,
sebelah selatan berbatasan dengan Kokok Belimbing, sebelah barat
berbatasandengan Tegal Sampopo ke arah
utara sampai Denek Mingkar (sebelah barat daerah ini ditemukan Sari
Kuning) sedangkan batas timur tidak disebutkan. Dengan demikian wilayah
Selaparang pada waktu itu meliputi sebagian besar Lombok Timur. Disebutkan
pula bahwa Lombok dan Sumbawa berada di bawah kekuasaan seorang raja di
Lombok.
1.3.Hubungan Selaparang
Dengan Kerajaan-Kerajaan Lain
Kerajaan-kerajaan
kecil lainnya seperti Sokong, Bayan,Langko, Kedaro, Parwa, Sarwadadi, dan
Pejanggik mengakui Selaparang sebagai induk atau kakaknya. Hubungan di antara
mereka penuh dengan persaudaraan, hidup rukun dan damai, tak ada
gesekansehingga mereka tidak membutuhkan tentara reguler yang dipersenjatai.
Apabila situasi membutuhkan pertahanan, maka rakyatsiap bangkit membela negara.
Pejabat yang mengurusi masalah pertahanan dan keamanan disebut Dipati. Dengan
demikian, persekutuan hukum masyarakat yang tertinggi di Lombok telah adasejak
tahun 1543M.Sebagai kerajaan yang kuat, Selaparang juga
melakukan hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di luar pulau
Lombok seperti dengan beberapa kerajaan di Kalimantan. Dalam Hikayat
Banjarmasin disebutkan bahwa seorang bangsawan Banjar bernama Raden Subangsa
pergi ke Selaparang mengawini seorang putri raja.Dari perkawinan tersebut lahir
Raden Mataram. Setelah istrinya meninggal, Raden Subangsa kawin lagi dengan
Putri Selaparang di Sumbawa dan melahirkan Raden Banten.Selanjutnya tahun 1618M kerajaan Goa menaklukkankerajaan-kerajaan di
Sumbawa Barat yang kemudian dipersatukandengan kerajaan Selaparang. Sejak
keberhasilan Goa merebutLombok dari Bali pada tahun 1640 M, maka proses Islamisasi
pun berjalan semakin mantap. Dalam
usaha mengembangkan pengaruhnya di Lombok, masing-masing kerajaan
meningkatkanhubungan melalui perkawinan
antara kedua belah pihak (kerajaanSelaparang dan kerajaan Gowa). Hal ini dapat
diketahui dari nama-nama gelar seperti Pemban Selaparang, Pemban
Pejanggik, PembanParwa. Sedangkan kerajaan
kecil lainnya yang bersifat otonom,rajanya disebut Datu seperti Datu Bayan,
Langko, Sokong, Kuripan,Pujut dan lain-lainnya.
1.4.Ancaman
Dari Kerajaan Gelgel Dan Karangasem
Setelah
masuknya agama Islam, kerajaan Selaparangmengalami kemajuan yang cukup pesat.
Hal ini rupanya menjadihambatan bagi ekspansi sosial-ekonomi kerajaan Gelgel di
Bali. Padatahun 1520 M, Gelgel mencoba melakukan penyerangan tetapi
tidak berhasil. Kemudian pada tahun 1530 M, Gelgel melakukan
usahasecara damai dengan mengirimkan utusan
yang dipimpin olehDanhyiang Nirartha sambil memasukkan paham baru
berupasinkretisme Hindu-Islam. Walaupun tidak begitu lama
mengajarkansinkretisme ini, ajarannya telah dapat mempengaruhi beberapa
pemimpin di Lombok yang belum lama masuk Islam. KeberhasilanSelaparang
menghambat laju masuknya kerajaan Gelgel salahsatunya juga karena mendapatkan
perlindungan dari kerajaan Gowadi Makassar.Ditandatanganinya Perjanjian Bongaya
di Klungkung Balitahun 1667 M menyebabkan pulau Lombok dan Sumbawadinyatakan
lepas dari pengaruh Goa dan Tallo. Makakerajaan¬kerajaan di Bali pun kembali
mencurahkan perhatiannya ke pulau Lombok dengan mengirim ekspedisi tahun
1667 M dan 1668 M. Tetapi kedua
invasi tersebut dapat dipukul mundur olehSelaparang dengan bantuan dari
prajurit Sumbawa.Kekalahan yang dialami oleh Gelgel tidak
membuatnya berputus asa. Pada tahun 1690 M, Gelgel membuat pangkalan
militer di Pagutan dan Pagesangan yang dikoordinasi oleh kerajaanKarangasem. Strateginya yaitu dengan mengirimkan
utusan berupa pasukan pendahulu yang beragama Islam yang dipimpin oleh
PatihArya Sudarsana (beragama Islam). Patih Arya Sudarsana berhasilmenyusup ke Selaparang sehingga terjadi konflik
antar kedua-belah pihak. Dalam peperangan tersebut, pasukan Arya
Sudarsana berhasildidesak sampai Suradadi,
tepatnya di daerah Reban Talat, tetapi AryaSudarsana tidak berhasil ditangkap.
Dalam peperangan inipunkerajaan Selaparang mendapatkan bantuan dari kerajaan
Sumbawa dibawah pimpinan Amasa Samawa (1723-1725 M). Sebagian Bekas prajurit Sumbawa itu kemudian menetap di
Lombok dan menjadicikal-bakal atau nenek moyang dari penduduk desa
Rempung,Jantuk, Siren Rumbuk, Kembang Kerang Daya, Koang Berora,Moyot dan yang
lainnya. Para penduduk tersebut sebagian besar berbahasa Taliwang
hingga saat ini.
1.5.Keruntuhan Kerajaan Selaparang
Kekalahan Gowa
oleh Belanda memaksa Gowamenandatangani "Perjanjian Bongaya" pada
tanggal 18 November 1667 M. Sejurus kemudian VOC
mengusir kekuasaan Goa dariLombok dan Sumbawa. Pada tahun 1673M Belanda memindahkan pusat kerajaan dari pulau
Lombok ke Sumbawa untuk memusatkankekuatan. Hal ini diketahui dari
berita-berita tahun 1673M dan 1680M tentang pertanggungjawaban raja Sumbawa atas
daerah Lombok.Kemudian pada tahun 1674 M, Sumbawa
mendandatangani perjanjian dengan VOC yang isinya bahwa Sumbawa
harusmelepaskan Selaparang.Setelah Selaparang lepas dari kekuasaan Sumbawa,
makaVOC menempatkan regent dan pengawas. KetidaksetujuanSelaparang terhadap VOC
yang menempatkan regent dan pengawasini telah menyebabkan terjadinya
pemberontakan Selaparang padatanggal 16 Maret 1675 M. Untuk memadamkan
pemberontakantersebut, VOC di bawah Kapten Holsteiner menangkapi
para pemimpin Selaparang. Mereka masing-masing adalah: Raden
AbdiWirasentana, Raden Kawisangir Koesing, dan Arya Boesing. Merekadihukum
denda dengan membayar 5.000 sampai 15.000 batang kayusepang dalam jangka waktu 3tahun.Sejak kedatangan VOC ke Lombok hingga tahun
1691 M,akhirnya kerajaan Selaparang mengalami kemunduran. KarangasemBali
bersama Arya Banjar Getas berperang melawan raja-raja diLombok. Pada tahun 1740
M terjadi peperangan di Tanaq Beaq yangdimenangkan oleh pihak Karangasem. Sejak
saat itu maka tamatlah riwayat kerajaan Selaparang.
Pemakaman Kerajaan
Selaparang
2. KEDATUAN
LANGKO.
2.1. Asal Usul Kedatuan Langko
Pada pertengahan abad ke XVI M, Selaparang mencapai puncak
kejayaannya, rakyatnya hidup tenang dan damai, antara satudesa, dukuh dengan desa, serta dukuh
yang lainnya, hidup dalamnuansa
persaudaraan, hukum Islam dijalankan secara murni. Dalam naskah Kotaragama yang
berisi tentang peraturan-peraturan yang berlaku di kerajaan Surya Alam
(kerajaan yang dimaksudkan adalah Selaparang) tarcantum bahwa sifat seorang
raja harus selalu berpedoman pada syariat agama Islam, bersedekah
(sosial), memberi pengayoman, tidak ingkar (disiplin), menuntut ilmu
pengetahuan. Siapapun yang bersalah harus dihukum sesuai dengan ketentuan hukum
Islam meskipun pada anaknya sendiri; (putra mahkota). Suatu ketika, saat sedang
berjalan, di halaman, secara tidak sengaja permaisuri raja
bersenggolan dengan Raden Mas Panji (Ntramahkota).
Raden Mas Panji kemudian memukul kaki ibu tirinya dan peristiwa itu
menyebabkan kematian sang permaisuri. Hukum harus di tegakkan, maka raja
memanggil seluruh pembesar kerajaan untuk memutuskan hukuman. Prabu Anom
memberikan hukuman mati kepada putra mahkota tercinta. Prosesi hukuman mati
kepada putramahkota dipercayakan kepada Patih Singarepa, tetapi sang patiht
idak kuasa dan tiada mampu menjalankannya. Akhirnya oleh Patih Singarepa, Raden
Mas Panji diseberangkan ke Alas dan dititip kepada salah seorang Demung Alas
yang menjadi sahabatnya. Itulah sebabnya bergelar Raden Mas Panji Tilar
Negara (Tilar Negara artinya meninggalkan
negaranya). Sekembalinya Patih Singarepa menjalankan tugas kemudian disampaikan
kepada sang raja bahwa prosesi telah dilaksanakan sebagaimana petunjuk
yang dititahkan.Raja Prabu Anom pun menangis sedih karena sangat sayangnya
kepada sang putra mahkota.
Setelah wafatnya
Prabu Anom kemudian Patih Singarepa meminta kembali Raden Mas Panji Tilar
Negara untuk kembali keSelaparang. Patih Singarepa menyampaikan bahwa
sebelummeninggal baginda mewasiatkan Raden Mas Pamekel sebagai pemegang
tahta kerajaan. Mengetahui kejadian itu, Raden Mas Panjimenerima keputusan
dengan ikhlas dan merelakan adiknyamenduduki tahta kerajaan. Setelah sampai di
Lombok, Raden MasPanji Tilar Negara tidak ke Selaparang supaya adiknya
mendapatkanketenangan dalam memimpin kerajaan. la kemudian membuat pemukiman di Hutan Saba di
atas Gunung Tembeng (sebelah selatanKopang
sekarang). Patih Singarepa dengan setia mendampingi Pangeran Raden Mas Panji
Tilar Negara. Pemukiman tersebut kemudian berubah menjadi pedukuhan yang
disebut PedukuhanTembeng. Penduduknya hidup dengan tenang dan damai.Raden
Mas Panji Tilar Negara dikawinkan dengan puteri Patih Singarepa. Dalam perkawinannya itu, Raden Mas Panjimemperoleh
dua orang putera, yaitu Raden Pringganala dan RadenTerunajaya. Setelah dewasa
kedua putra tersebut memiliki sifat dankegemaran
yang bertolak belakang: Raden Pringganala sangat gemar mengumpulkan dan
memelihara berbagai jenis burung, sementaraRadon Terunajaya sangat gemar
mengumpulkan berbagai macamsenjata.Ketika
Raden Mas Panji Tilar Negara meninggal dunia, beliau dimakamkan di daerah
Tembeng. Sedangkan pemimpin pedukuhan digantikan oleh Raden Pringganala.
Suatu hari RadenTerunajaya menasehati kakaknya supaya mau ikut mengumpulkansenjata,
akan tetapi ditolak sehingga menimbulkan perselisihanantara keduanya. Raden Pringganala kemudian mengusir RadenTerunajaya
dari Tembeng. Raden Terunajaya pun meninggalkanPedukuhan Tembeng dan membuat
pemukiman di hutan Lengkukun.Di pemukiman tersebut beliau beserta para
pengikutnya membangun masjid dan pasar. Pemukiman inilah yang kemudian berubah
menjadi Kedatuan Langko dengan Raden Terunajaya sebagai pemimpinnya .
2.2. Berkembangnya
Kedatuan Langko
Raden Terunajaya berniat hendak memberikan pelajarankepada kakaknya
akan arti pentingnya persenjataan. Makadisusunlah rencana penyerangan ke
pedukuhan Tembeng. Teknik penyerangan diserahkan sepenuhnya ke Patih
Singarepa. Strategiyang digunakan sangat sederhana yaitu mengumpulkan
semuawanita, anak-anak, orang dewasa sebagai pembawa hewan piaraanseperti sapi,
kambing, kerbau, kuda dan lain-lain. Sebagai lapisanterakhir adalah pasukan
bersenjata lengkap dengan bedil, tombak, panah dan sebagainya. Strategi
ini dilakukan karena RadenTerunajaya memang tidak menginginkan adanya korban
jiwa. Hal ini juga sebagai rasa hormat dan sayang masih sangat mendalam
kepadakakaknya.Pada tengah malam semua pasukan harus segeradiberangkatkan agar tiba di pintu
gerbang Tembeng. PedukuhanTembeng dikuasai
tanpa adanya perlawanan yang berarti. RadenPringganala pun menyerah. Beliau
beserta para pengikutnya yangsetia disarankan untuk pergi dari Tembeng dan
mencari pemukiman baru. Mereka pun mendirikan perkampungan Praubanyar di
Lombok Timur sekarang.Selain menaklukan pedukuhan Tembeng, Kedatuan Langko
di bawah pimpinan Patih Singarepa dan Patih Singaulung jugamenaklukan Kedaro (kerajaan Kedaro).
2.3.Menyambung
Tali Persaudaraan
Setelah menguasai Tembeng, maka Kedatuan Langkosemakin luas dan
meningkat menjadi kerajaan. Raden Terunajayamenjadi rajanya dan bergelar Prabu
Langko. Raden Terunajaya mempunyai empat orang putera yang semuanya laki-laki.
Masing-masing bernama: Raden Putra, Raden
Natadiraja, Raden Ajiwayah dan
RadenAjiundak. Sementara itu diberitakan juga bahwa sangkakak Raden Pringganala
di Praubanyar juga sudah mempunyai 4(empat) orang putri yang masing-masing
bernama: Denda Suparta,Denda Suparah, Denda Supadan dan Denda Supayang. Patih
Singarepa menyarankan agar menyambung kembali persaudaraan yang lama
terputus dengan jalan mengawinkankeempat putra Raden Terunajaya dengan
keempat putri dari RadenPringganala,
Anjuran tersebut diterima dengan lapang dada.Akhirnya bertautlah persaudaraan
Kerajaan Langko dan Praubanyar.Keempat pasangan tersebut adalah:- Raden
Ajiundak beristrikan Denda Supayang.- Raden Ajiwayah beristri Denda Supadan.-
Raden Natawijaya beristri Denda Suparah.- Raden Putra beristri Denda Suparta.
2.4.Keruntuhan
Kedatuan Langko
Raden Ajiwayah diangkat sebagai putra mahkota danmenggantikan Raden
Terunajaya sebagai Prabu Langko. Kemudianraja ini mempunyai anak bernama Raden
Suryanata. RadenTerunajaya
dan Path Singarepa meninggal dan dimakamkan diLangko.
Pada masa kekuasaan Raden Ajiundak pemerintahansemakin mundur sehingga
penyerangan Karangasem yang bergabungdengan Arya Banjar Getas tidak dapat
ditangkal. Akhirnya kerajaanLangko pun menyerah kalah.
3.
KEDATUAN PEJANGIK
3.1.Berdirinya
Pejanggik
Selain kerajaan Selaparang yang memiliki jangkauan kekuasaan relatif
luas di Gumi Sasak, terdapat pula kerajaanPejanggik. Di sisi lain, berdirinya
kerajaan Pejanggik lebih disebabkan karena kerajaan Selaparang yang dianggap
mampu mengayominya ternyata tidak mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan
wilayah sekitar. Maka kerajaan Pejanggik punmelepaskan diri dari
Selaparang.Berbeda dengan Selaparang yang merupakan daerah pesisir,maka
Pejanggik merupakan kerajaan yang berada di wilayah pedalaman. Kerajaan
Pejanggik yang terletak di daerah pedalaman memang cenderung statis, akan
tetapi kondisinya lebih tenang dan penuh dengan kewibawaan. Daerah
kekuasaan Pejanggik meliputi pantai
barat sampai pantai timur pulau Lombok, dari Belongas hingga Tanjung Ringgit. Berdirinya kerajaan Pejanggik bermula dan
menyepinya Deneq Mas Putra Pengendengan Segara Katon ke daerah Rambitan. Beliau
didampingi oleh putranya, Deneq Mas Komala Sempopo, yang kemudian menurunkan
raja-raja Pejanggik. Dari keturunan Deneq Mas Komala Dewa Sempopo inilah pada
generasi kelima menurunkan Deneq Mas Komala Sari. Kemudian Deneq Mas Unda Putih
pada generasi keenam dan dilanjutkan oleh Deneq Mas Bekem Buta Intan Komala Sari pada generasi ketujuh.
Kakak Deneq Mas Bekem Buta Intan Komala Sari yang bernama Pemban Mas Aji Komala
dilantik sebagai raja muda dan mewakili Gowa di Sumbawa pada tangga130 November 1648M. Sejak itulah tercatat bahwakerajaan Pejanggik mulai mengalami
perkembangan.
3.2. Berkembangnya
Pejanggik
Kerajaan Pejanggik mengalami perkembangan yang semakin pesat setelah bertahtanya
Pemban Mas Meraja Sakti. Beliau kawin dengan putri Raden Mas Pamekel (Raja
Selaparang) bernama Putri Mas Sekar Kencana
Mulya. Dewa Mas Pakel sebagai raja diSelaparang menyadari kekeliruannya selama
ini yang terlalu banyak memperhatikan Sumbawa dan melupakan Pejanggik
yangmerupakan saudaranya. Selanjutnya raja Selaparang menyerahkan berbagai
benda pusaka dalem ke Pejanggik yang merupakan pertanda bahwa Pejanggik
menjadi penerus misi pemersatu di Gumi Sasak.Hal ini membuat raja muda Raja Mas
Kerta Jagat yang merupakan pengganti selanjutnya di kerajaan Selaparang semakin
tersinggung. Bergabungnya Arya Banjar Getas membuat Pejanggik semakin
kuat. Tetapi hal ini justra menyebabkan semakin renggangnya hubungan antara
Selaparang-Pejanggik. KerajaanPejanggik pun mempersatukan kerajaan-kerajaan
kecil lainnya seperti Langko, Sokong,
Bayan, Tempit dan Pujut. Kerajaan lainnya dijadikan kedemungan
dengan gelar kerajaan seperti Datu Langko, Datu
Sokong, Datu Pujut dan lain-lainnya. Sedangkan raja Pejanggik sendiri
memakai gelar yang sama dengan kerajaan Selaparang yaitu Pemban. Semua. itu
juga merupakan basil kepiawaian Arya Bonjar Getas dalam menjalankan
tugas-tugasnya dalam peperangan. la pun mendapat gelar tanirihan yaitu
"Surengrana" dan "Dipati Patinglanga". Secara bertahap,
strategi-strategi yang digunakan oleh AryaBanjar Getas adalah sebagai -berikut:
·
.Melakukan konsolidasi ke dalam Pejanggik.
·
Mengisolir Selaparang dengan mendekati kerajaan-kerajaan
keluarga Bayan.
·
Menggerogoti kerajaan Selaparang dengan menguasai
wilayah seperti Kopang, Langko, Rarang,
Suradadi, Masbagik, Dasan Lekong; Padamara,
Pancor, Kelayu, Tanjung. Kalijaga, barukemudian masuk ke Selaparang. Arya
Banjar Getas melakukan sebuah strategi konsolidasi dengan menyerahkan keris
sebanyak 33buah kepada raja
Pejanggik,lalu mengarak berkeliling dan menyerahkannya kepada
para prakanggo untuk kemudian ditukar dengan keris pusaka masing-masing.
Penukaran tersebut merupakan suatu bentuk kesetiaan dan loyalitas tunggal
kepada raja Pejanggik. Keberhasilan Arya Banjar Getas melakukan berbagai
gerakan tersebut langkah demi langkah disebut Politik Rerepeq. Bila
ditinjau dari segi kekuasaan, kerajaan Pejanggik
sangat solid, akan tetapi langkah-langkah yang ditempuh oleh Arya Banjar Getas
dianggap merombak tatanan hubungan yang sudah merupakan budaya turun-menurun.
3.3.Keruntuhan
Pejanggik
Pada
generasi ke sembilan, tahta dilanjutkan oleh PembanMas Komala Kusuma. Nampaknya beliau lebih banyak berperan sebagai
seorang ayah yang baik ketimbang seorang raja yang mampu membawa Pejanggik
menjadi kerajaan yang maju. Pemban Mas Komala Kusuma memang banyak
memperingatkan putranya (Meraja Kusuma) atas ancaman Selaparang karena terlalu
kagum dan terpesona, dengan patih Arya Sudarsana yang datang membawa 33 keris
sebagai tanda setia dan siap mengabdi untuk kebesaran Pejanggik. Pemban Mas Meraja Kusuma berhasrat melamar putri dari
kerajaan Kentawang. Proses melamar Putri Kentawang tersebut dipercayakan
kepada Arya Banjar Getas. Melihat kecantikan Putri Kentawang, Arya Banjar Getas temyata juga memiliki keinginan yang
mendalam, untuk mempersuntingnya. Oleh karena itu, AryaBanjar Getas melaporkan
bahwa Putri Kentawang tidak cocok bersanding dengan raja.
Laporan tersebut ditanggapi positif sehinggaPutri
Kentawang diserahkan kepada Arya Banjar Getas.Setelah terjadi perkawinan
AryaBanjar Getas dengan. Putri Kentawang,
raja Pejanggik sempat melihat Putri Kentawang. Ternyata ia sangat
tertarik, kagum dan jatuh cinta. Untuk mendapatkan
Putri Kentawang, Pemban Mas Meraja Kusuma mengutus Arya Banjar Getas
menjalankan sebuah misi. Dengan kepergian Arya Banjar Getas, hampir saja
raja Pejanggik menodai Putri Kentawang.
Sepulang dari menjalankan misi, kejadian tersebut dilaporkan Putri kentawang
kepada suaminya, Arya Banjar Getas.Mendengar hal tersebut, Arya Banjar Getas
marah besar. Kemudian berkembang menjadi perselisihan dan
pemberontakan pada tahun 1692M.
Dalam pemberontakan tersebut Arya Banjar Getas meminta bantuan kerajaan
Karangasem Bali, sehinggaPejanggik dapat dikalahkan. Raja Pejanggik ditawan dan
diasingkan, kemudian meninggal dunia di Ujung Karangasem. Sedangkan
para bangsawan banyak yang melarikan diri ke Sumbawa. Penyerangan
Karangasem bukan hanya ke Pejanggik tetapi terus dilanjutkan ke kerajaan Parwa,
Sokong, Langko, dan Bayan. Semua kerajaan menyerah tanpa perlawanan yang
berarti.SetelahAnakAgung Karangasem bersekutu denganArya Banjar Getas, satu
persatu kedemungan se-Lombok digempur. Akhirnya pada tahun 1740 M seluruh
pulau Lombok dapat ditaklukkan.
4.
KEDATUAN ARYA BANJAR GETAS
4.1.Asal Usul Aria
Banjar Getas I
Dalam catatan di Babad Lombok maupun
di Babad Seleparang, tidak sedikitpun informasi yang menjadi titik terang untuk
mengusut asal-usul Arya Banjar Getas.I (Aria Sudarsana) Tulisan berbentuk
tafsiran dikemukakan oleh Azhar. Dalam bukunya, Azhar (2003: 21) menyebutkan
Perigi-Wanasaba (Lombok) sebagai asal-usul Arya Banjar Getas, argumentasi yang
dikemukakan oleh Azhar, bahwa di daerah tersebut hingga saat ini, ditemukan
desa bernama Desa Banjar Getas.
Dalam Babad Arya Gajah Para, ditemukan nama Arya Getas, yang
merupakan keturunan arya kediri kelima dari Sri Kameswara, ayah
dari Sri Tunggul Ametung, dengan runutan sebagai berikut; Sri Kameswara
berputra empat orang yakni Sri Kerta Dharma, Sri Tunggul Ametung, Dewi Ghori
Puspa dan Sri Airlangga. Sri Airlangga kemudian menurunkan Sri Jayabaya dan Sri
Jayabasha. Sri Jaya Baya memiliki tiga orang putera yakni Sri Dangdang Gendis,
Sri Jayakatong dan Sri Jayakatha. Selanjutnya dari Sri Jayakatha menurunkan
tiga orang anak yakni Arya Wayahan Dalem Menyeneng, Arya Katnagaran dan Arya
Nudhata. Dari turunan inilah kemudian menurunkan Arya Gajah Para dan Arya Getas
yang kemudian di dalam babad Arya Gajah Para disebutkan setelah kembali dari
Jawa, menetap hingga memiliki keturunan 3 (tiga) orang, oleh raja Gelgel
kemudian Arya Getas diperintahkan menyerang Seleparang.
Jika merunut dari geneologi
raja-raja Singasari-Majapahit maka keturunan ke empat (kelima dari orang tua
Tunggul Ametung) yang setara dengan Arya Getas adalah Jayanegara dengan angka
tahun saka (1231-1250/1309-1389 M) Jafar (2009: Lampiran II).
Dalam keterangan sejarah, ketika
abad ke-14 yakni masa pemerintahan Raja Hayamuruk, memang terdapat informasi
bahwa sekembalinya dari sebuah pertemuan dengan raja-raja se Nusantara di
kerajaan Majapahit, Raja Gelgel di berikan 40 orang pakadan (orang biasa) yang
beragama Islam. Oleh raja Hayamuruk. Oleh raja, orang-orang tersebut
selanjutnya ditempatkan di Desa Gelgel (Wawancara dengan tokoh agama Islam Desa
Gelgel dan dr. Tjokorda Ratu Putra dari Puri Kelungkung, Dalam acara TVRI (Gema
Azan Berkumandang di Desa Gelgel), direkam pada tanggal 21 Agustus 2009).
Apakah Arya Getas adalah salah satu yang ikut diantara 40 orang yang kini
menurunkan warga Desa Gelgel, tentu hal ini memerlukan penelitian lebih jauh.
Dari sumber yang termuat dalam babad Arya Gajah Para, ada
beberapa hal yang perlu untuk diperjelas. Masa sebagaimana perkiraan tahun yang
dibuat berdasarkan urutan geneologi merujuk pada genealogi raja Singasari-Majapahit
menunjukkan bahwa masa Arya Getas dalam Babad tersebut adalah sekitar abad ke
14, sementara keruntuhan Pejanggik dan Seleparang yang melibatkan Arya Banjar
Getas terjadi antara tahun 1722-1725.
Sumber lain, dikemukakan oleh Agung , yang sepertinya merujuk kepada Babad Arya Gajah Para “Treh dari Arya Gajah Para (Arya Getas-pen-) di Bali. Keberadaannya di Lombok ialah menjadi telik tanem (mata-mata) raja Bali (dalem) Gelgel untuk mengetahui keadaan dan perkembangan di Lombok (dalam Azhar, 2003:22).
Sumber lain, dikemukakan oleh Agung , yang sepertinya merujuk kepada Babad Arya Gajah Para “Treh dari Arya Gajah Para (Arya Getas-pen-) di Bali. Keberadaannya di Lombok ialah menjadi telik tanem (mata-mata) raja Bali (dalem) Gelgel untuk mengetahui keadaan dan perkembangan di Lombok (dalam Azhar, 2003:22).
Arya Banjar
Getas datang ke pulau Lombok dari Jawa Timur dengan membawa pengiringnya.
Mula-mula mereka singgah dikerajaan Sokong Tanjung di Lombok Utara sekarang.
Arya Banjar Getas ditugaskan untuk membuat patung, akan tetapi patung
yangdibuat menimbulkan kecurigaan Datu Sokong. Arya Banjar Getas pun
disingkirkan dari Sokong. Kemudian Arya Banjar Getas bergerak ke timur
hingga sampai di Wanasaba (itulah sebabnya diWanasaba ada sebuah desa bernama
Banjar Getas). Di Wanasaba ia sakit, kemudian ia pun bernazar jika ia sembuh
kelak maka ia akan menghadap ke raja Selaparang. Di kerajaan Selaparang ia pun
jugamenemukan nasib yang kurang baik karena dituduh berbuat yang tidak senonoh
dengan putri raja. Akhirnya Arya Banjar Getas juga disingkirkan dari
Selaparang. Hal itulah yang membuat Selaparang benci terhadap Pejanggik
karena menerima Arya Banjar Getas sebagai patih.Versi lain menyebutkan bahwa
Arya Banjar Getas berasaldari Bali bagian utara. Oleh sebab itu sering disebut
dengan ungkapan pendek "Dengan Bali Selam, Petelik Datu Bali".
4.2.Berdirinya
Kedatuan Arya Banjar Getas I
Kerajaan Selaparang bersama Amasa Samawa berhasil
mengusir Arya Banjar Getas (Aria Sudarsana) sampai di Pagutan. Dari Pagutan
Arya Banjar Getas bergabung dengan kerajaan Pejanggik. la kemudian banyak
membantu Pejanggik dalam melebarkan sayap kekuasaannya dengan menggunakan
politik Rerepeq. Politik Rerepeq yang dijalankan terus berlanjut hingga ke
Mambalan dan Sokong. Sebelum politik
Repepeq sampai ke Bayan, raja Pejanggik justru mengambil kebijakan untuk membersihkan wilayahnya dari
pengaruh Pagesangan dan Pagutan.Kerajaan KarangAsem Bali yang memang ingin
menguasai kerajaan-kerajaan di Lombok mendarat di Pantai Padang Reak. Hal ini
dimanfaatkan oleh Arya Banjar Getas dengan meminta bantuan Karang Asem untuk
menyerang Pejanggik dan Selaparang.Kemenangan Arya Banjar Getas dan Karangasem
dalam peperangandi Tanaq Beaq menyebabkan hubungan keduanya semakin
baik.Hubungan baik tersebut dituangkan dalam sebuah sumpah bahwamereka akan
selalu bergandengan tangan secara damai turun-temurun. Kemudian keduanya
membuat perjanjian yang dikenal dengan "Perjanjian Timur dan Barat
Juring". Isi perjanjian tersebutadalah, untuk bagian barat dimiliki dan
dikuasai oleh Karangasemsedangkan bagian
sebelah timur dimiliki dan dikuasai oleh Arya Banjar Getas.Batas antara
kedua bagian tersebut adalah Sungai Pandan,Sweta Penanteng Aik, Pelambik,
Ranggagata, dan Belongas. Raja Karangasem
menempatkan wakilnya I Wayan Tegeh dengan ibu kotaTanjung Karang, kemudian
dipindah ke Mataram. Sedangkan Arya Banjar Getas mendirikan kerajaannya
di Memelaq dan menguasai wilayah Batu
Kliang, Puyung serta Praya.
4.3.Berkembangnya
Kedatuan Arya Banjar Getas
Langkah Awal yang dilakukan Arya Banjar Getas adalah mengkonsolidasikan
kekuasaannya ke wilayah-wilayah kedemunganyang semula dikuasai raja Pejanggik
dan dijadikan sebagai pemegang kekuasaan di daerahnya dengan sebutan
"Perkanggo"(penguasa). Kemudian kebijakan Arya Banjar Getas adalah membangun
masjid, pasar serta pelaksanaan syariat Islam secaramurni, rakyatnya tidak
dipunguti pajak.Selama pernerintahannya, Arya Banjar Getas membagi wilayah
kekuasaan kepada putra-putrinya maupun menantunya yaitu:
1. Dende Wirachandra dikawinkan dengan
Panji Langko dan diberiwilayah kekuasaan meliputi Mujur, Marong, Ganti hingga
ke lautsebelah timur.
2.
Raden Juruh diberi kekuasaan untuk memerintah di
Batukliang akan tetapi, kerjasama Arya Banjar Getas dengan Karangasem Bali
tidak mendapatkan restu dari datu-datu di daerah Lombok.
Oleh
sebab itu, dalam pemerintahannya banyak datu-datuyang melakukan pemberontakan, antara lain:
Ø Pemberontakan
Datu Bayan dan Datu Buluran. Kedua raja ini menyerbu Pringgabaya namun serangan
itu dapat ditahan dan keduanya tewas dalam pertempuran tersebut.
Ø Pemberontakan
Datu Kadinding tetapi juga dapat dipatahkan.
Ø Pemberontakan
Datu Semong Moh Jalaluddin, raja Sumbawa. Datu Semong tewas karena
pengkhianatan saudaranya. Perang ini dilanjutkan oleh pembantu-pembantunya
sampai tahun 1725
M.
Ø Pemberontakan
Selaparang, yang juga dapat dipatahkan dan sebagian rakyatnya diboyong ke
Sekarbela, Dasan Agung dan Rembiga.Keberhasilan Arya Banjar Getas dalam
menangkal setiap serangan dari luar memang lebih dikarenakan bantuan Gusti
Ketut Karangasem.
4.4.Keruntuhan
Kedatuan Arya Banjar Getas
Adapun penyebab keruntuhan Kerajaan
Arya Banjar Getas adalah:
Ø Banyak
kekacauan terjadi sehingga tidak berkesempatan untuk membangun dan menata
wilayah kekuasaannya sebagaimanamestinya.
Ø Karangasem
ingkar janji terhadap sumpah yang pernah dilakukan. Banyak wilayah kekuasaan
Arya Banjar Getas yang diambil alih.
Ø Ketika Arya
Banjar Getas meninggal, putra-putra penggantinya kurang memiliki kemampuan
dalam menata kerajaan.Sedangkan yang menjadi raja selanjutnya adalah:
1)
Raden Ronton.Dalam kepemimpinannya, Raden Ronton
memindahkan ibu kotake hutan Berora yang berubah menjadi Praya.
2) Raden Lombok
Raden Lombok memperistri puteri raja Sokong Prawira. Dari perkawinan
tersebut lahir seorang putera bernama Dene' Bangli. Pada masa pemerintahan
Deneq Bangli terjadi pemberontakan Demung Selaparang yang dibantu oleh
komplotan bajak laut. Untuk menumpas pemberontakan itu diperintahkanlah paman Deneq
Bangli untuk mengejar komplotan bajak laut itu sampai ke Sumbawa. Dalam
pengejaran ini, sesampai di Labuan Lombok, paman Deneq Bangli menderita
sakit kemudian meninggal duniadi Ketangga. Beliau disebut Raden Hang Ketangga.
Dene' Banglidiganti oleh puteranya bernama Raden Mumbul.
3) Raden Mumbul Raden
Mumbul gugur dalam suatu perang tanding denganDemung Bone Mamben memperebutkan
seekor kuda belang panji. Setelah Raden Mumbul meninggal maka ia
digantikan Raden Wiratmaja.
4) Raden
Wiratmaja Pada masa pemerintahan Raden Wiratmaja daerahnya
banyak mendapatkan tekanan dari Karangasem. Karangasem memaksarakyat
membayar upeti sehingga timbullah Perang Praya pertama. Peperangan Praya I
ini merupakan titik awal berakhirnya kerajaan Arya Banjar Getas tepatnya pada
tahun 1841 M. Dengan demikian, pada akhir abad ke-18sampai permulaan abad ke 19 M,kerajaan Karangasem
berhasil menjadi kerajaan terkemuka di Bali. Kerajaan Karangasem Lombok Bagian
Barat membentuk kerajaanMataram dan kerajaan Singasari. Pada era inilah terjadi
migrasi besar-besaran orang-orang Bali ke pulau Lombok.
5.
KEDATUAN SAKRA.
5.1.Latar Belakang
Terjadi
perang Puputan Sabil antara Pejanggik dengan pihak Karangasem. Sedang Pemban Mas Meraja Kusuma mendapatkanhukuman moral
tidak diperkenankan ikut puputan sabil olehayahandanya, Pemban Mas Komala
Kusuma. la tidak beranimembantah perintah ayahnya yang marah. la
bertugasmenyelamatkan apa saja yang masih diselamatkan dan harusmenyingkir ke
Sumbawa sebagai penerus generasi mendatang agar pada saatnya nanti
dapat merebut kembali tongkat kekuasaannyayang hilang. Beliau diiringi
oleh sebagian pengawalnya, dan secarakhusus
dilindungi oleh benteng Petak Purwadadi yang kuat. Beliaumenetap dan membuka
pemukiman baru sebagai perintis imigranLombok di pulau Sumbawa bagian barat dan
mendirikan desaJelenga di wilayah kecamatan Jereweh sekarang.Merasa
telah dilecehkan, beliau sendiri bersumpah tidak akanmenginjakkan kakinya di pulau Lombok. Tetapi beliaumempersiapkan
generasi penerusnya, Pemban Penganten Purwadadisebagai putra mahkota pada generasi ke XI. la dinobatkan sebagairaja
dalam pengasingan didampingi oleh adiknya, Deneq Laki MasOrpa, dan saudara dari
selir, Rade Nune Ratmaja Tember.Setelah kerajaan Purwadadi sebagai benteng
terakhir Pejanggik dapat dihancurkan oleh Karangasem dan Banjar
Getas, para prajurit melarikan diri ke hutan-hutan sekitarnya, sebagian
lagimenyusul ke Sumbawa.Merasa sudah mapan, pihak Karangasem merasa curiga atas perkembangan
Banjar Getas. Mereka mengetahui bahwa dendamPejanggik lebih besar kepada Banjar
Getas daripada Karangasemsendiri. Maka mereka pun mengirimkan utusan
untuk mempersilahkan Pemban Penganten Purwadadi kembali ke
Lombok dengan syarat mau menjalin hubungan baik dengan Karangasem dan bila
suatu saat diperlukan bersedia untuk bersama-sama menghadapiBanjar Getas.Pada
mulanya Pemban Penganten Purwadadi menolak rencana tersebut. Akan tetapi,
mengetahui mulai adanya persainganantara Banjar Getas dengan Karangasem, maka
secara diam-diam beliau mengirimkan para pengiringnya, termasuk ibu
tirinya denganmembawa serta Raden Nuna
Ratmaja Tember yang masih kecilsebagai lambang dan wakil sementara. Mereka
mengambil tempat diGawah Pengkalik Tanaq, di seberang kali utara Purwadadi.
Tempatinilah yang dianggap sebagai cikal bakal berdirinya kerajaan baruyang
sekitar tahun 1870 M diberi nama
Sakra.
5.2.Berkembangnya
Sakra
Didukung oleh para demung yang di zaman Pejanggik
dulumerasa kecewa tetapi akhirnya merasa prihatin karena
kehilangan pemimpin, dengan cepat daerah Sakra pun berkembang.Beberapa
tahun kemudian Pemban Penganten Purwadadimemerintahkan adiknya Deneq Laki Mas
Orpa menyusul pulang keLombok, menempati sisi selatan yakni di daerah Pijot
yang dianggaplebih mudah untuk menjalin hubungan ke Sumbawa. Terakhir
baru putra Pemban Penganten sendiri, Pemban Ilang Mudung yang jugamenjaga
dan menempati pesisir timur.Sebelum
kembali ke Lombok, Pemban Ilang Mudung telahkawin
dengan seorang putri bangsawan Sumbawa. Perkawinantersebut melahirkan dua orang
putra yakni Lalu Jelenga dan LaluCentung yang tetap tinggal di Sumbawa menemani
ibu besertakakeknya yang sudah sepuh, Pemban Penganten Purwadadi.Sedangkan
dari hasil perkawinan di Lombok, beliau belum berputra.Raden Dirangsa menemani ayahnya di Mudung Korleko. Adik-adiknya yang
memperkuat Sakra terdiri dari Raden Gde Angir,Raden Nuna Gde Lancung dan Raden
Pagutan.Sedangkan Deneq Mas Orpa, mempunyai seorang putri hasil perkawinannya dengan bangsawan Sumbawa.
putri itu bernama putri Bini Ringgit yang nantinya cukup memberikan peranan
dalamsejarah Sakra, bahkan Lombok pada umumnya.Pada tahun 1800 M
datanglah rombongan dari Gowa di bawah
pimpinan Karaeng Manajai, menapaktilasi dan menilik keadaan bekas wilayah
kekuasaan Gowa, Manggarai, Bima, Dompu,Sumbawa dan Lombok. Di Lombok, beliau
menemukan Selaparangyang sudah runtuh dan menyaksikan jejak jejak kerajaan
Pejanggik yang masih mempunyai hubungan darah dengan Selaparang.
DariLabuan Lombok beliau kemudian berlayar menuju Labuan TanjungLuar menemui
Deneq Laki Mas Orpa. Terjadilah kesepakatan perkawinan yang berbau
politik antara Pemban Bini Ringgit, putridari Deneq Laki Mas Opra dengan
Karaeng Manajai. Sebelum perkawinan
itu dilangsungkan, Karaeng Manajai kembali dulumenyelesaikan urusannya di Goa.
Barulah pada tahun 1805 M iakembali untuk menetap di Lombok dan kawin dengan
Pemban BiniRinggit. la ditugaskan di wilayah Ganti yang berbatasan denganBanjar
Getas. Perkawinan tersebut menghasilkan seorang putra bernama Dewa Mas
Panji Komala yang nantinya dalam usia yangsangat muda, memimpin perlawanan
pertama Sakra terhadapkekuasaan Karangasem. Seorang lagi putri hasil perkawinan
KaraengManajai dan Pemban Bini Ringgit bernama Denda Bini Nyanti.Sebagai
keturunan seorang pengembara, sejak muda DewaMas Panji Komala sudah
memisahkan diri dan tinggal di Beleka. Halitu
dilakukan juga atas perasaan kecewanya akibat ketegangan antaraorang tuanya.
Ibunda Dewa Mas Panji Komala, Pemban BiniRinggit, merasa dilecehkan atas
pernikahan Karaeng Manajai denganseorang gadis dari Gelanggang bernama La
Bunga.Perkawinan antara Pemban Bini ringgit dengan KaraengManajai dari Goa
ternyata cukup meresahkan para musuh bebeyutannya, yakni kerajaan-kerajaan
di Bali. Mereka resah dansangat mengkhawatirkan kondisi Karangasem yang sedang
dilanda persoalan internal antar puri dan berpotensi terjadi perang
saudaraantara Mataram, Pagesangan, Pagutan dan Singasari yang dianggaplebih
tua. Oleh karena itulah pihak Karangasem segera mendekatiSakra serta menuntut perlakuan yang sama melalui
perkawinan politik. Agaknya yang diincarnya adalah
Dende Bini Nyanti. Tetapi pihak Sakra
justru hanya mengirimkan puluhan gadis dari kalanganorang biasa saja untuk
dipilih, semuanya pun lantas ditolak dandikembalikan. Raja Karangasem kemudian
menyatakan akan datangsendiri dengan segala kehormatan dan kebesarannya.Menyikapi
rencana raja Karangasem tersebut, terjadilahsilang-pendapat dan pengelompokan.
Mereka yang moderat darikalangan para
tetua, terutama Karaeng Manajai sendiri, berpendapatsebaiknya tawaran
raja Karangasem tersebut diterima dengan sikap politis
juga. Hal itu dilakukan untuk mempersiapkan diri
terhadapkemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Apabila memang sudahwaktunya
untuk merebut kembali tongkat yang hilang bisa denganmudah merebutnya dari
pihak karangasem yang terancam perangsaudara, bila perlu meminta bantuan
Sumbawa dan Goa untuk mencapai tujuan itu. Disamping itu, jika Karangasem
benar-benar dilanda perang saudara, siapa tahu melalui perkawinan
bisaditaklukkan tanpa kekerasan.Di lain piha lk-, terutama di kalangan
orang-orang muda,muncul sikap militansi yang justru dluukung oleh Pemban
BiniRinggit yang kecewa terhadap suaminya. Bahkan karenakejengkelannya
tersetut, ia menyebut suaminya orang luar yang tidak tahu perasaan rakyat
dan kawula bala yang setia dan siap matimembela kehormatan kerajaan Sakra
penerus Pejanggik. MenurutPemban Bini Ringgit, sekaranglah waktu yang tepat
memanfaatkantidakrukunnya puri Singasari dengan para saudaranya.Demikianlah,
diam-diam Sakra mempersiapkan dirimenghubungi
berbagai pihak yang , diharapkan akan memberidukungan. Bahkan untuk bisa
menarik dukungan Sumbawa, Gowadan orang-orang pesisir pantai, Dewa Mas Panji
Komala bersama ibudan adiknya ditarik masuk , Sakra. Dalam usianya yang sangat
muda,sekitar 16 tahun, Dewa Mas Panji Komala diangkat menjadi raja,sebagai lambang pemersatu sekaligus sebagai
senopati perang.Gerakan dimulai dengan membersihkan wilayah timur. Desa-desa
yang bersikap setengah hati dalam memberikan dukungan,digempur dengan
kekerasan, para pemimpin beserta anak¬istrinya disandera dan dibawa ke
Sakra. Meskipun kaget, Karangasem bergerak
cepat. Mereka berhasil meredam dan menunda perselisihansesama mereka. Jika
benar-benar menang, pihak Sakra tidak akan pilih bulu untuk menghancurkan
saudara-saudara kerajaanKarangasem yang ada. Pihak Karangasem menduduki
Mendana,Mujur dan Kopang. Meskipun Mendana, Mujur dan wilayah
selatan berhasil dibersihkan kembali, akan tetapi Kopang dibuat sebagai benteng
pertahanan yang sangat kuat, sehingga Raden Bendesa diKopang tidak dapat berkutik.Terlalu muda sebagai pemimpin dan tanpa
wawasan sertastrategi perang yang mapan memang sangat berpengaruh
terhadapkualitas kepemimpinan Dewa Mas Panji Komala, terutama di
dalam pengambilan keputusan. Desa-desa yang telah dibebaskan
tidak diduduki, dan ketika gagal menembus Kopang, para pasukan Sakramalah
kembali pulang.Konsolidasi kekuatan hanyalah berbentuk mengumpulkanorang
sebanyak-banyaknya bertumpuk di desa Sakra tanpa gerakanlanjutan. Bebasnya wilayah timur dan terkumpulnya kekuatan
yang besar membuat mereka puas dan merasa diri telah menang. Nasihatyang
tua-tua karena terlanjur bergerak haruslah terus menyerangtidak digubris bahkan
dijawab: "Kalau memang benar Bali itu jantan,silahkan dia datang, kita tunggu
disini saja".Pusat desa memang ditata, dilengkapi petak jonggah yangkuat.
Puri yang ada sebelumnya diperbaiki, begitupula tempat tinggalibu suri Pemban
Bini Ringgit bersama sang raja Dewa Mas PanjiKomala. Memang benar, Dewa Mas
Panji Komala mempunyaikharisma yang sangat kuat, berwibawa dan pemberani,
namuncenderung nekat tanpa perhitungan. Terpaksalah yang tua-tua bergerak
sendiri dengan kekuatan terbatas mengusir kelompok-kelompok kecil prajurit,
Karangasem yang masuk mengganggu desa-desa yang telah dibersihkan.Gangguan-gangguan
itu merupakan strategi yang tepat agar Sakra terus sibuk, sementara
Karangasem mempersiapkan diri untuk serangan balik yang mematikan.
Sebaliknya di pihak Sakra malahmerasa puas, sibuk berpesta pora mabuk-mabukan.
Beberapa kali serangan besar yang dicoba Karangasem memang selalu
dapatdipatahkan, tetapi mereka tidak tahu bahwa pihak Karangasemsedang
mempersiapkan diri dengan prajurit yang lebih teratur dan profesional
serta dilengkapi dengan taktik dan strategi yang cukup jitu.
5.3.Keruntuhan Sakra
Karangasem menyadari, kendati pun Sakra yang semulahanya
daerah kecil di wilayah kekuasaannya, akan tetapi memilikiketangguhan yang
lebih dibandingkan Pejanggik. Sakra sangat solid,merupakan pedaleman tunggal
dan tidak memiliki pedaleman lain di bawahnya, oleh karena itu wilayahnya
sangat utuh. Maka tidak mudah mengalahkan Sakra dengan kekuatan
konvensional. Dengan demikian Karangasem benar-benar mempersipakan diri.
Berbagai perlengkapan senjata seperti bedil dan kapal (dengan nama Sri
Cakra dan Sri Mataram) dibeli dari
Singapura. Selain itu, untuk menambah kekuatan
didatangkan pasukan dari Karangasem dan Kelungkung.Karangasem memerlukan
persiapan sekitar tiga tahun untuk dapatmelawan Sakra sambil melancarkan
serangan-serangan kecil kewilayah Sakra. Seolah-olah hanya kekuatan kecil itu
yang dimiliki Karangasem, hingga saat itu pun tiba.Serangan balik dilancarkan
oleh Raja Muda Mataram A.A Gde Karangasem. Satu demi satu desa diserang oleh
Karangasem yang dilengkapi senjata bedil. Tiap desa yang dilalui penduduknya dipaksa
menjadi tameng. Sebagai prajurit profesional, mereka tidak langsung
menusuk ke jantung pertahanan Sakra, melainkan mengggelar strategi Sapit Urang
untuk mengepung Sakra.Setelah melalui Rarang, Suradadi, Padamara, maka
pangkalan di Kopang dipindahkan ke Masbagik. Setelah itu menaklukan Penede Gandor,
mereka pun memasuki wilayah Surabaya. Meskipun PeSiraga Perkanggo Surabaya yang
perkasa itu melakukan perlawananyang gagah berani, akan tetapi tidak berdaya
menghadapi pasukanyang lengkap bersenjata bedil. Keadaan itu memaksa Pe Siraga Lokasi desa Sakra memang dipilih dengan pertahanan dikelilingi
oleh kali yang dalam di sebelah timur, sisi selatan dan barat. Sedangkan di sebelah utara berderet bukit-bukit
sebagai benteng alam. Pasukan dari Kelungkung setelah menyapu Mujur, Ganti,
dan Beleka maju terus melalui Jerowaru dan Mendana. Lalu berhenti berkemah di sebelah barat sebelah kali Palung yang
dalam.Di sebelah timur tepatnya di bukit Selong, berkemah para prajurit Pagutan
dan Pagesangan. Barulah kemudian pasukan induk menduduki bukit-bukit di sebelah utara untuk perang urat saraf dimalam
hari dengan menggelar pesta dan mendatangkan penari Joget.A.A. Gde Karangasem
menerapkan strategi Gelar Perang Garuda Ngelayang. Para prajurit tameng
yang terdiri dari orang-orang Sasak,mereka juga ditugaskan untuk terus menerus
membuat gangguandengan serbuan setiap hari. Pengepungan yang berbulan-bulan
tanpaserangan besar-besaran benar-benar menyebabkan prajurit Sakramen jadi
frustasi. Orang Sakra yang tidak mengerti strategi perangmerasa tak
habis pikir ketika siang dan malam pihak Bali terusmenerus menembakkan bedilnya, Pipian Langit, dan ditertawakan sebagai
orang kaya yang membuang-buang mesiu. Mereka tak mengerti strategi perang
urat saraf sementara bantuan yangdiharapkan dari Goa dan Sumbawa tak kunjung
datang karenakurang koordinasi.Akhirnya prajurit Sakra tak punya pilihan lain
kecuali keluar mengamuk tanpa aturan melawan prajurit-prajurit Sasak
sendiri yangdipergunakan sebagai tameng hidup oleh prajurit Bali.
Sementaraorang Bali sendiri berada pada
barisan belakang mempergunakan senjata lengkap. Pada pertempuran tersebut,
Raden Nuna Gede Lancung beserta saudaranya gugur di sisi barat. Sementara di
sebelah timur yang dipertahankan oleh Raden Benta, Raden Mombek, dan Raden
Bentabonter juga mengalami nasib yang sama. Begitupuladengan pasukan induk di
sebelah utara, meskipun mampu merobohkan begitu banyak prajurit-prajurit Bali
akan tetapi juga mengalami nasib yang sama.Setelah banyak prajurit-prajurit
tangguh Sakra yang tewas, barulah prajurit-prajurit Bali maju dan memasuki
Sakra dengan membawa perlengkapan senjata lengkap. Puri yang hanya
tinggaldan dipertahankan oleh Pe' Siraga juga jebol dan diratakan dengantanah.
Seluruh bangsawan Sakra mati, kecuali para kanak-kanak yang sebelumnya telah diungsikan ke
Korleko. Pe Siraga sendiritewas sementara
Raden Bini Ringgit menyiapkan pusakanya danuntuk pertama kalinya meminta ampun
kepada suaminya sebelum puputan sabil. Raden Bini Ringgit meminta bantuan
pada suaminyauntuk menyelamatkan anaknya yang masih bertempur di dalam
desa,akan tetapi Karaeng Manajai menemukan putranya sudah tewas.Pemban Bini
Ringgit karena sudah sepuh dan tua gagal puputan sabil, dengan
mudah ia ditangkap dan ditahan sebagaisandra
yang sangat berharga di Taman Kelepug (Mayura) dan didampingi oleh anak
tirinya. Perang Sakra ini berlangsung padatahun 1824-1828M meluluhlantakkan Sakra. Perang ini disebut "Peresak".
Kerajaan Sakra dianggap runtuh dan hanya berumur 50 tahun, terhitung sejak 1780 M hingga dengan 1828M. Setelahkekalahannya, pihak Sakra kemudian
menjalin dan membinahubungan baik dengan kerajaan Karangasem.
6.
KERAJAAN KARANGASEM (SINGASARI) BALI DI PULAU LOMBOK
6.1.
Latar Belakang.
Ada 4 (Empat) Versi
Tentang Munculnya Kerajaan-Kerajaan
Hindu Bali Yang Ada Di Pulau Lombok, Antara Lain :
Versi Pertama, menurut Babad Lombok intervensi ini bermula dari adanya konflik antara Patih Banjar Getas dengan raja Selaparang. Raja Selaparang mengutus patih Banjar Getas pergi ke Bali untuk mencari kijang putih (mayang putih) yang dipakai sebagai obat. Setelah patih Banjar Getas pergi ke Bali, raja menyuruh panggil istri Banjar Getas, yang bernama Dyah Candra Kusuma ke Istana untuk di peristri. Setelah patih Banjar Getas kembali, ia sadar bahwa dirinya telah ditipu. Karena itulah ia berontak terhadap raja Selaparang dan minta bantuan kepada kerajaan Karangasem di Bali. akhirnya kerajaan Selaparang dan Pejanggik dapat di taklukkan oleh kerajaan Karangasem Bali
Versi Kedua, menurut Babad Selaparang di sebutkan bahwa raja Selaparang minta bantuan raja Banjarmasin sehingga akhirnya patih Banjar Getas melarikan diri ke kerajaan Pejanggik. Karena kecerdasannya ia di anggkat menjadi adipati oleh raja Pejanggik Pemban Mas Meraja Kusuma. Hal ini menyebabkan hubungan Selaparang dan Pejanggik menjadi retak. Ketika patih Banjar Getas mengabdi di kerajaan Pejanggik, terjadilah perselisihan antara patih Banjar Getas dengan istri yang keduanya, bernama Dene Bini Lala Junti, sehingga pada akhirnya diusir. Dengan hati yang sedih ia pergi ke hutan Memelak (sebelah utara kota Praya sekarang), kemudian dari tempat itu ia berlayar ke pulau Bali. Setelah ia sampai di Karangasem Bali, ia menceritakan kepada raja Karangasem tentang kekalahannya melawan raja Selaparang, dan memohon bantuan raja Karangasem. sejak itulah kerajaan Karangasem berangsur-angsur menaklukkan kerajaan di pulau Lombok.
Versi Ketiga, sumber lain menyebutkan bahwa ketika raja Pejanggik mengutus Arya Banjar Getas pergi menghadap raja Klungkung dan Karangasem di Bali, raja Pejanggik jatuh cinta kepada istri Arya Banjar Getas yang bernama Dene Bini Lala Junti. Sekembalinya dari pulau Bali Arya Banjar Getas mendengar cerita tentang istrinya itu, sehingga timbul keinginan untuk menantang raja Pejanggik, sesudah ia kalah menghadapi kekuatan laskar Pejanggik, ia minta bantuan kepada raja Karangasem di Bali. itulah sebabnya kerajaan Karangasem mengadakan hubungan politik dengan kerajaan Pejanggik di Lombok. Hubungan ini di perkirakan mulai tahun 1691
Versi Keempat, dalam Pelelintih Sira Arya Getas di sebutkan bahwa pada masa pemerintahan raja Sri Kresna Kepakisan, raja ini mengutus Arya Getas menyerang raja Selaparang di pulau Lombok. berkat keberanian dan ketangkasannya, kerajaan Selaparang dapat di taklukkan, dan Arya Getas di suruh menetap di Praya Lombok Tengah
Sumber itu juga menyebutkan bahwa Arya Getas berputra tiga orang laki-laki, yaitu I Gusti Ngurah Praya, I Gusti Warung Getas, dan I Gusti Mangedeb We Anyar. Setelah berselang empat keturunan, yaitu pada masa pemerintahan Dalem Dimade di Bali (tahun 1621-1651), salah seorang keturunan Arya getas hanyut di laut dan terdampar di Lombok Timur dekat Pringgabaya. Anak yang hanyut itu kemudian dipelihara oleh Datu Pejanggik dan diberi nama Raden Banjar, karena di perkirakan anak tersebut adalah anak seorang pelaut dari Banjarmasin. Sesudah Raden Banjar menanjak dewasa, ia terkenal dengan nama panggilan Banjar Getas dan berkat jasa-jasanya ia diberi gelar Raden Kertapati. Ia kawin dengan Dende Mas Kuning, putri yang amat cantik, yang menyebabkan raja Pejanggik ingin memperistrinya, tetapi tidak berhasil. Itulah penyebab timbulnya perselisihan antara Banjar Getas dengan raja Pejanggik sehingga minta bantuan kerajaan Karangasem di Bali. Pada saat itu raja I Gusti Anglurah Ketut Karangasem memimpin langsung keberangkatannya ke pulau Lombok. Banjar Getas yang juga di kenal dengan julukan Dipating Laga segera menyambut kedatangan pasukan Karangasem dan menceritakan mengenai dirinya, bahwa ia adalah keturunan Arya Gajah Para dari Tianyar Karangasem Bali. Situasi menjadi terbalik, pasukan kerajaan Karangasem memihak kepada Dipating Laga melawan Pejanggik, dan berakhir dengan kekalahan di pihak Pejanggik. Mulai saat itu kekuasaan Karangasem melebarkan sayapnya ke pulau Lombok.
Versi Pertama, menurut Babad Lombok intervensi ini bermula dari adanya konflik antara Patih Banjar Getas dengan raja Selaparang. Raja Selaparang mengutus patih Banjar Getas pergi ke Bali untuk mencari kijang putih (mayang putih) yang dipakai sebagai obat. Setelah patih Banjar Getas pergi ke Bali, raja menyuruh panggil istri Banjar Getas, yang bernama Dyah Candra Kusuma ke Istana untuk di peristri. Setelah patih Banjar Getas kembali, ia sadar bahwa dirinya telah ditipu. Karena itulah ia berontak terhadap raja Selaparang dan minta bantuan kepada kerajaan Karangasem di Bali. akhirnya kerajaan Selaparang dan Pejanggik dapat di taklukkan oleh kerajaan Karangasem Bali
Versi Kedua, menurut Babad Selaparang di sebutkan bahwa raja Selaparang minta bantuan raja Banjarmasin sehingga akhirnya patih Banjar Getas melarikan diri ke kerajaan Pejanggik. Karena kecerdasannya ia di anggkat menjadi adipati oleh raja Pejanggik Pemban Mas Meraja Kusuma. Hal ini menyebabkan hubungan Selaparang dan Pejanggik menjadi retak. Ketika patih Banjar Getas mengabdi di kerajaan Pejanggik, terjadilah perselisihan antara patih Banjar Getas dengan istri yang keduanya, bernama Dene Bini Lala Junti, sehingga pada akhirnya diusir. Dengan hati yang sedih ia pergi ke hutan Memelak (sebelah utara kota Praya sekarang), kemudian dari tempat itu ia berlayar ke pulau Bali. Setelah ia sampai di Karangasem Bali, ia menceritakan kepada raja Karangasem tentang kekalahannya melawan raja Selaparang, dan memohon bantuan raja Karangasem. sejak itulah kerajaan Karangasem berangsur-angsur menaklukkan kerajaan di pulau Lombok.
Versi Ketiga, sumber lain menyebutkan bahwa ketika raja Pejanggik mengutus Arya Banjar Getas pergi menghadap raja Klungkung dan Karangasem di Bali, raja Pejanggik jatuh cinta kepada istri Arya Banjar Getas yang bernama Dene Bini Lala Junti. Sekembalinya dari pulau Bali Arya Banjar Getas mendengar cerita tentang istrinya itu, sehingga timbul keinginan untuk menantang raja Pejanggik, sesudah ia kalah menghadapi kekuatan laskar Pejanggik, ia minta bantuan kepada raja Karangasem di Bali. itulah sebabnya kerajaan Karangasem mengadakan hubungan politik dengan kerajaan Pejanggik di Lombok. Hubungan ini di perkirakan mulai tahun 1691
Versi Keempat, dalam Pelelintih Sira Arya Getas di sebutkan bahwa pada masa pemerintahan raja Sri Kresna Kepakisan, raja ini mengutus Arya Getas menyerang raja Selaparang di pulau Lombok. berkat keberanian dan ketangkasannya, kerajaan Selaparang dapat di taklukkan, dan Arya Getas di suruh menetap di Praya Lombok Tengah
Sumber itu juga menyebutkan bahwa Arya Getas berputra tiga orang laki-laki, yaitu I Gusti Ngurah Praya, I Gusti Warung Getas, dan I Gusti Mangedeb We Anyar. Setelah berselang empat keturunan, yaitu pada masa pemerintahan Dalem Dimade di Bali (tahun 1621-1651), salah seorang keturunan Arya getas hanyut di laut dan terdampar di Lombok Timur dekat Pringgabaya. Anak yang hanyut itu kemudian dipelihara oleh Datu Pejanggik dan diberi nama Raden Banjar, karena di perkirakan anak tersebut adalah anak seorang pelaut dari Banjarmasin. Sesudah Raden Banjar menanjak dewasa, ia terkenal dengan nama panggilan Banjar Getas dan berkat jasa-jasanya ia diberi gelar Raden Kertapati. Ia kawin dengan Dende Mas Kuning, putri yang amat cantik, yang menyebabkan raja Pejanggik ingin memperistrinya, tetapi tidak berhasil. Itulah penyebab timbulnya perselisihan antara Banjar Getas dengan raja Pejanggik sehingga minta bantuan kerajaan Karangasem di Bali. Pada saat itu raja I Gusti Anglurah Ketut Karangasem memimpin langsung keberangkatannya ke pulau Lombok. Banjar Getas yang juga di kenal dengan julukan Dipating Laga segera menyambut kedatangan pasukan Karangasem dan menceritakan mengenai dirinya, bahwa ia adalah keturunan Arya Gajah Para dari Tianyar Karangasem Bali. Situasi menjadi terbalik, pasukan kerajaan Karangasem memihak kepada Dipating Laga melawan Pejanggik, dan berakhir dengan kekalahan di pihak Pejanggik. Mulai saat itu kekuasaan Karangasem melebarkan sayapnya ke pulau Lombok.
Versi Kelima, menurut Babad Banjar Getas disebutkan
bahwa Banjar Getas adalah seorang pengembara yang berasal dari Majapahit Jawa
Timur. Menurut babad ini, ia adalah keturunan Prabu Kaisari. Ia melarikan diri
ke Lombok beserta 40 orang pengiring, karena ia merasa malu tidak dapat
memenuhi titah rajanya, yaitu Kencana Wungu, untuk membunuh Menak Jingga.
Setelah berbagai pengalaman yang di alaminya di kerajaan Selaparang, akhirnya
ia menghambakan diri di kerajaan Pejanggik, pada raja Dewa Mas Panji. Berkat
kepandaiannya ia sangat berpengaruh di kerajaan Pejanggik sehingga menimbulkan
ke kekhawatiran para pembesar kerajaan. Inilah yang menyebabkan kerajaan
Pejanggik minta bantuan kepada kerajaan Karangasem di Bali untuk membunuh
Banjar Getas. Ternyata kemudian raja Karangasem Bali memihak kepada Banjar
Getas melawan kerajaan Pejanggik. Setelah Pejanggik dapat ditaklukkan, raja
Karangasem dan Banjar Getas membagi wilayah kekuasaan di pulau Lombok, karajaan
Karangasem Bali menguasai Lombok di bagian Barat, sedangkan Banjar Getas
mendapat wilayah Lombok di bagian tengah dan timur.
Pada wilayah kekuasaan kerajaan Karangasem Bali di pulau Lombok bagian barat, telah berdiri beberapa kerajaan-kerajaan kecil di bawah penguasa-penguasa bangsawan Karangasem Bali. Kerajaan-kerajaan kecil tersebut antara lain : kerajaan Pagesangan, kerajaan Kediri, kerajaan Sengkongo`, kerajaan Pagutan, kerajaan Mataram, dan kerajaan Singasari. Setelah adanya penaklukan terhadap pulau Lombok pada tahun 1691 sampai tahun 1740, di lokasi kerajaan yang dahulunya disebut Singasari inilah diganti namanya menjadi kerajaan Karangasem Sasak, dan kerajaan ini akan menjadi cikal bakal kerajaan Cakranegara.
Pada tahun 1740 itu diperkirakan seluruh Lombok sudah dapat di kuasai oleh kerajaan karangasem Bali. pendapat ini diperkuat oleh suatu informasi yang menyebutkan bahwa di beberapa daerah seperti Pejanggik, Purwa, dan Langko diharuskan membayar upeti dengan uang, daerah Sokong dan Bayan di kenakan upeti kapas, sedangkan daearah Praya, dan Batu Kliang di kenakan upeti darah (upeti getih) yaitu tidak membayar upeti dalam bentuk material melainkan apabila terjadi perang mereka harus membantu. Hal tersebut diperkirakan sudah berlangsung sejak tahun 1740.
Dibawah pemerintahan Karangasem Bali, kekuatan politik bukan lagi berada di Lombok Timur, melainkan di pusatkan di Lombok Barat. Pada tahun 1741 raja Karangasem Bali menempatkan seorang penguasa I Gusti Wayan Tegeh yang berkedudukan di Tanjungkarang (sebelah selatan Ampenan sekarang atau berada disebelah barat kerajaan Pagesangan). Pada masa pemerintahannya ia berhasil memperkuat kedudukan Karangasem Sasak di pulau Lombok. di bawah perlindungan kerajaan Karangasem Bali, ia melakukan kegiatan dalam bidang perpajakan dan perdagangan. Setelah ia meninggal pada tahun 1775, ia digantikan oleh kedua putranya, yaitu I Gusti Made Karang yang di sebut dengan nama I Gusti Ngurah Made berdiam di Tanjungkarang, dan I Gusti Ketut Karang bertempat tinggal di Pagesangan. Kematian I Wayan Tegeh ternyata menimbulkan perpecahan, karena pengganti-penggantinya itu saling berebut kekuasaan. Konflik ini masih berlangsung sampai permulaan abad XIX dan bersamaan dengan munculnya dua kerajaan kecil lainnya yaitu kerajaan Sakra di Lombok Timur, dan kerajaan Kopang ada di Lombok Tengah.
Pada wilayah kekuasaan kerajaan Karangasem Bali di pulau Lombok bagian barat, telah berdiri beberapa kerajaan-kerajaan kecil di bawah penguasa-penguasa bangsawan Karangasem Bali. Kerajaan-kerajaan kecil tersebut antara lain : kerajaan Pagesangan, kerajaan Kediri, kerajaan Sengkongo`, kerajaan Pagutan, kerajaan Mataram, dan kerajaan Singasari. Setelah adanya penaklukan terhadap pulau Lombok pada tahun 1691 sampai tahun 1740, di lokasi kerajaan yang dahulunya disebut Singasari inilah diganti namanya menjadi kerajaan Karangasem Sasak, dan kerajaan ini akan menjadi cikal bakal kerajaan Cakranegara.
Pada tahun 1740 itu diperkirakan seluruh Lombok sudah dapat di kuasai oleh kerajaan karangasem Bali. pendapat ini diperkuat oleh suatu informasi yang menyebutkan bahwa di beberapa daerah seperti Pejanggik, Purwa, dan Langko diharuskan membayar upeti dengan uang, daerah Sokong dan Bayan di kenakan upeti kapas, sedangkan daearah Praya, dan Batu Kliang di kenakan upeti darah (upeti getih) yaitu tidak membayar upeti dalam bentuk material melainkan apabila terjadi perang mereka harus membantu. Hal tersebut diperkirakan sudah berlangsung sejak tahun 1740.
Dibawah pemerintahan Karangasem Bali, kekuatan politik bukan lagi berada di Lombok Timur, melainkan di pusatkan di Lombok Barat. Pada tahun 1741 raja Karangasem Bali menempatkan seorang penguasa I Gusti Wayan Tegeh yang berkedudukan di Tanjungkarang (sebelah selatan Ampenan sekarang atau berada disebelah barat kerajaan Pagesangan). Pada masa pemerintahannya ia berhasil memperkuat kedudukan Karangasem Sasak di pulau Lombok. di bawah perlindungan kerajaan Karangasem Bali, ia melakukan kegiatan dalam bidang perpajakan dan perdagangan. Setelah ia meninggal pada tahun 1775, ia digantikan oleh kedua putranya, yaitu I Gusti Made Karang yang di sebut dengan nama I Gusti Ngurah Made berdiam di Tanjungkarang, dan I Gusti Ketut Karang bertempat tinggal di Pagesangan. Kematian I Wayan Tegeh ternyata menimbulkan perpecahan, karena pengganti-penggantinya itu saling berebut kekuasaan. Konflik ini masih berlangsung sampai permulaan abad XIX dan bersamaan dengan munculnya dua kerajaan kecil lainnya yaitu kerajaan Sakra di Lombok Timur, dan kerajaan Kopang ada di Lombok Tengah.
RAJA
ANAK ANGUNG GURAH KARANG ASAM
6.2.Berkembangnya
Karangasem (Sungasari) Bali Di
Lombok
Kerajaan Karangasem bali menunjuk wakilnya di Lombok yaitukerajaan
Singasari (Karangasem Sasak). Hubungan antarakerajaan-kerajaan berdasarkan asas
kekeluargaan untuk mencapaikemakmuran dan kepentingan bersama. Untuk memperkuat persatuan ini raja Singasari
mendirikan Pura Meru di Singasari pada
tahun 1774 M.Kerajaan Singasari bertindak sebagai ketua di dalam
sebuah pemerintahan federasi. Pagesangan biasanya berposisi sebagai
Patihsedangkan Kediri dan Sekongo dilebur menjadi bagian dari Pagutan,sedangkan
Kuripan terpencil sendirian.Adapun pemerintah kerajaan Singasari
(1740-1838M) berturut-turut diperintah
oleh tiga raja dengan gelar yang sama yaituI Gusti Made Karangasem (I,
II, dan III). Pada masa inilah terjadigelombang
perpindahan orang Bali ke Lombok secara besar-besaran.Dalam menjalankan
pemerintahannya, untuk urusan ke bawahdiserahkan kepada para punggawa.
Sedangkan untuk menarik pajak kepada rakyat Sasak diserahkan kepada
petugas berasal dari sukuSasak. Sekongo' sebagai kota pelabuhan banyak
dikunjungi pedagang irar. Hal ini
dianggapnya sebagai penghalang. Untuk menambah kas perbendaharan
dan kekuasaannya, Singasari menaklukan
Sekongo'padatahun 1803M. Singasari
mengangapdirinya lebih mampu sehingga kerajaan yang lainnya tidak
dibiarkanmaju.Raja Singasari mempunyai empat orang anak, yang
sulung bemama Dewa Cokorda, kemudian Anak Agung Bagus Oka, Anak Agung
Bagus Karangasem dan yang bungsu bemama Agung AyuPutri yang dikawinkan dengan
anak Raja Mataram. Sebagai pengganti Raja Singasari, diangkatlah Dewa
Cokorda yang didampingi oleh patihnya Gusti Gde Dangin.
6.3.Perlawanan
Kediri Terhadap Kerajaan
Karengasam (Singasari/Cakranegara)
Kesewenang-wenangan Singasari telah memancing
amarahKediri, sehingga secara diam-diam Kediri menyusun kekuatan dan
mempengaruhi Rincung Lilin, Penujak, Sakra, jerowaru, dan Kopang. Rencana pemberontakan ini
dibocorkan oleh I Raspa. IRaspa adalah
voorang kawula Kediri sebagai pemegang gadai sawah Gde Banawi dari kaula
Singasari. Pada 1804 M Singasari
mengirim ekspedisi ke Kediri.Rakyat Kediri yang tidak mau berperang pindah ke
Pasengan. Kediri mendapat serangan arah utara, selatan, dan barat. Pasukan
Kediri dipimpin oleh Sura Tresna dan Walamuka. sedangkan pasukan Singasari
di bawah pimpinan Wiryalunglungan dan Purusa Pakasutan. Pasukan
Singasari terdesak mundur sampai ke sungai Babak
tetapi setelah datangnya balabantuan dari Mataram, Pagesangan dan Pagutan. Akhirnya
Kediri dapat dikalahkan. SetelahKediri
habis terbakar, Sura Tresna muncul dari utara dan mengangkat senjata. la rela
mati demi membela kehormatan dan kemerdekaan negerinya.
6.3.Perlawanan
Sakra
Didudukinya kerajaan Karangasem oleh Bulelengmenyebabkan raja Karangasem I, Gusti
Gde Ngurah Lanang, pergimenuju Lombok dan mendirikan keraton di Gunung Sari
pada tahun1824 M. Hal ini menimbulkan
kecurigaan pada pihak Mataram danPagutan karena menganggap Raja Karangasem
tersebut akanmenempatkan seluruh Lombok di bawah kekuasaannya. Timbullahsaling
curiga yang kemudian berlanjut menjadi perselisihan.Kondisi ini dimanfaatkan
oleh pemimpin Sasak dari Sakrayaitu Mas Panji Komala. Pada tahun 1826 M,
Raja Sakramengumumkan perang melawan
Singasari (kerajaan KarangasemSasak). Ada beberapa hal yang menyebabkan
perlawanan Sakrayaitu: Pertama, Raden Suryajaya, seorang perkanggo
merangkaptelik (mata-mata), melakukan korupsi dan sangat takut kalaurahasianya
terbuka. Kedua, sebagian besar bangsawan Sakra gelisahkarena anak gadisnya akan
diperistrikan raja-raja di Mataram.Ketiga, sejak lama Mas Panji Komala
menantikan saat yang tepatuntuk mernaklumkan perang terhadap kekuasaan Bali
(Singasari,Mataram, Pagesangan, dan Pagutan) Permakluman tersebut ditolak oleh Karaeng Manajai
(ayahdari Mas Panji Komala). Penolakan tersebut karena memangsebelumnya Mas
Panji Komala lebih berpihak kepada ibunya. Sepertitelah dikisahkan sebelumnya,
salah seorang putra raja Goa bemamaKaraeng Manajai diperintahkan untuk mencari
jodoh dari kalangankeluarganya yang ada di Lombok. Karaeng Manajai dibekali
sebuahkeris pusaka dan sebuah cincin. Sesampai di Lombok, KaraengManajai
menghadap kepada dua orang bersaudara Meraja Kusumadan Dewa Laki Orpa dan mengeluarkan
pusaka tersebut. Ternyatakeris dan cincin tersebut sangat cocok
dimiliki.Akhirnya Karaeng Manajai dikawinkan dengan Dene BiniRinggit (Putri
Dewa Laki Orpa, Pemban Mas Hang Pijot). Dari perkawinan tersebut, lahirlah
dua orang anak bernama Dewa MasPanji Komala dan Dene' Binti Nyanti. Dewa Mas
Panji Komalaterlahir sebagai penentang kekuasaan Bali di Gumi Sasak.
KaraengManajai kawin lagi dengan orang Mate'naling yang bernama Bungasehingga
hubungan dengan Dene' Bini Ringgit semakin renggang.Oleh sebab itu,
anak-anaknya memihak kepada ibunya. Inilah yangmenjadi latar belakang mengapa
nasehat Karaeng Manajai tidak diindahkan oleh Mas Panji Komala yang
berakhir dengankehancuran Sakra.Penolakan tersebut tidak menghalangi keinginan
Dewa MasPanji
Komala untuk tetap berperang melawan Singasari. Dewa MasPanji Komala memproklamirkan diri terbebas dari Karangasem.Raden
Suryajaya menggerakkan bala bantuan dengan mangajak danmengintimidasi desa-desa
Suradadi, Kopang, Rarang, Batukliang,dan Praya.Rencana penyerangan Sakra ke
Singasari, Mataram, Pagutandan Pagesangan terdengar oleh Singasari. Akhimya
perselisihan yangterjadi segera dihentikan untuk bersatu melawan kerajaan
Sakra. Bala bantuan dari pulau Bali didatangkan. Pada saat itu, raja
Singasari berjanji, bahwa apabila kerajaan Sakra dapat dikalahkan maka
daerahLombok akan dibagi-bagi kepada kerajaan-kerajaan, desa-desa,
danorang-orang yang membantunya. Pada tahun 1826 M pecahlah pertempuran antara
Sakradengan Karangasem Lombok di Kopang.
Pasukan Sakra terpukulmundur dan Kopang dijadikan lautan api oleh Singasari.
Setelah itu pasukan Singasari beserta sekutunya bergerak ke pusat
pertahananSakra. Bantuan dari Karaeng Manajai, Raja Abubakar dan RajaMenjeli
dari Sulawesi tak kunjung datang karena tertahan oleh banyaknya penjagaan di masing-masing pelabuhan. Bantuan terpaksamendarat
di Labuan Lombok akan tetapi didesak mundur sampaiSumbawa. Sakra terkepung dari segala arah. Pemban Aji berusahauntuk
membuka kepungan musuh dengan melakukan serangan kedesa-desa tetapi tidak
berhasil dan terdesak, kemudianmengundurkan diri ke Patondang.Pada saat yang
sangat kritis, Dewa Mas Panji Komalamenyerukan jihad fisabilillah. Pasukan
Singasari dan sekutunyaakhirnya dapat dihalau mundur sampai ke Masbagik. Dengan
adanyakemenangan yang gemilang ini membuat Dewa Mas Panji Komalamabuk
kemenangan dan membuat suatu kekeliruan. Semua prajuritnya menjadi
pengecut dan tidak berani menghadapi musuh,sehingga pada penyerangan
berikutnya, Sakra dapat dikalahkan.Dewa Mas Panji Komala menghilang dan ibunya
Dene' Bini Ringgit ditangkap dan ditawan di Taman Kelepung Singasari
(TamanMayura).Sesuai dengan janji yang diikrarkan oleh raja,
setelah peperangan usai, maka daerah kekuasaan dibagi dengan
perincian berikut: (1) Mataram diberikan desa-desa yang berada di sebelahtimur
sungai Babak, (2) Pagesangan diberikan
desa-desa Suradadi,Suralaga, Kembang Kuning, dan desa Surabaya, (3)
Pagutandiberikan desa-desa seperti Batujai,
Batukliang, dan Batutulis, (4)Sedangkan sisanya adalah wilayah kekuasaaan
Singasari.
6.4.Runtuhnya
Karang Asam ( Singasari)
Setelah
Perang Sakra, ternyata perselisihan lama kembalitersulut yang mengakibatkan terjadinya perpecahan antar merekasendiri.
Di sisi lain, ketikakerajaan Gunung Sari dipersatukan dengan kerajaan Mataram
oleh kerajaan Singasari. Kerajaan Mataram tidak dapat menerima keputusan tersebut. Tindakan sewenang-wenangserta adanya
gejala untuk menghapus kerajaan-kerajaan kecilmenyebabkan pihak Mataram mulai
mendekati dan mempengaruhidesa Kopang, Batukliang, Praya, Sakra dan lain-lain
untuk menggempur Singasari. Secara
umum dapat dikatakan bahwa, penyebab keruntuhan kerajaan Singasari sebagai
berikut :
Ø Masing-masing
kerajaan tersebut merasa paling baik.
Ø Tindakan Dewa
Cokorda yang kurang baik seperti: perbuatanyang tidak senonoh dengan saudara
kandungnya sendiri.Kemudian, selalu merusak serta merampas daerah
kerajaanMataram dengan membuat hutan perburuan baru yangmempersulit rakyat
Mataram mencari kayu dan alang-alang.Pemerintahannya juga kurang adil sehingga
menyebabkanKopang dan Praya lebih dekat dengan pihak Mataram daripadaSingasari.
Ø Kebencian
Pagesangan kepada Singasari karena hampir semua keluarga Raja Pagesangan tewas.
Hanya seorang yang dapat lolosdan melarikan diri ke teluk di Sumbawa.Ketika
terjadi perebutan wilayah antara Penujak (termasuk wilayah Singasari) dengan desa
Kateng (termasuk wilayahMataram), maka pada
tahun 1838M, raja Mataram memaklumkan perang kepada Singasari.
Maklumat tersebut ikut mempengaruhi desa Batukliang, Kopang, Praya dan Sakra.
Selanjutnya kerajaanMataram dibantu oleh
kerajaan Pagesangan dan Pagutan. Mereka juga didukung oleh Kapten King,
pedagang Inggris dan nakhoda kapal yang bernama Ismail. Kemudian Karangasem
Bali jugamendatangkan 6.000 pasukan untuk membantu Mataram.
Sedangkan pihak Singasari dibantu oleh Lange (pedagang Denmark) danseorang
pedagang dari Skotlandia.Dalam peperangan tersebut, Mataram berada dalam
keadaan kritis setelah tewasnya Raja Sepuh I Gusti Karangasem III di Rumak.Pada
saat itulah Sakra bergabung dengan Kuripan membantuMataram dalam menggempur
Singasari. Kerajaan Singasari dikepungdari segala jurusan, seluruh penghuni
Singasari melakukan puputan di Sweta. Dalam peperangan ini, istana
Singasari dibakar dan semua keluarga raja
tewas kecuali dua orang anaknya yang masih kecil,seorang perempuan dan
laki-laki, mereka kemudian dibawa keKarangasem Bali. Sedangkan Gusti Gde
Dangkin, Patih Singasari,tewas di Pamotan. Kerajaan Singasari menyerah kalah
terhadap kerajaan Mataram pada tahun 1839 M.
7. KERAJAAN
MATARAM.
7.1.Berdirinya
Mataram
Kekalahan
Singasari telah mengangkat derajat
kerajaanMataram. Orang-orang yang membantu Mataram diberi hak otonom serta
diangkat menjadi pejabat, seperti Gusti Wanasari,Gusti Gde Wanasara,
SangWahayan Lebah yang diangkatmenjadi Punggawa dan.SangBonaha yang diangkat
menjadiPatih.Pada tahun 1839 M
SangBonaha dipengaruhi oleh Langesehingga berbalik melawanMataram. Sementara
untuk membunuh sang Bonaha sangatlahsulit karena ia konon sakti mandraguna.
Namun raja tidak kehilangan akal, ia mengancam bangsawan
Batujai dan akan diturunkan kastanya jika dalam waktu3 bulan
tidak mampu membunuh Sang Bonaha. Sehari sebelum ancaman berakhir Mamiq Salim berhasil membunuh Sang Bonahayang A. A.
Ketut Karangasem dikatakan sakti mandraguna.Dari kalangan orang Sasak, Dene'
Batu Laki dan Dene' LakiGaliran dari Kuripan diberikan hak otonomi di bagian
sebelah timur sungai Babak dan sungai Belimbing. Begitupula Kopang,
Mantang,Rarang, Praya diberi hak otonomi tanpa membayar pajak keMataram
7.2.Berkembangnya
Mataram
Kerajaan Mataram sebagai penguasa tunggal di pulauLombok berturut-turut diperintah
oleh tiga raja. Raja yang pertamaAnak Agung
Ketut Karangasem IV (1838-1850 M),
yangmengkonsolidasikan Mataram sebagai kerajaan tunggal yang bercorak
sentralistik dan represif. Raja kedua adalah Anak AgungMade Karangasem (1850-1872M), di bawah raja inilah dilakukanrenovasi atas
Taman Kelepug menjadi Taman Mayura. Dibangun pula Pura Meru, Tamaiq
Suranadi, Lingsar, dan dirintisnya pembangunan Taman Narmada yang diberi
ukir kawi dan selesaitahun 1866 M. Kemudian Cakranegara (negara yang sudah
bulat bersatu) ditata sebagai pusat pemerintahan. Raja terakhir yang
paling bungsu adalah Anak Agung Gede Ngurah Karangasem (1872-1894M), yang dinobatkan sebagai raja dalam usia 70
tahun lebih.Raja Mataram mengawini Dende Aminah dan namanyadiganti manjadi
Dende Nawangsasih (Nawang artinya tahu, Sasihartinya bulan). Perkawinan
tersebut konon berdasarkan petunjuk gaib. Dende Aminah alias Dende
Nawangsasih terkenal sangat taat menjalankan agamanya, dia sangat berpengaruh
kepada suaminya, sehingga diizinkan untuk mendirikan sebuah masjid yang
dibangun dekat Taman Mayura. Dia diperkenankan juga mendatangkan seorang guru
agama.Gurunya bernama Guru Baok alias Haji Moh. Yasin dari Kelayu. Dende Aminah
memiliki penasehat spiritual dari Arab bernama Sayid Abdullah. Dari
perkawinan dengan raja Mataram ini kemudian lahir seorang anak bernama Gapul
atau Imam Sumantri yang terkenal sebagai Datu Pangeran.Kerajaan Mataram
mencapai puncak kejayaannya, karena dengan mudahnya memerintah orang Sasak
untuk ngayah membangun berbagai tempat peribadatan tetapi banyak pula perkanggo
Sasak menjadi kaya raya. Pada saat ini, Mataram mengubah nama Singasari menjadi Cakranegara (negara yang bulat).Orang
Islam bebas beribadah bahkan di Ampenan dibangun sebuahmasjid. Selain itu,
didatangkan pula guru qur'an dan hadits. Mataram menjadi penguasa seluruh
Lombok, termasuk mempersatukan kerajaan-kerajaan yang dulu dibagi-bagikan,
yaitu,kerajaan Pagesangan, Pagutan dan Kediri. Kemudian keraton baru dibangun
di tempat bekas keraton kerajaan Singasari, dan dinamakan Puri Ukir Kawi yang
dihuni oleh A.A. Gde Ngurah Karang Asem dibantu oleh seorang anaknya yaitu A.A.
Made Karangasem, sedang Puri Mataram dihuni oleh anaknya yang lain yaitu A.A.
Ketut Karangasem, sang putera mahkota calon pengganti ayahnya.
7.3.Sistem
Pemerintahan Kerajaan Mataram
Pada awalnya,
susunan pemerintahan Mataram adalahsebagai berikut:Berbagai ketentuan yang
berlaku:
Ø Punggawa atau
perkanggo diangkat dan diberhentikan oleh raja, berdasarkan keturunan
disamping kecerdasan dan keberaniannya.
Ø Pemekel dan
keliang diangkat perkanggo oleh penggawa, berdasarkan keturunan dan wibawa
di dalam masyarakat dan atasnasihat pemuka masyarakat.
Ø Penghasilan
perkanggo atau penggawa berasal dari pemberianizin tanah yang tidak terbatas
kepada rakyat yang dikerjakansecara gotong royong atau sebagai penggarap.
Ø Bagi
perbengkel dan keliang mempunyai tanah pecatu, yangdapat dibedakan atas pecatu
pusaka dan pecatu mider.
Ø Soal perselisihan antara wilayah
masing-masing punggawa, perkanggo,
perbekel, dan keliang, diberikan wewenang untuk menyelesaikannya
sendiri. Jika tidak dapat diselesaikan sendirimaka
harus diajukan ke struktur yang lebih tinggi.
Ø Perkanggo dan
punggawa diberikan wewenang untuk mengatur dan menyelenggarakan
pemerintahan pada wilayah masing-masing.
Ø Perkanggo juga
diberikan wewenang dan diwajibkan untuk mengumpulkan upeti/ membayar pajak
bentuk natura. Rakyatyang diwajibkan membayar upeti hanyalah golongan yangmemiliki tanah. Untuk pekerjaan
pembuatan, perbaikan ataupun pemeliharaan
jalan, rakyat Sasak jugalah yang diwajibkanmelakukan ngayah. Ngayah adalah
sejenis kerja rodi. Rakyatdisuruh membangun berbagai tempat ibadah,
jalan¬jalan, jembatan, rumah-rumah para raja maupun orang Bali. Selain
itu juga sering kali diikutkan berperang membela/membantukerajaan bila
diperlukan
7.4.
Perang Mataram-Pagutan
Salah seorang putra raja Mataram yang sudah dewasadilamarkan seorang
putri bernama Ayu Bulan dari Pagutan. Akantetapi lamaran tersebut ditolak oleh
pihak Pagutan. KeberanianPagutan menolak lamaran tersebut karena dijanjikan
bantuan olehKuripan. Apabila terjadi peperangan melawan Mataram,
pihak kuripan bersedia membantu Pagutan. Kerajaan Mataram merasadilecehkan
oleh peristiwa tersebut, akhirnya peperangan pun tak dapat dihindari. Pada
tahun 1839 M, Raja Pagutan, Gusti Ketut
Putradengan beberapa orang keluarganya
tewas. Hingga perang usai, bantuan dari Raja Kuripan Dene' Laki Batu tidak
kunjung datang.
7.5.Penghancuran
Kekuasaan Sasak
Peristiwa
peperangantersebut sangat disesalkan olehMataram. Semua itu terjadikarena ulah Kuripan. AkhirnyaMataram mencabut hak
otonomiyang diberikan kepada seluruhdesa-desa
termasuk Kuripan,Praya, Kopang, Mantang, Rarangdan lain-lainnya. Mataram beranggapan bahwa pemberianotonomi itu pada
akhirnya akanmenimbulkan malapetaka bagi pemerintahan Mataram Mataram
menjadi sangat hati-hati karena ia menyadari betul apabilakekuatan Sasak
bersatu di bawah kekuatan Islam maka bisamenimbulkan malapetaka bagi Mataram.
Kemudian Matarammelakukan upaya adu-domba.1.Peperangan KuripanSiasat tersebut kemudian mulai dijalankan.
Satu persatukerajaan Sasak ditaklukan. Pertama diawali dari Kuripan.
Kuripandiundang oleh Mataram akan tetapi Dene' Laki Batu dan Dene' BatuGaliran membawa para patih dan punggawa. Dalam pertemuantersebut
pihak Mataram menyerahkan wilayah sebelah timur sungaiBelimbing menjadi bagian dari kekuasaan Kuripan, sedangkanwilayah
sebelah barat sungai itu akan dikurangi. Kuripan mintawaktu untuk berpikir.
Setelah pulang mereka sepakat untuk menolak permintaan tersebut.
Pada undangan yang kedua Dene' Laki Batu dan Dene' Laki Galiran dapat dibunuh
pada tahun 1840 M. WilayahKuripan
diperintah langsung oleh kedua putri Dene' Laki Batu,masing-masing Dende
Rada dan Dende Sumekar yang selanjutnyadibawa
ke Mataram, sedangkan anak laki-laki Dene' Laki Batumenghilang.
7.6.
Perang Praya I
Penaklukan
selanjutnya diarahkan ke Praya yang dipimpinoleh
Raden Wiracandra. Berkali-kali Raden Wiracandra ke Mataram, tetapi setiap
kedatangannya selalu membawa pengiring yang sangat banyak dan bersenjata
lengkap. Praya sudah menyadari bahwa malapetaka bagi dirinya hanya menunggu
giliran saja. Praya sudah tidak tahan lagi memelihara persahabatan dengan
Mataram.Beberapa hal yang menjadi sebab perang Praya I ini antaralain:a.Kerajaan Mataram merobek-merobek (melanggar)
perjanjianantaraArya Banjar Getas dengan I Gusti Ketut Karangasem. b.Daerah
kekuasaan Banjar Getas sejak lama telah digerogotisedikit demi sedikit dengan
mendirikan desa-desa otonom dibawah
perintah langsung dari Mataram c.Dalam
usahanya untuk menguasai seluruh Lombok, KerajaanMataram selalu menjalankan
politik adu domba antara para pemimpin Sasak. d. Raden Wiracandra difitnah
akan menyerang Mataram.Usaha terakhir Mataram untuk menaklukkan Praya
secarahalus, adalah dengan melamar putri Raden Wiracandra yang
ditolak oleh Praya. Maka untuk menyerang Praya, raja Mataram menghasut
desa-desa tetangganya untuk memusuhi Praya.Akibat hasutan Mataram itu,
seolah-olah Kopang dan Batukliang itu menjadi musuh utama bagi Praya, maka
Prayamenyerang Batukliang dan Kopang. Kedua desa itu mendapat bantuan dari
Mataram di bawah pimpinan Ratu Gde Wanasara yangdidampingi oleh I Made
Rai dan Gusti Made Kaler. Untuk menghindari
korban yang lebih banyak, terutama anak-anak dan wanita, maka raja Mataram
memerintahkan supaya Praya ditunggu di perbatasan Praya dan Batukliang.
Wilayah Praya dikepung oleh pasukan Batukliang, Kopang dan Mataram serta
diperkuat pasukandari Batujai, Suradadi, Penujak, Jonggat Puyung, Rarang, dan
Sakra.Hampir setengah tahun lamanya terjadi perang tiada berkesudahan,sehingga
menimbulkan bencana kelaparan. Beberapa orang pasukanyang keluar untuk mencari
makanan dibunuh oleh para musuh. Halitu menyebabkan Raden Wiracandra dan
pembantunya gelisah.Mereka bertekad untuk perang fisabilillah. Pada
peperangantersebut, Raden Wiracandra tewas. Pasukan rakyat yang fanatik,dibawah
pimpinan Haji Umar menjalani perang fisabilillah.Semuanya gugur di medan
perang. Raden Tunggul, putra dari RadenWiracandra
dapat meloloskan diri dan pergi ke Bugis. Para putri- putri Raden
Wiracandra dan tawanan yang lain dan sebagian lagi dibuang ke Bali dan Tanjung
(Lombok Utara), beberapa dari merekaada pula yang dibunuh. Sejak itu Praya
berada di bawah kekuasaanAnak Agung Gde Ngurah, raja Karangasem. Sedangkan di
Praya diangkat seorang pimpinan dari keturunan Banjar Getas bernamaMamiq
Sapian.Hancurnya kerajaan Praya menambah martabat Kopang danBatukliang.
Hal ini tidak menyenangkan raja Mataram. Politik pecah-belah terus dijalankan. Beberapa tahun setelah perang
Praya pertama, Jero Wirasari pimpinan Kopang, dipanggil ke Mataram.Ketika
Jero Wirasari berangkat bersama para pengiringnya, iadidakwa dan difitnah akan
memberontak ke Mataram. Rajamemerintahkannya untuk ke Pemenang (Lombok Utara)
dan tanpadisadari kemudian dikeroyok dan dibunuh oleh pasukan Mataram di bawah pimpinan Gusti Ketut Ning. Jenazahnya
dimakamkan oleh para pengiringnya di Pemenang. Sejak saat itu
Kopang mengalamikemunduran.Rencana Raja
Mataram untuk menguasai desa demi desasemakin menjadi jadi, sehingga ia tidak
lagi membedakan kawanatau lawan, yang penting tujuannya tercapai dengan mudah
dancepat. Satu-persatu sekutunya dihancurkan. Hal ini sangatmenggelisahkan para
pemimpin Sasak. Mereka tidak dapat bersatuakibat politik Mataram yang sangat
cerdik.Lima bulan setelah Kopang, tiba giliran Batukliang menuaimasalah. Raden
Sumintang diminta datang ke Mataram. Para bangsawan dan pembantunnya
melarang beliau datang ke Mataramuntuk memenuhi surat panggilan dari Anak Agung
Mataram itu.Setelah tiga kali surat diterima dan tidak dihiraukan juga;
makaMataram mengirim pasukan di bawah pimpinan Gusti Made Sangkauntuk menangkap
Raden Sumintang dalam keadaan hidup atau mati.Agar Batukliang tidak bernasib
seperti Praya, Raden Sumintangmenyerahkan diri di Aik Gering kepada pasukan
yang akanmenangkapnya. Disitulah beliau dibunuh oleh Gusti Made Sangka.Melihat
Radennya dibunuh, para pengiringnya bernama Tati'Engkis tidak dapat menahan
diri lalu mengamuk. Tetapi baru dapat menewaskan seorang musuh, ia pun
tewas. Jenazah RadenSumintang dimakamkan di
Batukliang.
7.7.
Perang Kalijaga
Ø Sebab-Sebab
TerjadinyaSebelum dilantik menjadi raja, AnakAgung Gde Ngurah Karangasem
berfikir bagaimana cara agar dua golongan yang berbeda agama bisa
berdamai. Atas petunjuk gaib dalam pertapaan di Batu Bolong, ia bermimpi saat
itu kejatuhan bulan di Kalijaga. Anak Agung Gede Ngurah Karangasem bersama
Gusti Gde Wanasara kemudian melamar Dende Aminah dari Desa Kalijaga
Lombok Timur. Dende Aminah dipercaya sebagai pemegang Wahyu Kedaton
Selaparang.Dende Aminah merupakan putri dari Dea Guru, seorang pemuka
Islam yang terkenal shaleh. Baliau adalah saudara dari DeaMeraja, pemimpin desa
Kalijaga. Dea Guru dan Dea Meraja menolak lamaran itu karena sudah
dijanjikan bantuan oleh Raja Amir dari Desa Mamben dan Raden Kardiyu dari
Korleko bila nantinya diserang oleh Mataram.Anak Agung Gde Ngurah berkirim
surat kepada Dea Gurudan Dea Mraja untuk datang ke Mataram, tetapi undangan itu
ditolak, karena datang ke Mataram berarti mati. Penolakan surat tersebut sangat menyakitkan hati
raja. Maka siasat lamapun dijalankan,
"Pecah dan Kuasai".
Ø Perlawanan
Kalijaga Atas berbagai pertimbangan, akhirnya surat pemanggilan tersebut
dipenuhi. Maka diutuslah Raden Kardiyu dim Raden Amir ke Mataram. Sesampainya di Mataram,
mereka diterima oleh Patih Gusti Wanasara.
Meskipun tanpa bukti, mereka dituduhmemberontak. Kemudian mereka diikat dan
dibawa ke Sema(Kuburan Bali) untuk menjalani hukuman mati. Ternyata merekatidak
mempan senjata. Gusti Wanara melaporkan kejadian yang sangat aneh ini kepada
Raja. Rajapun mengampuni keduanya dengan syarat agar supaya mereka berdua
bersedia menangkap Dea Raja dan Dea Guru dalam keadaan hidup atau mati.
Demikianlah, Mamben dan Korleko pun menyerang Kalijaga. Namun serangan itu
dapat ditahan oleh Kalijaga. Raden Amir dan Raden Kardiyu tersadar, bahwa
mereka harus berpihak kepada Kalijaga. Akhirnya mereka pun berbalik melawan
Mataram. Mereka berencana menyerang kedudukan Mataram di Pringgasela
dengan beberapa strategi: -Dari
Barat Daya dipimpin oleh Dea Mraja dibantu oleh Raden Kardiyu, Mamiq Lisah,
Mamiq Putra, Pun Kebiandan Raden Nuna Darmasih.-Dari Arah Timur dipimpin oleh Dea Guru dibantu ol,eh Raden Amir, Pe
Sumping, Mamiq-Dalu, Papuq Lokah, Amaq Kedian, Mamiq Mesir, dan Pe Rumah.Ketika
peperangan berlangsung, RadenAmir dan RadenKardiyu ingat janjinya sehingga
berbalik melawan Kalijaga. RadenAmir, Raden Kardiyu, Pe Sriyaman yang
membela Mataram memukul mundur pasukan.
Kalijaga untuk kemudian membakar Kalijaga. Dea Meraja dan puterinya
Raden Muna Darmasih melarikan diri naik
perahu ke Bima, sedangkan Dea Guru bersama putrinya, Dende Aminah dan
beberapa orang pengiringnya bersembunyi di dalam sebuah goa di hutan
Bungus Bawi, namun musuh dapat menemukannya, sehingga mereka dapat dibunuh.
7.8.Mataram
Menegakkan Kekuasaan
Sistem pemerintahari yangdigunakan pada masa itu adalah pemberian
hak otonomi terbataskepada desa di wilayah Timur Juring. Setiap desa
mengangkat para
pemuka desa untuk memungut upeti dan
pajak, tetapimereka mendapat pengawasanlangsung dari seorang Bali.Untuk
memantapkan danmenegakkan kekuasaannya, Anak Agung membuat
peraturan- peraturan sebagai berikut:
Ø Peraturan
tentang pertanahan.
Ø Menghapus
gelar "Raden" bagiorang Sasak.
Ø Menghapus
prasasti dan silsilah bagi orang Sasak
Ø Memperluas perjudian
sabung Ayam. Pembagianhartapeninggalandidasarkanpatriarkat dalam pengertian
bahwa jika seseorang meninggal dengan tidak mempunyai anak laki-laki, maka
harta peninggalannya itu menjadi hak milik raja).
Ø Pemberian
gelar "Jero" bagi pimpinan Sasak.
Ø Pemerasan
tenaga kerja untuk pengabdian kepada raja.
7.9.Runtuhnya
Kerajaan Mataram
Atas
Kondisi tersebut, parapemuka SasakmemintapemerintahHindia-Belanda untuk ikut campur dalam menangarii perangLombok. Setelah
menerima permintaan bantuan persenjataan bagirakyat Sasak, pemerintah Belanda
mengirimkan utusannya untuk melihat secara langsung keadaan orang-orang
Sasak. Dalam peninjauannya di Pulau Lombok itu, Liefrinck
melaporkan keadaanyang sesungguhnya, yaitu
terjadi berbagai penderitaan sepertiterjadinya bencana kelaparan dan wabah
penyakit yang menimpaorang-orang Sasak.Laporan dari Liefrinck, utusan
pemerintah Belanda tersebut,sangat
berpengaruh atas pemerintahan dan kekuasaan Bali diLombok. Laporan ini
ditanggapi dengan sangat teliti oleh pemerintahBelanda di Batavia. Belanda pun sangat perlu untuk ikut
campur menyelesaikan perang Lombok.Belanda berupaya untuk mempertemukan
orang Sasak danMataram, akan tetapi menemui jalan buntu. Akhirnya
Belandamengeluarkan ultimatum yang memberatkan Mataram. Padamulanya Mataram
menolak permintaan tersebut, akan tetapikemudian meminta menunda jawaban. Pihak
Mataram selalumengulur-ulur waktu. Melihat gelagat tersebut, Belanda
mendaratkan pasukannya di Ampenan. Maka man tidak mau, ultimatum
tersebutharus diterima.Setelah itu, Belanda menggelar pasukannya danmemindahkan
markasnya di tanah lapang di muka Pura Meru agar pembicaraan berjalan
cepat dan lancar. Belanda memaksa pihak Mataram untuk menandatangani surat
perjanjian yang disaksikan oleh pemuka-pemuka Sasak. Jenderal Van Ham menemui
para pemuka Sasak tersebut di Sisik Labuhan Haji, dan meminta mereka agar
datang ke Cakranegara. Akan tetapi pemuka-pemuka Sasak menolak undangan
tersebut. Setelah mendapat penjelasan secara langsung dari Panglima
pasukan, akhirnya para pemuka Sasak menyepakati
untuk datang ke Mataram dengan mengirim dua orang utusan.Adapun isi perjanjian
antara Mataram dan Belanda yangtertanggal 7 Juni 1843M sebagai berikut:
a)
Mataram mengakui kedaulatan Belanda atas pulau Lombok.
b)
Mataram tidak lagi melakukan hak adat tawan karang.
c)
Mataram akan melindungi kepentingan perdagangan Belanda
d)
Mataram tidak lagi kontak atau melakukan perjanjian
dengan bangsa kulit putih lainnya.
e)
Sebagai imbalan-Mataram diberi hak otonomi penuh oleh Belanda
dalam melaksanakan pemerintahan di Lombok.Kedatangan utusan Sasak tersebut justru meninggalkan permasalahan baru. Mereka justru
meninggalkan tempat perundingandan memulai peperangan. Keadaan ini menyebabkan
banyak pasukan Belanda meninggal, salah satunya Jenderal Belanda adalah
JenderalVan Ham.Pada tahap selanjutnya, Belanda mengirim
ekspedisi yangsempurna dan melakukan penyerangan terhadap Mataram
dari berbagai penjuru. Serangan Pada tahun 1894 M tersebut berhasilmenghancurkan dan membakar puri hingga hampir
rata dengan tanah. Mataram kemudian dapat ditaklukkan.Peristiwa penting yang
terjadi pada waktu itu ialah ditemukannya keropak(naskah lontar) Desa warnama
yang kemudian terkenal dengan nama Negarakertagama. Menurut Brandes, naskahini
diketahui sebagai satu-satunya naskah yang berisi gambaran paling lengkap
tentang kerajaan Majapahit.
7.10. Perang Lombok
7.10.1.Latar Belakang
Perang Lombok
Dikeluarkannya berbagai peraturan oleh kerajaan Mataram yang bertujuan untuk
memantapkandan menegakkan kekuasaannya, telah membawa kesengsaraan dan penderitaan bagi
rakyat Sasak. Adapun peraturan tersebut di antaranya:(1) peraturan tentang pertanahan, (2) MENGHAPUS GELAR "RADEN" BAGI ORANGSASAK,
(3) MENGHAPUS PRASASTI DAN SILSILAH BAGI ORANG SASAK, (4)memperluas perjudian
sabung ayam, (5) pembagian harta, peninggalan,
(6) pemberian gelar "Jero" bagi pimpinan Sasak, (7) pemerasan
tenaga kerja untuk pengabdian kepada raja.S ebelumnya, peperangan demi
peperangan dilakukan oleh orang Sasak untuk menyerang orang Bali tetapi tidak
pernah berhasil karena tidak ada persatuan. Peperangan tersebut adalah:1.Peperangan Praya I, yang dipelopori oleh
keturunan Arya Banjar.2.Peperangan
Kopang dengan gugurnya seorang pahlawan Sasak Mamiq Mustiasih, adik dari
Mamiq Mustiaji.3.Peperangan
Batukliang dengan gugurnya pemuka desa Batukliang Jero Ginawang.4.Peperangan Sakra yang dipimpin oleh Mamiq
Nursasih dan TuanGuru Haji Ali.Peristiwa-peristiwa tersebut
mengakibatkan kekuasaan Bali diLombok
semakin melemah, karena di sisi lain mereka juga disibukkan dengan mengirim
bala bantuan ke Karangasem Bali yang sedang berperang dengan kerajaan
Klungkung.
7.10.2.Perlawanan Praya
Pada tangga l8Agustus 1891
M (2Muharram 1309 H) Mataram Guru Bangkol (Guru Ismail) bergerak
menuju medan pertempuran di Pakukeling dekat Kediri. Adapun sebab-sebab pemberontakan
Praya adalah: (1) pemerintahan Mataram semakinsewenang-wenang, (2) dendam sejak Perang Praya I, (3)terbunuhnya seorang ulama bernama Guru yang oleh
perbekel Bali diPraya tanpa kesalahan yang nyata. Dari sebab tersebut, yang
palingmenyakitkan adalah sebab yang ketiga, ketika Guru Bangkol meminta
keadilan, ditolak oleh raja Mataram, maka diputuskan untuk mengangkat
senjata.Pertempuran di Pakukeling, pasukan Guru Bangkol berhadapan dengan pasukan A.A. Made
Karangasem, putra sulung Anak Agung Gde Ngurah Karangasem. Pada pertempuran
tersebut pasukan Bali dengan persenjataan yang lengkap dapat menghalau Guru
Bangkol sampai ke Praya (H. Lalu Lukman,2007). Pasukan Bali melanjutkan penyerangan, akan tetapi Praya
telah dikosongkan.Semua pasukan mengungsi ke desa-desa di sekitamya, kecuali:
GuruBangkol, Mami, Sapian, Haji Yasin, Mami' Diraja, Amaq Gewar,Amaq Semain,
dan seorang lagi, Amaq Tombok yang tetap mempertahankan masjid Praya.Kota Praya
tetap dikepung, namun ketujuh orang yang menjaga masjid berganti-ganti untuk
memerangi musuh yang mengepung masjid. Jika sudah lelah melayani musuh, lalu
diganti dengan yang lain. Selama berminggu-minggu orang Bali mengepung masjid
Praya, namun tidak dapat juga direbut. Orang-orang Bali tidak berani maju dan selalu mengandalkan orang-orang Sasak yang masih
setia kepada mereka untuk menjadi pemuka dalam pertempuran.Sebuah keanehan
terjadi, meskipun dikepung selama berminggu-minggu oleh pasukan Bali
beserta bantuan pasukanSasak, mereka tetap tidak mampu menguasai Praya.
Sebenarnya strategi yang dipergunakan oleh tujuh pahlawan tersebut adalahdengan
membuat sebuah bubungan yang digerak-gerakkan olehorang-orang bersenjata,
sehingga semuanya tampak bergoyangdahsyat.Akhirnya secara
berangsur-angsur, rakyat yang telahmengungsi
kembali memasuki kota untuk mempertahankan kotaPraya. Hal ini menimbulkan
kecurigaan Anak Agung Made terhadapkesetiaan pasukan Sasak yang
membantunya.Karena kesal, ia mengeluarkan ancaman: jika pemberontakanPraya
selesai, maka semua Haji, semua Guru, dan semua pemukaSasak akan dimusnahkan.
Sedangkan yang lainnya akandiseberangkan ke Bali dan ditempatkan di
lereng-lereng gunung danhutan di Bali. Ancaman tersebut secara berturut-turut
dilakukanterhadap:1.Praya.Memanggil
Mamiq Ardita yaitu keluarga dari Guru Bangkoldengan tuduhan yang dibuat-buat
kemudian disingkirkan.2Batukliang.Memanggil
Mamiq Wirata (Jero Buru) keluarga MamiqGinawang karena tidak lagi dianggap
setia kepada raja Bali, laludibawa ke Cakranegara dan semuannya dibunuh.3. Kopang.Mamiq Mustiaji dari Kopang dan Mamiq
Mustiasih besertadua orang pengikutnya yang bernama Haji Husen alias GuruImam
dan Jero Ginawa alias Mamiq Ramelah. Tetapi merekadapat meloloskan diri pulang
kembali ke Kopang.4.Sakra.Tuan Guru
Haji Ali dari Sakra, yang setia membantu Anak Agung Made dalam menyerang
Praya, tetapi beliau mampumeloloskan diri pulang ke Sakra.
7.10.3. Persatuan Sasak
Kegagalan-kegagalan yang selama ini dialami oleh
rakyatSasak ternyata karena memang belum adanya persatuan. Melalui perundingan
di Kopang akhirnya mereka mau bersatu untuk menata dan menyusun strategi
serta melakukan perlawanansecara
menyeluruh terhadap kekuasaan Bali. Para pemuka Sasak yang mengadakan pertemuan di desa Kopang dan
sekaligus bertanggungjawab atas wilayahnya antara lain:1. Mamiq Mustiaji
dari Kopang.2. Guru Bangkol dariPraya.3. Mamiq Ginawang*dariBatuliang.4. Mamiq Nursasih
dariSakra.5. Raden Melaya Kusumadari
Masbagik.‡6. Raden Wiranom
dariPringgabaya.Dalam musyawarahtersebut diputuskan untuk membantu Praya dan
mengangkat. TuanGuru Haji Ali Batu dari Sakra sebagai panglima perang.
Kemudian para pemuka Sasak mengalihkan perhatian Anak Agung memperluasmedan
perang, bukan saja di kota Praya. Aturan penyeranganditetapkan sebagai berikut:
Ø Penyerangan ke
Pringgarata dilakukan oleh pasukan Masbagik, Rarang dan Kopang. Pertempuran pun
berkecamuk di sebelah barat
Pringgarata, di desa Sintung. Di desa Sintung tersebut Pewanga Anak Agung dan pengiringnya diserang sampai kocar-kacir. Tetapi
Anak Agung dapat meloloskan diri., Sebuah pecanangan direbut oleh pasukan
Kopang yang dipimpin oleh Haji Abas, lalu dibawa ke Kopang sebagai bukti.
Ø Penyerangan
pasukan Bali di Praya ditangani oleh pasukan Sakradi bawah pimpinan Tuan Guru
Haji Ali. Setelah berhasil merebut Puyung, tepatnya di desa Peku Keling dekat Kediri, Tuan GuruHaji Ali terluka. Beliau lalu dibawa kembali ke
Sakra. Anak Agung berhasil meloloskan diri ke Narmada. Semua orang Bali
ditugaskan oleh Anak Agung menjadi pengamat dan pengawas di setiap desa. Semua
orang dibunuh, kecuali beberapa penduduk desa yang karena hubungan baik
dibiarkan tetap hidup, namun haru~,meninggalkan desa itu.Pihak Bali di Lombok
kemudian mendatangkan sebanyak 1.200
orang dibawah pimpinan Gusti Jelantik, putra dari Raja Karangasem Bali. Pasukan
inilah yang balik menyerang dengar.Menguasai desa demi desa hingga jauh masuk
ke Timur Juring,kecuali Praya yang sulit dijebol. Serangan juga diarahkari
sampai ke Mujur dengan sasaran akhir Sakra. Sedangkan di sebelah utara, prajurit Mataram memporak-porandakan
Mantang, Kopang, Rarang,Suradadi hingga ke Kotaraja dengan sasaran akhir
Masbagik dan Pringgabaya. Akibat serangan pasukan Bali ini, seorang pahlawan Sasak
yang bernama Mamiq Mustiasih, adik dari Mamiq Mustiaji gugur. Setelah itu pertempuran agak mereda, namun masing-masing pihak
tetap dalam keadaan waspada.Dengan luasnya wilayah yang terlibat sehingga
peperanganini disebut Perang Lombok Pada masa ini penderitaan panjangdialami
oleh masyarakat Sasak. Sawah ladang terbengkalai. sehinggaterjadi kekurangan
bahan makanan dan kelaparan pun terjadid imana-mana.
7.10.4.Meminta Bantuan
Dalam Pertemuan pemuka-pemuka Sasak di Kopang tanggal9 Desember 1891
M (bulan ketujuh Jumadil Awal 1309
H) jugamemutuskan untuk minta bantuan persenjataan ke Belanda yang adadi Bali,
karena terbukti bahwa pihak Mataram melakukan kontak dengar Inggris di
Singapura untuk pembelian senjata dalam melawanorang-orang Sasak. Adapun sura
tersebut ditandatangani padatanggal 9 Desember 1891 M oleh ketujuh pemuka Sasak yaitu DjeroMudtiadji, dari
Kopang, Guru Bangkol dari Praya, Mamiq Noersasihdari Sakra, Mamic Ginawang dari
Batukliang, Raden Ratmawa dari Rarang,
Mamiq Wiranom dari Pringgabaya dan Raden MalayaKoesoema dari Masbagik Surat
tersebut semakin memperkuat alasan Belanda untuk ikut campur menyelesaikar
permasalahan di Lombok. Akan tetapi pihak Belanda di bawah pimpinan GGMC.
Pijnacker Hordijk tidak dapat berbuat apa-apa. Hal itu disebabkan oleh
beberapa hal:
a. Padahal
perjanjian 7 Juni 1843M menyatakan bahwa "pulauSelaparang adalah
milik dan kepunyaan Gubernemen Belanda"
b. Sibuk
menghadapi perang Aceh dan takut kepada Inggris.Sementara
pelanggaran-pelanggaran pihak Mataramdibiarkan seperti:
·
Tahun 1891 M Mataram mengirim bantuan ke Bali
untuk membantu Karangasem melawan Klungkung tanpa pemberitahuan Gubernur
Jenderal.
·
Pemberontakan2Agustus 1891 M tidak dilaporkan oleh Mataram kepada Belanda.
·
Februari 1892M, kontrolir Liefrinck bermaksud datang keMataram, tetapi ditolak oleh raja.
·
Anjuran Belanda supaya Mataram tidak mengimpor
senjatadengan menggunakan kapal laut tidak dihiraukan.
·
Mei 1982M
residen Bali dan Lombok datang ke Lombok meminta
keterangan tentang pengaduan orang Sasak ditolak oleh raja. .
·
Raja
Mataram berusaha agar Inggris turut campur ke dalammasalah kontrak tahun 1843M.
Kemudian kembali lagi Belandaikut campur tahun 1893M yang diwakili oleh
Hordijk untuk mendamaikan rakyat Sasak dengan Mataram. Tetapi ditolak oleh
Mataram. Kali ini Raad van Indie marah dan
menempuh jalan kekerasan.Kontrolir Liefrinck kemudian mengambil
inisiatif dengan mendarat lewat Labuhan
Haji (sebuah pantai di sebelah selatan Lombok Timur). kemudian melaporkan
bahwa:
·
Di Lombok rakyat Sasak terancam kelaparan
·
Aktivitas
penyerangan dari rakyat Sasak sudah berkurang danhanya bertahan di pos masing-masing.
·
Pos-pos rakyat di Praya setiap hari mendapat serangan
dariMataram sementara rakyat kelaparan.
·
Pemimpin-pemimpin dan rakyat Sasak telah bertekad tidak
akanmenyerah terhadap Mataram.
·
Di
pihak A.A. Made bertekad sehabis perang akan membunuhsemua pemimpin Sasak terkemuka dengan keluarganya serta parahaji agar
tidak ada yang menganjurkan pemberontakan.
·
Menurut Liefrinck rencana A.A. Made pasti akan
dilaksanakan,terbukti
dengan pemanggilan dua orang pemuka Sasak dibunuh oleh A.A. Made.
7.10.5.Tuntutan Belanda
Mengetahui laporan tersebut, Gubernur Jenderal
memutuskan untuk ikut
campur yang tidak dapat ditunda lagi. Pada tanggal22 Mei 1894
M, Gubernur Jenderal mengirim surat kepada menteri koloni Bergsma bahwa Belanda
akan campur tangan untuk memperbaiki nasib rakyat Sasak. Akan tetapi sebelum
menggunakankekerasan Gubernur Jenderal Van Der Wijck memerintahkan residen Bali
dan Lombok untuk menuntut Mataram sebagai berikut:
·
Raja Mataram minta maaf dan menyatakan penyesalannya
atas perbuatan raja yang tidak senonoh kepada Gubernur Jenderal.
·
Raja Mataram akan menuruti perintah Gubernur Jenderal
dengan tepat
·
Penerimaan
campur tangan dalam keadaan yang rumit diLombok.Berdasarkan
laporan dari J.H. Liefrinck, Gubernur Jenderal diBetawi memerintahkan residen
di Singaraj a untuk datang sendiri keMataram membawa surat tuntutan (ultimatum)
yangkeberangkatannya terjadi pada tanggal 27 Mei 1894 M. Upaya perundingan yang diprakarsai oleh Belanda
untuk mempertemukanorang Sasak dengan Mataram Berakhir buntu. Orang-orang
Sasak meminta orang-orang Bali dipulangkan ke negerinya.
Kemudian pada tanggal 9 Juni 1894
M residen menyerahkan tuntutan yang bunyinya:
1. Permintaan
maaf yang sebesar-besarnya atas sikap yang kurang pantas yang selalu
diambil terhadap Gubernemen dan petugas- petugasnya.
2. Jaminan
terhormat, agar pemerintah kerajaan (Vorsten Bestuur)selalu ditaati pihak
Mataram. Pihak Mataram harus mengikutisegala "perintah dari Gubernur Jenderal sebagai
pelaksana dari pemerintah atas seluruh Hindia Belanda, Di Mana Lombok Termasuk Bagian Dari Kekuasaannya.
3.
Anak Agung Made Diminta Untuk Bertanggungjawab
Dan Bersedia Untuk Diasingkan Ke Pulau Lain.
4.
Menggunakan
Perantara Residen Untuk Mengakhiri Kekacauan Dilombok Dan Berjanji Akan Tunduk Dibawah peraturan yangdikehendaki oleh
residen, demi kepentingan tugas.
5.
Peletakan jabatan raja yang sudah tua digantikan
oleh penggantinya yang sah.
6.
Kesediaan untuk melaksanakan penandatanganan kontrak
politik yang baru, sesuai dengan kehendak Gubernur Jenderal.
Pembayaran
semua ongkos ekspedisi.Tuntutan-tuntutan tersebut di atas harus dijawab oleh
raja dalam waktu 3hari. Pada tanggal 11 Juni 1894 M, raja meminta penundaan jawaban dalam
waktu yang tidak terbatas. Permintan iniditolak pihak Belanda, karena pada
tanggal 13Juni 1894 M, residen berangkat
meninggalkan Lombok dan kembali ke Singaraja dengan tidak membawa hasil apapun.
Belanda kemudian mengirimkan pasukan untuk memerangi kerajaan Mataram di
Lombok. Dalam bulan agustus 1894
M, Belanda mengirimkan kapal perang-dengan pasukan bersenjata lengkap di
bawah pimpinan Jenderal Van Ham, para perwira kebanyakan terdiri dari
orang-orang Belanda,sedangkan serdadunya terdiri dari orang Jawa, Ambon dan
Manado.
7.10.6. Terbunuhnya Anak Agung Made
Dalam Keadaan siap gempur tersebut, pasukan Belandaditurunkan dari kapal ke pantai
sebelah utara Ampenan, di sekitar Pondok
Prasi. Sedangkan para pemimpinnya menghadap raja dengan permintaan supaya.pihak
kerajaan takluk dan menandatangani surat penyerakan. Melihat kekuatan
pihak Belanda yang tidak mungkinterkalahkan, maka raja terpaksa menyetujui
untuk berdamai, dengansyarat diantaranya bahwa pihak Belanda masih mengakui
kedaulatankerajaan Mataram atas Pulau Lombok. Kerajaan Mataramdibebankan ganti
rugi sebesar 1 juta Gulden, sedangkan penyerahanAnak Agung Made Karang Asem
tidak terlaksana karena ketikaterjadi pergolakan politik itu ia meninggal
dunia.Berita tentang kematian Anak Agung Made sendirimengandung
teka-teki sampai kini. Di masyarakat beredar beberapaspekulasi tentang kejadian yang menyebabkan tewasnya anak rajayang saat
itu menjadi incaran Belanda tersebut. Berikut akandiuraikan secara garis besar
beberapa versi tersebut:
a.
Anak Agung Made telah melakukan Gamia Gamana
(melakukanhubungan badan dengan salah satu anggota keluarganya), makamenurut
hukum kerajaan mereka harus dihukum mati, meskipun pelakunya anggota
keluarga raja.
b. Menurut
Belanda dalam buku "Lombok Expeditie" tulisan W.Cool tahun 1896
M, bahwa Anak Agung Made tewas karena terbunuh dengan keris.
c.
Anak Agung Made Karangasem, tidak rela diserahkan
keBelanda, karena ia adalah seorang kasta ksatria, maka lebih baik mati.
la diduga bunuh diri.Dengan demikian terjadilah perdamaian itu, maka
kedua belah pihak bersepakat untuk mengadakan upacara peringatan
yang juga dihadiri oleh pemuka-pemuka Sasak yang dilangsungkan padatangga126 Agustus 1894 M. Pasukan Belanda yang diturunkan dari kapal membuat perkemahan di
sebelah barat Karang Jangkong dansebagian menduduki posisi di tanah lapang di
muka Pura Meru yang berhadapan dengan Puri Ukir Kawi di Cakranegara.
7.10.7.Sebab Kekalahan Mataram
§ Mulai tumbuh kesadaran di kalangan
orang Sasak akan pentingnya makna
persatuan.
§ Sejak terjadi peperangan antara
Mataram-Sasak, kerajaanMataram tidak pemah
mendapat bantuan secara tulus dari para pendukungnya.
§ Pada akhir
pemerintahan raja tua, A.A. Gde Ngurah Karangasemtidak mampu mengendalikan
salah seorang anaknya, A.A. Made,yang terlalu memburu harta. Sedangkan putra
mahkota, A.A.Ketut Karangasem, tidak berdaya.
§ A.A. Made dan
A.A. Ketut Karangasem merasa malu. Kenyataan bahwa ketika perang di Praya
selama tiga bulan melawan tujuhorang saja mereka tidak mampu menang, padahal
pihak Matarammenggunakan berbagai persenjataan modem, hal itu menurunkan moral
pihak Mataram.
§ Orang-orang
Sasak yang membantu Bali tergetar hatinya uanruntuh moralnya ketika mendengar
kumandang jihad fisabilillah.Akibatnya banyak orang Sasak yang berbalik haluan
danmembangun Sasak bersatu.
§ Orang Sasak
keberatan dikirim berperang melawan KlungkungBali.
§ Dalam beberapa
peperangan yang mendatangkan malapetaka, pihak Mataram selalu meminta bantuan
dari Bali. Di sisi lain, diBali sendiri terjadi perang antar kerajaan.
§ Jasa jasa
baik Belanda untuk menawarkan perdamaian ditolak oleh Mataram.
Meskipun ada tulisan yang menjelaskan tentang keberadaan kerajaan di bumi sasak, tetapi kenyataannya bukti sejarah seperti istana raja, kitab perundang-undangan serta situs-situs yang berkaitan dengan kerajaan-kerajaan yang dimaksud koq sampai saat ini tidak ada. berarti kita orang-orang lombok hanya sebagai masyarakat yang terjajah dan terpecah-pecah membentuk kelompok, bukan kerajaan. Maafkan.
BalasHapusmmm... untuk posting sejarah seperti ini, lebih lengkap di : http://www.scribd.com/doc/52933387/100/E-PEMBERONTAKAN-TUBAN-LOMBOK-TENGAH, coba deh
HapusKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
HapusKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
..ya kamu aja dah yg minta bantuan dukun..itu semua palsu..penipuan...
HapusSurya alam itulah nama lain dr assyeh sulton iskandar zukarnain yg pertama kali masuk di lombok dan membuka pemerintahan yg mrupakan salah satu cucu dr nabi Muhammad SAW
BalasHapusLoang sorok...klo di buka habis sejarah krajaan sasak banyk yg tdk percaya krn tdk smua org mengerti Al-Qur'an dan hadis terlebih kitab selaparang yg di tulis oleh kbanyakan waliyullah yg menyebarkn agama ke sluruh penjuru dunia "yg terpilih", jgn putus asa banyk blajar ke arah timur kmudian ke arah utara spt kata surat Al-Kahfi yg membahas lombok dan Rinjani dlm Al-Qur'an... selebihnya akn anda temukn jika anda trus blajar dan belajar pd org yg tepat...slmat...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSAng SAKa merah putih brasal dr kata suku SASAK..stelah Presiden Soekarno 10 th blajar di lombok ttg ketauhidan dan bliau brani mengibarkan bendera merah putih pd hr jum'at ,suku SASAK lahir dr kata SAksi SAk Kuase..
BalasHapusApapun argumentasinya, sebaiknya sertakan referensi sebagai pendukung. Selama ini kita hanya mendapat informasi kerajaan sasak dari cerita lisan yang belum bisa dipastikan kebenarannya secara keilmuan. Apakah benar ada kerajaan lombok..?? Rujukan pertama orang akan mencari peninggalan sejarah keberadaan kerajaan lombok.
Hapussaya orang sasak tulen.. jika boleh saya bertanya... sebenarnya babad setiap daerah yang di tulis orang terdulu tersimpan di mana..?? salah satunya babad "sakre" karena saya orang sakre.
BalasHapusmohon jawabanya. terimakasih
Semua Babad sasak terkumpul 1 dalam kerajaan selaparang rinjani
HapusTerima kasih atas unggahannya! Sangat bermanfaat. Saya sering nonton wayang sasak, cupak, dll. Semasih kecil dulu, namun ceritranya baru masuk akal sekarang.
BalasHapusM.
Sedurung tiang matur,tiang nunas agung2 ampure.sebenarnya di lombok tidak ada yg namanya kerajaan.cuman yang ada hanya datu2 yg di beri kuasa.kanyak datu pejanggik.datu langko.datu peraye.datu sakre dll.matur tanpiasih ring desa suradadi
BalasHapustiang nunas agung agung ampure lamun tiang salaq, bukti dari kerajaan lombok kebanyakan telah dibakar dan dibumi hanguskan saat perang antar denga kerjaan karang asem bali saat itu. saat dimana kerajaan karang asem bali telah menduduki sebagian wilayah lombok.
Hapus